LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH
PENGUKURAN pH TANAH
DISUSUN
OLEH :
Nama
: Raymon damson
Nim :
D1A011043
Kelas
: Agroekoteknologi b
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
JAMBI
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATARBELAKANG
Tentang
pH Tanah
pH
adalah tingakat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan
menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0
hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai contoh, jus
jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air laut dan cairan
pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di sebut sebagai alkaline) dengan nilai
pH 7 – 14. Air murni adalah netral atau mempunyai nilai pH 7.
Pentingnya pH tanah
pH
tanah atau tepatnya pH larutan tanah sangat penting karena larutan tanah
mengandung unsur hara seperti Nitrogen (N), Potassium/kalium (K), dan Pospor
(P) dimana tanaman membutuhkan dalam jumlah tertentu untuk tumbuh, berkembang,
dan bertahan terhadap penyakit.
Jika
pH larutan tanah meningkat hingga di atas 5,5; Nitrogen (dalam bentuk nitrat)
menjadi tersedia bagi tanaman. Di sisi lain Pospor akan tersedia bagi tanaman
pada Ph antara 6,0 hingga 7,0.
Beberapa
bakteri membantu tanaman mendapatkan N dengan mengubah N di atmosfer menjadi
bentuk N yang dapat digunakan oleh tanaman. Bakteri ini hidup di dalam nodule
akar tanaman legume (seperti alfalfa dan kedelai) dan berfungsi secara baik
bilamana tanaman dimana bakteri tersebut hidup tumbuh pada tanah dengan kisaran
pH yang sesuai.
Sebagai contoh, alfalfa tumbuh
dengan baik pada tanah dengan pH 6,2 hingga 7,8; sementara itu kedelai tumbuh
dengan baik pada tanah dengan kisaran pH 6,0 hingga 7,0. Kacang tanah tumbh
dengan baik pada tanah dengan pH 5,3 hingga 6,6. Banyak tanaman termasuk
sayuran, bunga dan semak-semak serta buah-buahan tergantung dengan pH dan
ketersediaan tanah yang mengandung nutrisi yang cukup.
Jika
larutan tanah terlalu masam, tanaman tidak dapat memanfaatkan N, P, K dan zat
hara lain yang mereka butuhkan. Pada tanah masam, tanaman mempunyai kemungkinan
yang besar untuk teracuni logam berat yang pada akhirnya dapat mati karena
keracunan tersebut.
Herbisida, pestisida, fungsisida dan
bahan kimia lainnya yang digunakan untuk memberantas hama dan penyakit tanaman
juga dapat meracuni tanaman itu sendiri. Mengetahui pH tanah, apakah masam atau
basa adalah sangat penting karena jika tanah terlalu masam oleh karena
penggunaan pestisida, herbbisida, dan fungisida tidak akan terabsorbsi dan
justru akan meracuni air tanah serta air-air pada aliran permukaan dimana hal
ini akan menyebabkan polusi pada sungai, danau, dan air tanah.
1.2 Tujuan
Praktikum
1. Agar
mahasiswa mengerti cara mengukur pH tanah.
2. Memghitung
muatan Kcl pada tanah
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.[1]Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk powerp[2] (pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat)[3], dan ada pula yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif"[4].
Air murni bersifat netral, dengan pH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali. Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran, pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam frekuensi yang lebih rendah.
pH
pH didefinisikan sebagai minus logaritma dari aktivitas ion hidrogen dalam larutan berpelarut air.[5] pH merupakan kuantitas tak berdimensi.

Definisi ini pada dasarnya tidak praktis karena aktivitas ion hidrogen merupakan hasil kali dari konsentrasi dengan koefisien aktivitas. Koefisien aktivitas ion hidrogen tunggal tidak dapat dihitung secara eksperimen. Untuk mengatasinya, elektrode dikalibrasi dengan larutan yang aktivitasnya diketahui.
Definisi operasional pH secara resmi didefinisikan oleh Standar Internasional ISO 31-8 sebagai berikut: [6] Untuk suatu larutan X, pertama-tama ukur gaya elektromotif EX sel galvani
elektrode referensi | konsentrasi larutan KCl || larutan
X | H2 | Pt
dan kemudian ukur gaya
elektromotif ES sel galvani yang berbeda hanya pada
penggantian larutan X yang pHnya tidak diketahui dengan larutan S yang pH-nya
(standar) diketahui pH(S). pH larutan X oleh karenanyaPerbedaan antara pH larutan X dengan pH larutan standar bergantung hanya pada perbedaan dua potensial yang terukur. Sehingga, pH didapatkan dari pengukuran potensial dengan elektrode yang dikalibrasikan terhadap satu atau lebih pH standar. Suatu pH meter diatur sedemikiannya pembacaan meteran untuk suatu larutan standar adalah sama dengan nilai pH(S). Nilai pH(S) untuk berbagai larutan standar S diberikan oleh rekomendasi IUPAC.[7] Larutan standar yang digunakan sering kali merupakan larutan penyangga standar. Dalam prakteknya, adalah lebih baik untuk menggunakan dua atau lebih larutan penyangga standar untuk mengijinkan adanya penyimpangan kecil dari hukum Nerst ideal pada elektrode sebenarnya. Oleh karena variabel temperatur muncul pada persamaan di atas, pH suatu larutan bergantung juga pada temperaturnya.
Pengukuran nilai pH yang sangat rendah, misalnya pada air tambang yang sangat asam,[8] memerlukan prosedure khusus. Kalibrasi elektrode pada kasus ini dapat digunakan menggunakan larutan standar asam sulfat pekat yang nilai pH-nya dihitung menggunakan parameter Pitzer untuk menghitung koefisien aktivitas.[9]
pH merupakan salah satu contoh fungsi keasaman. Konsentrasi ion hidrogen dapat diukur dalam larutan non-akuatik, namun perhitungannya akan menggunakan fungsi keasaman yang berbeda. pH superasam biasanya dihitung menggunakan fungsi keasaman Hammett, H0.
Umumnya indikator asam-basa sederhana yang digunakan adalah kertas lakmus yang berubah menjadi merah bila keasamannya tinggi dan biru bila keasamannya rendah
Selain menggunakan kertas lakmus, indikator asam basa dapat diukur dengan pH meter yang bekerja berdasarkan prinsip elektrolit / konduktivitas suatu larutan.
p[H]
Menurut definisi asli Sørensen [2], p[H] didefinisikan sebagai minus logaritma konsentrasi ion hidrogen. Definisi ini telah lama ditinggalkan dan diganti dengan definisi pH. Adalah mungkin untuk mengukur konsentrasi ion hidrogen secara langsung apabila elektrode yang digunakan dikalibrasi sesuai dengan konsentrasi ion hidrogen. Salah satu caranya adalah dengan mentitrasi larutan asam kuat yang konsentrasinya diketahui dengan larutan alkali kuat yang konsentrasinya juga diketahui pada keberadaan konsentrasi elektrolit latar yang relatif tinggi. Oleh karena konsentrasi asam dan alkali diketahui, adalah mudah untuk menghitung ion hidrogen sehingga potensial yang terukur dapat dikorelasikan dengan kosentrasi ion. Kalibrasi ini biasanya dilakukan menggunakan plot Gran.[10] Kalibrasi ini akan menghasilkan nilai potensial elektrode standar, E0, dan faktor gradien, f, sehingga persamaan Nerstnya berbentuk![E = E^0 + f\frac{RT}{nF} \log_e[\mbox{H}^+]](file:///C:/Users/Tosshiba/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.gif)
Perbedaan antara p[H] dengan pH biasanya cukup kecil. Dinyatakan bahwa[11] pH = p[H] + 0,04. Pada prakteknya terminologi p[H] dan pH sering dicampuradukkan dan menyebabkan kerancuan.
pOH
pOH kadang-kadang digunakan sebagai satuan ukuran konsentrasi ion hidroksida OH−. pOH tidaklah diukur secara independen, namun diturunkan dari pH. Konsentrasi ion hidroksida dalam air berhubungan dengan konsentrasi ion hidrogen berdasarkan persamaan
[OH−] = KW /[H+]
dengan KW adalah
tetapan swaionisasi air. Dengan menerapkan kologaritma:
pOH = pKW − pH.
Sehingga, pada suhu kamar pOH
≈ 14 − pH. Namun hubungan ini tidaklah selalu berlaku pada keadaan khusus
lainnya.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini diadakan di lab ilmu
tanah fakultas pertanian universitas Jambi pada hari rabu, 30 november 2012,
tepatnya pukul 10.00 sampai 11.40.
3.2 Alat dan bahan
Alat-alat
1. pH Meter
2. tabung
media
3. mesin
pengaduk
4. kapas
5. saringan
bahan-bahan
1. sample
tanah
2. air aquades
3. larutan Kcl
3.3
Cara kerja
-
Hancurkan sample tanah hingga halus dan kemudian
saring, agar mendapat tanah yang lebih halus sebanya 10 gr
-
Masukkan ke dalam 2 media tabung untuk dua perlakuan,
yaitu dengan aquades (H2O) dan Kcl.
-
Lalu campurkan 10 ml H20 pada tabung yang satu, dan 10
ml Kcl pada tabung yang satu lagi dan kemudian aduk selama 15 menit secara
bersamaan.
-
Setelah diaduk diamkan selama 15 menit lagi agar tanah
mengendap dibawah.
-
Setelah 15 menit dan tanah terendapkan, maka lakukan
lah pengukuran dengan pH meter pada ke dua perlakuan tersebut dan ukur pH
masing-masing.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Kelompok
|
H2O
|
Kcl
|
PH Kcl- pH H20
|
1
|
4,94
|
3,94
|
-1,00
|
2
|
4,8
|
3,90
|
-0,90
|
3
|
4,98
|
3,99
|
-0,99
|
4
|
4,75
|
3,82
|
-0,88
|
5
|
4,15
|
3,90
|
-0,25
|
6
|
5,04
|
4,02
|
-1.02
|
4.2
Pembahasan
Dari
hasil pengukuran pH diatas dapat kita lihat bahwa tanah di belakang Universita
Jambi memiliki pH yang masam, karen dari hasil diatas pH nya hanya mencapai
dari 4-5, sedangkan pH yang netral adalah 7.
Sedangkan
pH pada larutan Kcl lebih kecil yaitu dimulai dari 3-4 sehingga pada tanah yang
kondisi demikian, tanah harus disuplai bahan organik sesuai kebutuhannya agar
mencapai atau mendekati pH netral, sehingga pada saat pH netral akan menjadi
sangat baik untuk ditanami.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari hasil praktikum diatas dapat dilihat bahwa
lahan didaerah unja memiliki pH yang asam karena pH nya 4 sampai 5 yang berarti
bahwa lahan di sekitar UNJA masih kekurangan bahan-bahan organik yang sangat
baik untuk menaikkan pH.
5.2
Saran
Saat menggunakan alat untuk pengukur pH yaitu pH
meter, lakukanlah dengan hati-hati, karena pH meter adalah alat yang sensitif.
DAFTAR PUSTAKA
1. ^ "The Measurement of pH -
Definition, Standards and Procedures – Report of the Working Party on pH, IUPAC
Provisional Recommendation"]. 26 Oktober 2001. A proposal to revise the
current IUPAC 1985 and ISO 31-8 definition of pH.
2. ^ a b Carlsberg Group Company History
Page, http://www.carlsberggroup.com/Company/Research/Pages/pHValue.aspx
3. ^ University of Waterloo - The pH
Scale, http://www.science.uwaterloo.ca/~cchieh/cact/c123/ph.html
4. ^ Nørby, Jens. 2000. The origin and the meaning of the
little p in pH. Trends
in The Biochemical Sciences 25:36-37
6. ^ Quantities and units – Part 8: Physical chemistry and
molecular physics, Annex C (normative): pH. International Organization for Standardization, 1992.
7. ^ Definitions of pH scales, standard
reference values, measurement of pH, and related terminology. Pure Appl. Chem. (1985), 57, pp
531–542.
8. ^ Nordstrom, DK et al. (2000) Negative pH and
extremely acidic mine waters from Iron Mountain California. Environ Sci
Technol,34, 254-258.
9. ^ Zemaitis, J.F. (26 Oktober 1986). Handbook of Aqueous
Electrolyte Thermodynamics: Theory & Application. Wiley. ISBN 978-0-8169-0350-4. Chapter 4
10. ^ Rossotti, F.J.C. (1965). "Potentiometric
titrations using Gran plots: A textbook omission". J. Chem. Ed. 42:
375–378.
11. ^ Mendham, J.; Denney, R. C.; Barnes, J. D.; Thomas,
M.J.K.; Denney, R. C.; Thomas, M. J. K. (2000), Vogel's Quantitative
Chemical Analysis (edisi ke-6th), New York: Prentice Hall, ISBN 0-582-22628-7 Section 13.23, "Determination of pH"
Masukkan Komentar di bawah