I. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jacq ) merupakan
tanaman penghasil minyak nabati yang dapat diandalkan, karena minyak yang
dihasilkan memiliki berbagai keunggulan dibandingkan dengan minyak yang
dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan tersebut diantaranya tahan lebih lama, tahan terhadap tekanan dan
suhu yang relatif tinggi, dan tidak cepat bau. Minyak nabati tersebut telah
lama dikenal dikalangan industri dan penggunaannya telah berkembang pesat sejak
abad 19.
Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup banyak
dikembangkan di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup
cerah kedepannya.
Minyak nabati merupakan produk utama
yang bisa dihasilkan dari kelapa sawit. Potensi produksinya perhektar mencapai
6 ton pertahun bahkan lebih. Jika dibandingkan dengan tanaman penghasil minyak
lainnya ( 4,5 ton pertahun ), tingkat produksi ini termasuk tinggi. (Oil world
2007)
Berdasarkan kondisi yang timbul, di
Indonesia mulai dari awal perkembangan komoditi ini sampai sekarang ini,
pengembangan kelapa sawit dapat dikelompokan menjadi beberapa masa atau periode
pengembangan. Masa sebelum perang Dunia ke 2 yaitu, tahun 1914-1942 merupakan
awal industri komoditi ini yaitu sejalan dengan pengembangan perkebunan di
Indonesia khususnya di Sumatera. Perkembangan luasan lahan perkebunan di
Indonesia dari 2007 hingga 2011 dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel
1. Luasan dan Produksi Perkebunan Sawit di Indonesia
Tahun
|
Luas Lahan (Juta
Ha)
|
Produksi (Juta
ton)
|
2007
|
6,85
|
17,80
|
2008
|
7,33
|
19,40
|
2009
|
7,53
|
21,39
|
2010
|
8,11
|
21,96
|
2011
|
8,90
|
23,90
|
Sumber :
Komisi ISPO (2012)
Provinsi Jambi salah satu Provinsi di
Indonesia yang tengah gencar dalam mengembangkan produksi kelapa sawit.
Perkebunan kelapa sawit di Provinsi Jambi sangat tersebar luas dan mengalami
peningkatan yang cukup baik. Namun dari hal tersebut tidak luput dari manajemen
pengelolaan yang baik, dalam hal ini contohnya pada perusahaan perkebunan
kelapa sawit PT.Sari Aditya Loka yang ada di provinsi Jambi.
PT. Sari Aditya Loka-1 merupakan anak
perusahaan PT. Astra Agro Lestari Tbk yang bergerak dibidang perkebunan kelapa
sawit. Pada tahun 1987 PT. Sari Aditya Loka-1 mengawalinya dengan pembukaan
lahan perkebunan untuk penanaman kelapa sawit pada kebun Inti I dan Inti
II. Proses penanaman kelapa sawit
dimulai pada tahun 1988 sampai tahun 1989 dimana proses penanamannya dilakukan
secara bertahap. Pabrik kelapa sawit mulai memproses pengolahan atau
memproduksi pada Mei 1995 dengan kapasitas 30 ton/jam. PT. Sari Aditya Loka-1
memiliki luas areal secara keseluruhan 5.080.16 Ha yang terdiri dari kebun Inti
I seluas 3.338,3 Ha, Inti II seluas 1.741,86 Ha. Selain itu PT. SAL-1 juga
memiliki kebun binaan yaitu plasma Hitam Ulu seluas 14.441,9 Ha, dan plasma
Tanah Garo dengan luas 1.718,5 Ha. Akan tetapi untuk saat ini kebun plasma
tidak masuk dalam luasan areal perkebunan karena sebagian besar dari kebun
plasma tersebut sudah berdiri sendiri atau lepas dari pengawasan PT. SAL-1
Dalam kegiatan budidaya perkebunan
sawit, bibit yang pada umumnya dipakai adalah varietas tenera yang merupakan persilangan dura x pisifera, yaitu bunga jantan(pollen) dari jenis pisifera
dikawinkan pada bunga betina dari jenis dura. Sehingga hasil panen yang
didapatkan adalah biji yang berkulit tebal dan berbiji besar. Dalam kegiatan
budidaya perkebunan, bibit merupakan faktor penting dalam menentukan hasil
produksi suatu perkebunan.
Ada dua sistem pembibitan kelapa
sawit, yaitu (1) sistem dua tahap dan (2) sistem satu tahap. Pembibitan dua
tahap terdiri atas pembibitan pendahuluan (pre-nursery) dalam polybag kecil
hingga bibit berumur 3-4 bulan baru dilanjutkan dalam pembibitan utama
(main-nursery) menggunakan polybag besar hingga bibit berumur 10-14 bulan.
Sedangkan pembibitan satu tahap, kecambah langsung ditanam dalam polybag besar
hingga umur siap dipindahkan kelapangan.
Bibit yang telah siap di angkut
kelapangan untuk ditanam. Dalam penanaman, pastikan telah disiapkan lobang
tanam yang telah selesai dibuat satu bulan sebelum penanaman dan telah
diberikan pupuk dasar terlebih dulu. Usahakan penanaman dilakukan pada musim
hujan agar tanaman yang baru dipindah mendapat air yang cukup untuk mendorong
pertumbuhan akar dan tajuk.
Untuk mendapatkan keuntungan yang
optimal diperlukan perhatian yang mendalam pada kegiatan pemeliharaan tanaman.
Pemeliharaan tanaman dimaksudkan untuk menciptakan kondisi lingkungan tumbuh
optimal bagi tercapainya pertumbuhan dan produksi optimal tanaman yang
dibudidayakan. Kegiatan pemeliharaan kelapa sawit meliputi penyiangan gulma,
pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta penataan tajuk.
Penyiangan yang dilakukan dengan
mengendalikan gulma dalam pertanaman sawit mencangkup areal sekitar piringan
dan gawangan. Pengendalian pada areal piringan adalah untuk mengurangi
persaingan unsur hara, memudahkan pengawasan pemupukan, memudahkan pengumpulan
brondolan, dan menekan populasi hama tertentu. Sedangkan pengendalian gulma di
gawangan dimaksutkan untuk menekan persaingan unsur hara dan air, memudahkan
pengawasan, dan jalan untuk pengangkutan saprodi dan panen.
Dalam proses pertumbuhan tanaman
kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh faktor unsur hara yang terdapat di dalam
tanah, dalam hal ini unsur hara yang diserap oleh tanaman kelapa sawit secara
terus menerus akan menurunkan tingkat produktif tanah, oleh karena itu di
perlukan kegiatan pemupukan yang tujuannya untuk dapat mensuplai kebutuhan
unsur hara yang di perlukan tanaman kelapa sawit. Kegiatan Pemupukan memberikan
kontribusi yang sangat luas dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk
yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu
meningkatnya kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi
relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanman terhadap serangan penyakit
dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan.
Menurut Lubis (1992), ada beberapa
faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi kelapa sawit yang
berkaitan dengan peningkatan produksi, yaitu kesesuaian lahan, pembangunan
kebun, dan komponen produksi. Berkaitan dengan hal tersebut, Pahan (2008)
menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit sangat
dipengaruhi oleh pemberian pupuk dan keteersediaan hara di dalam tanah.
Kemampuan lahan dalam penyediaan unsur hara secara terus menerus bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit yang berumur panjang
sangatlah terbatas. Keterbatasan daya dukung lahan dalam penyediaan unsur hara
ini harus diimbangi dengan penambahan unsur hara melalui pemupukan.
Rekomendasi
pemupukan yang diberikan oleh lembaga penelitian selalu mengacu pada 4T yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat
cara, dan tepat waktu pemupukan. Akan tetapi dalam pelaksanaannya sering
terjadi penyimpangan sehingga diperlukan adanya pengelolaan dalam kegiatan
pemupukan mengingat biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pemupukan di
perkebunan kelapa sawit tergolong tinggi yaitu sebesar 40-60 % dari total biaya
pemeliharaan atau sekitar 30 % dari total biaya produksi. Pemupukan yang
efektif dan efisien dapat dicapai dengan memperhatikan beberapa hal yaitu :
jenis dan dosis pupuk, cara pemberian pupuk, waktu pemupukan, tempat aplikasi
serta pengawasan dalam pelaksaan pemupukan (Poeloengan et al., 2003).
1.2
Tujuan
a.
Umum
Kegiatan magang
bertujuan agar penulis memperoleh pengalaman dan kemampuan kerja baik secara
teknis di lapangan maupun manajerial, meningkatkan keterampilan penulis dalam
memahami proses kegiatan kerja di perkebunan kelapa sawit secara nyata.
b.
Khusus
Penulis melakukan kegiatan Budidaya kelapa
sawit di kebun inti 2 PT SAL 1 mulai dari perawatan, panen hingga infield.
1.3
Ruang Lingkup
Ruang lingkup
dalam kegiatan Magang kali ini dilakukan secara umum, yaitu mempelajari segala
aspek kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan oleh PT.Sari Aditya Loka-1 yang
merupakan salah satu perkebunan kelapa sawit yang ada di provinsi Jambi, dimana
didalamnya terdapat kegiatan budidaya perkebunan kelapa sawit yang mana
kegiatan tersebut adalah mulai dari perawatan TM, pengolahan lahan gambut, pengembangan
hingga pemanenan.
II.
Metode Pelaksanaan Magang
Kegiatan
magang yang dilakukan meliputi kegiatan praktek di lapangan dan kegiatan
manajerial baik di kebun maupun di kantor estate. Kegiatan-kegiatan tersebut
disesuaikan dengan jadwal yang ditetapkan oleh pihak kebun tempat melaksanakan
kegiatan magang.
Teknik
pengumpulan data yang dilakukan antara lain adalah pengumpulan data primer dan
pengumpulan data sekunder.
Pengumpulan data primer meliputi kegiatan sebagai
berikut :
1.
Observasi
Merupakan pelaksanaan kegiatan
melihat dan ikut serta dalam kegiatan teknik budidaya, perawatan TM dan
pemanenan yang ada pada PT. Sari Aditya Loka-1.
2.
Diskusi
Dalam pengumpulan data perlu
dilakukan diskusi atau Tanya jawab dengan Manager, Asisten Kepala, Asisten
Divisi, Mandor, dan para pekerja yang ada dilapangan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan kegiatan teknik budidaya, perawatan TM dan pemanenan.
Pengumpulan data sekunder meliputi
kegiatan pengambilan data kebun yang
diberikan oleh kepala kantor estate dan kepala divisi mengenai kegiatan budidaya dari hulu
hinggak ke hilir. Data yang diperoleh
baik dari data primer maupun sekunder akan dijadikan bahan perbandingan dengan
studi pustaka baik berupa buku teks, jurnal, dan sumber pustaka lainnya.
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1.
Waktu Pelaksanaan
Praktik
kerja lapangan ini dilaksanakan selama ± 8 minggu (2 bulan) yang dimulai pada
tanggal Oktober hingga 31 November 2014
dan waktu disesuaikan dengan jam kerja kantor terkait di PT.Sari Aditya Loka-1
Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.
2.
Tempat Pelaksanaa Kegiatan
Kegiatan
Praktik Lapangan ini akan dilaksanakan di PT.Sari Aditya Loka-1 yang beralamat
di Desa Muara Delang Kecamatan Tabir Selatan Kabupaten Merangin Provinsi Jambi.
B. Jadwal Rencana Kerja
Adapun
kegiatan yang akan dilaksanakan selama magang telah dirancang dalam jadwal
rencana kerja yang dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Jadwal
Rencana Kerja
Jenis kegiatan
|
Bulan Oktober
|
Bulan November
|
Bulan Desember
|
||||||
Mg2
|
Mg3
|
Mg4
|
Mg1
|
Mg2
|
Mg3
|
Mg4
|
Mg1
|
Mg2
|
|
Tiba dilokasi, berkenalan
dengan pegawai pengelola PT. SAL.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Orientasi kebun
atau melihat gambaran umum perusahaan secara langsung.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Peninjauan
langsung Perawatan Tanaman Menghasilkan
(Pengendalian
gulma dan OPT)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Peninjauan
langsung ke afdeling (proses pemupukan)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Interview dengan
mandor, ka.asisten/afdeling (managemen pemupukan)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pengamatan
langsung tehnik pengelolaaan pemupukan(pengambilan sampel, proses analisi,
penetapan dosis, proses pemupukan, cara pemupukan dll)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pengolahan Lahan
gambut
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Peninjauan
langsung kegiatan pemanenan dilapangan, interview dengan mandor, ka.asisten
dilapangan.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyusunan draf
laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kembali ke
perguruan tinggi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Masukkan Komentar di bawah