PERBANYAKAN TANAMAN SECARA
VEGETATIF
DISUSUN OLEH
1.
RAYMON DAMSON D1A011043
2.
PIPI SUSANTI D1A011044
3.
LESTARI D1A011045
4.
KHOIRUL D1A011046
5.
PUJIONO D1A011047
AGROEKOTEKNOLOGI B
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Pemahaman tentang konsep dan aspek pada Mata
Diklat Dasar-Dasar Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif merupakan salah satu
bagian yang penting dalam kegiatan perbanyakan tanaman secara vegetatif.
Pengetahuan tentang konsep perbanyakan tanaman secara vegetatif sangat penting
untuk diketahui agar dapat dipahami pengertian perbanyakan tanaman secara
vegetatif dan membedakan pengelompokan dalam perbanyakan tanaman secara
vegetatif. Selain itu, juga perlu didukung pengetahuan tentang arti penting
dari perbanyakan tanaman secara vegetatif agar dapat dipahami perlunya
dilakukan perbanyakan tanaman secara vegetatif ditinjau dari aspek anatomi,
fisiologi, dan genetik. Pemahaman tentang konsep perbanyakan tanaman secara
vegetatif juga perlu didukung dengan pengetahuan tentang teknik-teknik yang
dapat digunakan dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif.
Perbanyakan tanaman secara vegetatif juga perlu
pemahaman tentang pengatahuan aspek-aspek pentingnya meliputi aspek anatomi,
fisiologi, dan genetik. Aspek anatomi perbanyakan tanaman secara vegetatif
berkaitan dengan pengetahuan struktur internal dari akar, batang, dan daun
untuk memahami proses terbentuknya akar adventif pada stek dan cangkok
dan terbentuknya penyatuan sambungan pada penyusuan, okulasi, dan sambungan.
Aspek fisiologi perbanyakan tanaman secara vegetatif yang perlu diketahui
adalah peranan secara fisiologis berbagai hormon tanaman dalam mempengaruhi
proses pertumbuhan hasil perbanyakan tanaman. Aspek genetik perbanyakan tanaman
secara vegetatif berkaitan dengan keseragaman dan keragaman secara genetik
tanaman yang diperbanyak secara vegetatif. Ketiga aspek tersebut apabila
dipahami dengan benar diharapkan akan menunjang keberhasilan dalam pelaksanaan
perbanyakan tanaman secara vegetatif.
1.2
Tujuan
1.
Bertujuan memahami apa itu perbanyakan tanaman
2.
Dapat membedakan perbanyakan vegetatif alami dan buatan.
BAB II
TINJAUAN PUSATAKA
2.1 Landasan teori
PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN SECARA VEGETATIF
Perkembangbiakan
vegetatif adalah cara perkembangbiakan makhluk hidup yang terjadi tanpa melalui
perkawinan.
Perkembangbiakan vegetatif ada 2 macam yaitu vegetatif alami dan vegetatif buatan.
1. Perkembangan vegetatif alami
Perkembangbiakan
vegetatif alami adalah perkembangbiakan makhluk hidup/tumbuhan yang terjadi
tanpa melalui bantuan manusia, jadi dilakukan oleh tumbuhan itu sendiri.
Perkembangbiakan secara vegetatif terdiri dari pembentukan tunas, rizoma (akar
tinggal/ akar rimpang), umbi lapis, umbi batang, geragih atau stolon, umbi
akar, tunas adventif, spora dan membelah diri.
a. Pembentukan Tunas
Tunas
biasanya tumbuh disamping induknya, induk dengan tunas yang masing-masing
dianggap induvidu baru dan akan membentuk rumpun dan tunas tersebut berasal
dari tunas ketiak bagian tumbuhan didalam tanah.
Contoh
tumbuhan bertunas pakis haji (cycas rumphii), bamboo (bambusa sp), pisang (musa
paradisiaca), nanas, palem, dan tebu (saccharum officinarum).
b. Rizoma (akar tinggal/akar rimpang)
Akar tinggal
adalah bagian batang yang tumbuh mendatar didalam tanah dan menyerupai akar.
Batang-batang beruas-ruas dan disetiap ruas dapat tumbuh tunas.
Akar tinggal
mempunyai ciri-ciri:
1) bentuk
seperti akar, tetapi berbuku-buku seperti batang.
2) pada
ujung terdapat kuncup.
3) pada
setiap buku/ruas terdapat daun yang berubah menjadi sisik.
4) di setiap
ketiak sisik terdapat mata tunas.
Contoh
tumbuhan rizoma lengkuas (alpina officinarum), jahe (zingiber officinale),
kunyit ( curcuma domestica), kencur (kaempferia galangal), temulawak, dan lidah
mertua (sansivera sp).
c. Umbi Lapis
Umbi lapis
adalah umbi yang berlapis-lapis dan ditengahnya tumbuh tunas.
Pada permukaan atas dari setiap buku, tumbuh daun yang tebal dengan satu atau dua kuncup ketiak yang letaknya berdekatan sehingga seperti berlapis-lapis.
Pada permukaan atas dari setiap buku, tumbuh daun yang tebal dengan satu atau dua kuncup ketiak yang letaknya berdekatan sehingga seperti berlapis-lapis.
Contoh
tumbuhan yang umbi lapis yaitu bawang merah (allium cepa), bawang putih (allium
sativum), bawang daun (allium fistulosum), bunga bakung (crinum asiaticum), dan
bunga tulip.
d. Umbi Batang
Umbi batang
adalah batang yang tumbuh ke dalam tanah, ujung batang tersebut menggembung
membentuk umbi untuk menyimpan cadangan makanan.
Umbi batang merupakan batang yang menggembung karena berisi cadangan makanan dan pada permukannya terdapat daun yang berubah menjadi sisik. Pada ketiak sisik terdapat mata tunas sebagai calon individu baru
Umbi batang merupakan batang yang menggembung karena berisi cadangan makanan dan pada permukannya terdapat daun yang berubah menjadi sisik. Pada ketiak sisik terdapat mata tunas sebagai calon individu baru
Contoh
tumbuhan umbi batang yaitu kentang (solanum tuberrodum), ubi jalar (ipomoea
batatas), gadung (dioscorea hispida), dan gambili (dioscorea aculata).
e. Geragih/Stolon
Geragih
merupakan batang yang menjalar diatas permukaan tanah dan apabila batang
tersebut tertimbun tanah akan tumbuh menjadi tanaman baru
Contoh
tanaman geragih diatas permukaan tanah yaitu pegagan (centella asiatica),
arbei, dan semanggi. Geragih yang menjalar dibawah permukaan tanah dan disebut
stolon. Contoh tumbuhan bergeragih dibawah permukaan tanah adalah rumput teki
(cyperus rotundus) dan rumput pantai (spinifex sp).
f. Umbi Akar
Umbi akar
adalah akar yang berubah fungsi sebagai penyimpan cadangan makanan dan hanya
dapat tumbuh menjadi individu baru apabila ditanam bersama sedikit batang yang
bertunas. Ciri-ciri umbi akar adalah umbi tidak berbuku-buku, umbi tidak
mempunyai kuncup dan daun, dan umbi tidak mempunyai mata tunas.
Contoh tumbuhan umbi akar adalah singkong (manihot utilissima), dahlia dan wortel.
Contoh tumbuhan umbi akar adalah singkong (manihot utilissima), dahlia dan wortel.
g. Tunas Adventif
Tunas
adventif adalah tunas yang tumbuh pada bagian-bagian tertentu seperti pada
akar, daun, dsb. Tunas adventif yang dipisahkan dari induknya dapat tumbuh
membentuk individu baru.Contoh tunas adventif pada akar adalah kersen
(muntingia calabura), sukun (arthocarpus communis), kesemek (dyospiros knaki),
jambu biji (psidium guavajava) dan cemara. Contoh tumbuhan tunas daun yaitu
cocor bebek dan begonia.
h. Spora
Tumbuhan
yang berkembang biak dengan spora antara lain tumbuhan paku, jamur, dan
ganggang. Bentuk spora seperti biji, tetapi sangat kecil sehingga tidak dapat
dilihat dengan mata saja. Spora dapat digunakan dengan menggunakan mikroskop.
Spora dibentuk dan disimpan di dalam kotak spora yang disebut sporangium.
Spora dibentuk dan disimpan di dalam kotak spora yang disebut sporangium.
i. Membelah Diri
Tumbuhan
tingkat rendah berkembang biak dengan membelah diri. Tumbuhan tingkat rendah
itu terdiri atas satu sel, misalnya ganggang hijau. Jadi, ganggang hijau
memperoleh keturunan dengan cara membelah diri sel tubuhnya menjadi dua.
2. Perkembangbiakan Vegetatif Buatan
Perkembangbiakan
vegetatif secara buatan adalah perkembangbiaknya tumbuhan tanpa perkawinan,
dengan bantuan campur tangan manusia.
a. Mencangkok
Mencangkok
adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti batang yang
ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul akar
yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat
lain. Pengambilan batang tanaman yang sudah tumbuh akarnya, dapat dilakukan
pada tanaman: dikotil, berkambium, bergetah, berkayu.
Contoh:
mangga, jeruk, jambu air, rambutan, sawo.
Keuntungan
mencangkok antara lain lebih cepat berbuah, cepat berkembangbiaknya, batang
pendek, mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Sedangkan kerugiannya antara
lain perakaran tidak kuat, induk cepat mati jika banyak dicangkok, hasil lebih
sedikit.
b. Stek
Adalah
menanam bagian tertentu tumbuhan tanpa menunggu tumbuhan akar baru terlebih
dahulu. Bagian yang distek adalah: batang, tangkai, dan daun.
Stek batang
: ketela pohon, tebu, sirih.
Stek daun :
cocor bebek, begonia, sansivera.
Stek tangkai
: kembang sepatu, mawar.
c. Okulasi/menempel
Adalah
dengan cara menempelkan mata tunas dari satu tumbuhan ke batang tumbuhan lain
yang sejenis. Tujuannya menggabungkan dua sifat baik pada tumbuhan sehingga
didapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat lebih baik dari tanaman induk.
Contoh: mangga, belimbing. Alpukat.
d. Sambung Pucuk/Enten
Adalah
menyatukan pucuk dengan batang bawah dari tumbuhan yang sejenis. Tujuannya
menggabungkan dua sifat baik pada tumbuhan sehingga didapatkan tanaman baru
yang mempunyai sifat lebih baik dari tanaman induk. Contoh: kembang sepatu,
durian, kopi, jambu.
e. Runduk
Adalah
dengan cara mengerat sedikit batang kemudian merundukkan ke dalam tanah. Ini
dapat dilakukan pada batang tanaman yang panjang dan lentur. Contoh: melati,
alamanda, apel, dan mawar pagar.
f. Kultur Jaringan
Yaitu
mengambil jaringan tertentu (tunas, daun, akar) dan dikembangkan dalam media
khusus. Contoh: kelapa sawit, anggrek.
BAB III
PEMBAHASAN
Perbanyakan tanaman secara
vegetatif
Perbanyakan secara vegetatif adalah perbanyakan tanaman
menggunakan bagian – bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang dan daun.
Bahan tanaman yang berasal dari bagian vegetatif disebut bibit. Baik
perbanyakan secara vegetatif ( benih ) maupun perbanyakan secara vegetatif (
bibit ), kedua – duanya digunakan petani karena masing – masing mempunyai
kelebihan.
Selain itu setiap jenis tanaman mempunyai sifat spesifik
dalam kaitanyan dengan bahan tanaman ini. Tanaman – tanaman seperti : padi,
jagung, kedelai, kacang tanah, gamdum, kelapa sulit diperbanyak secara
vegetatif kecuali dengan menggunakan teknik kultur jaringan. Sedangkan tanaman
rambutan, apel, kopi, kakao,tebu, ubikayu, ubijalar, dan lainya lebih baik
diperbanyak secara vegetatif.
Siklus
hidup aseksual atau vegetatif
Pada perbanyakan secara aseksual atau vegetatif genotip
dari tanaman induk diwarisi secara sempurna. Bagian – bagian tanaman pada fase
siklus seksual maupun dapat digunakan sebagai bahan tanaman awal. Bahan yang
dipilih untuk perbanyakan karena sifat vegetatifnya dan diambil sebelum
mencapai fase dewasa akan tetapi menunjukan sifat juvenilnya. Bahan tanaman yang
dipilih karena sifat bunga dan buahnya tidak lagi menunjukan sifat juvenilnya
ataupun transisinya dan tetap secara biologis dewasa.
Dengan demikian perlu dikatahui fase vegetatif dan fase
pembungaan. Fase vegetatif adalah fase pertumbuhan tanaman dengan perpanjangan
akar dan batang, peningkatan volume tanaman dan perluasan daun. Pada fase
pembungaan perpanjangan batang berakhir dan beberapa titik tumbuh berubah
menjadi kuncup dan akhirnya membentuk buah dan biji.
Perbanyakan secara vegetatif mencakup beberapa cara
antaralain : stek ( batang, akar dan daun ) okulasi dan penyambungan tidak
seperti perbanyakan secara generatif yang dapat di tanam langsung dilapangan,
kecuali untuk benih yang berukuran kecil, untuk perbanyakan secara vegetatif
biasanya perlu disemaikan dulu sebelum ditanam dilapangan.
Persemaian, diperlukan dengan maksud untuk :
a.
Memudahkan pemeliharaan tanaman,
misalnya penyiraman yang harus dilakukan pagi dan sore
b.
Menyediakan media tanam yang sangat
bagus, misalnya permukaan tanah halus dan bila perlu dicampur pasir
c.
Mengurangi biaya dan tenaga kerja,
misalnya bila harus menggunakan naungan daripada membuat naungan tersebar
diseluruh lahan lebih murah membuat naungan dibedengan persemaian
d.
Memeberi kesempatan menyeleksi tanaman
yang baik untuk dipindah dilapangan sehingga akan mengurangi persentase
sulaman, dan
e.
Pada jenis – jenis tanaman tertentu
dengan transplanting ( pindah tanam ) memungkinkan diperoleh pertumbuhan
tanaman dan diperoleh pertumbuhan tanaman dan hasil panen yang lebih tinggi.
Perkembangbiakan vegetatif ada dua jenis
Perkembangbiakan vegetatif alami dan perkembangbiakan vegetatif
buatan. Perkembangbiakan vegetatif yang terjadi dengan sendirinya tanpa
bantuan manusia dinamakan vegetatif alami. Sebaliknya, perkembangbiakan vegetatif
yang melibatkan bantuan manusia disebut vegetatif buatan.
Perkembangbiakan vegetatif alami
Perkembangbiakan vegetatif alami
dimulai dari tumbuhnya tunas pada bagian tumbuhan. Tunas selanjutnya akan
menjadi tanaman baru. Pada umumnya, tunas tumbuh pada ruas batang, ketiak daun,
ujung akar, dan tepi daun. Tunas yang tumbuh pada ujung akar atau tepi daun
disebut tunas adventif Jika tunas tumbuh dekat induknya dinamakan rumpun,
seperti rumpun bambu dan rumpun pisang. Berikut ini jenis-jenis
perkembangbiakan secara vegetatif alami :
- Akar tinggal
Akar tinggal (rizoma) adalah batang yang tumbuh menjalar
dalam tanah atau disebut juga akar tinggal, akar rimpang, atau akar tongkat.
Tanaman yang berkembang biak dengan akar tinggal adalah lengkuas, jahe,
alang-alang, kunyit, dan temulawak dan lain-lain.
Ciri-ciri akar tinggal:
- mirip akar tetapi berbuku-buku dan
pada ujungnya terdapat kuncup;
- pada setiap buku terdapat daun
yang berubah menjadi sisik;
- pada setiap ketiak sisik terdapat
tunas.
- Umbi lapis
Bagian tanaman yang membengkak dalam
tanah karena menyimpan cadangan makanan disebut umbi. Umbi lapis merupakan
umbi yang berlapis-lapis dan tumbuh tunas di tengahnya. Umbi lapis baru yang
berasal dari ketiak terluar akan tumbuh membentuk tunas. Pada umbi lapis, tunas tumbuh di antara daun dan cakram.
Contoh tanaman yang berkembang biak dengan umbi lapis di antaranya adalah
bawang, bunga bakung, bungan tulip, dan lain-lain.
- Umbi akar
Umbi akar merupakan bagian
akar yang membesar karena
berfungsi sebagai tempat cadangan makanan. Umbi akar dapat tidak
mempunyai tunas dan tidak berbuku-buku. Tanaman yang berkembang biak
dengan umbi akar, misalnya wortel dan dahlia
- Umbi batang
Umbi batang adalah batang yang
tumbuh membengkak dalam tanah. Bagian ini sesungguhnya merupakan cadangan
makanan yang disimpan pada bagian batang. Jika umbi ini ditanam, tunas dapat
tumbuh dan menjadi tanaman baru. Contohnya adalah kentang dan ubi jalar.
- Geragih (stolon)
Geragih adalah batang yang tumbuh
dan menjalar di permukaan tanah. Geragih
tersusun atas ruas-ruas. Setiap ruas yang menempel pada tanah akan
membentuk akar dan tumbuh tunas baru. Tanaman baru akan tumbuh pada
ruas-ruasnya dan tidak bergantung pada induknya. Jenis tanaman yang berkembang
biak dengan geragih di antaranya adalah stroberi, pegagan atau antanan, dan
rumput teki.
- Tunas adventif
Tunas adventif adalah tunas yang
tumbuh di luar bagian batang. Tunas ini tumbuh pada tepi daun, seperti cocor
bebek. Selain pada tepi daun, tunas ini dapat tumbuh pada akar, seperti suskun
dan kesemek.
- Spora
Spora terdapat pada tumbuhan paku,
lumut, dan jamur. Spora terdapat di dalam kotak spora yang terletak di tepi
daun tumbuhan paku. Contoh tumbuhan paku yang sering kita lihat untuk tanaman
hias adalah suplir. Pada tepi daun suplir terdapat butiran yang merupakan kotak
spora. Spora ini merupakan alat perkembangbiakan tanaman suplir.
Perkembangbiakan vegetatif buatan
Untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik, cepat berbuah, dan menyerupai induknya, pembiakan ini sengaja dibantu
manusia. Tujuannya adalah untuk
memperoleh tumbuhan baru dengan cepat dan tidak bergantung
pada musim. Pembiakan secara vegetatif buatan di antaranya adalah
cangkok, stek, okulasi, enten, dan runduk. Berikut ini beberapa cara pembiakan secara
vegetatif buatan :
A. Cangkok
Mencangkok adalah mengembangbiakkan
tanaman agar cepat berbuah dan mempunyai sifat-sifat yang sama dengan induknya.
Jika tanaman induknya berbuah manis, maka cangkokannya menghasilkan buah yang
manis pula. Selain itu, mencangkok lebih cepat memberikan hasil jika
dibandingkan dengan menanam bijinya. Tanaman yang dapat dicangkok adalah
tanaman yang mempunyai batang kayu dan berkambium, seperti jambu, rambutan, dan
mangga. Namun tanaman hasil cangkokan memiliki beberapa kelemahan. Tanaman hasil cangkokan hanya memiliki akar serabut,
sehingga mudah tumbang/roboh dan umur tanaman lebih pendek dibandingkan
tumbuhan yang di tanam dari biji.
Berikut adalah cara mencangkok
tanaman. Sediakan Alat dan bahan yang
digunakan dalam mencangkok, antara lain : tali pengikat/rafia, pisau yang
tajam, serabut kelapa atau plastik, gunting, tanah yang subur ,
dan cabang/ranting yang akan kita cangkok.
Langkah - langkah mencangkok adalah
sebagai berikut berikut :
- Pilih cabang atau ranting yang tidak terlalu tua ataupun terlalu muda.
- Kuliti hingga bersih cabang atau ranting tersebut sepanjang 5-10 cm.
- Kerat kambiumnya hingga bersih, dan angin-anginkan.
- Tutup dengan tanah, kemudian dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa.
- Ikat pada kedua ujungnya seperti membungkus permen. Bila menggunakan plastik,lubangi plastiknya terlebih dahulu agar air siraman bisa keluar dan tanah tidak terlalu basah.
- Jaga kelembaban tanah dengan cara menyiramnya setiap hari (jika musim kemarau).
- Setelah banyak akar yang tumbuh, potong cabang atau ranting tersebut, kemudian tanam di pot. Setelah tumbuh dengan baik baru ditanam di tanah.
B. Stek
Stek adalah cara mengembangbiakkan
tanaman dengan menggunakan bagian dari batang tumbuhan tersebut. Bagian tanaman yang dapat ditanam dapat berupa
batang, tangkai, atau daun. Tidak semua tumbuhan dapat disetek. Stek daun
dapat dilakukan pada tanaman cocor bebek dan begonia. Stek akar dapat dilakukan
pada tanaman sukun dan stek batang dapat dilakukan pada tanaman singkong. Stek
tangkai dapat dilakukan pada tanaman mawar. Contoh tanaman yang
dikembangbiakan dengan stek adalah ubi kayu, tebu, kangkung, dan mawar.
C. Sambung/Enten
Menyambung atau mengenten bertujuan
menggabungkan dua sifat unggul dari
individu yang berbeda. Misalnya, untuk menyokong tumbuhan dibutuhkan
jenis tumbuhan yang memiliki akar kuat. Sementara untuk menghasilkan
buah atau daun atau bunga yang banyak dibutuhkan tumbuhan yang memiliki
produktivitas tinggi. Tumbuhan yang dihasilkan memiliki akar kuat dan
produktivitas yang tinggi. Contoh tumbuhan yang bisa disambung adalah
tumbuhan yang sekeluarga. Contohnya, tomat dengan terung.
Berikut ini adalah cara mengenten
tanaman :
Alat dan bahan : pisau/cutter yang steril, tali rafia, dua jenis
tumbuhan (terung dan tomat)
Cara menyambung tanaman :
- Pilih tanaman untuk batang bawah dan batang atas yang sehat. Batang bawah berdiameter lebih besar daripada batang atas.
- Gunakan pisau steril dan tajam, untuk memotong batang bawah dengan bentuk huruf V, dan potong batang atas dengan bentuk V terbaik. Panjang batang atas idealnya 3-8 cm.
- Masukkan batang atas tersebut ke dalam celah batang bawah, lalu ikat sambungan itu dengan sealtape, atau potongan plastik bening (dari kantong plastik gula pasir). Usahakan sambungan tidak terkena air.
- Untuk mengurangi penguapan dan mempercepat tumbuhnya tunas, sisakan 2-4 helai daun pada batas atas; dan potong daun tersebut menjadi setengahnya atau pangkas semua daun.
- Bungkus batang yang disambung tadi dengan kantong plastik, dan letakkan di tempat teduh selama sekitar 7-10 hari.
- Dalam kurun waktu itu akan terlihat munculnya tunas daun. Buka kantong plastiknya; dan taruh di bawah matahari.
D. Tempel (Okulasi)
Menempel atau okulasi adalah
menempelkan tunas pada batang tanaman sejenis yang akan dijadikan induk.
Tumbuhan yang akan ditempeli harus yang kuat. Tempel (okulasi) bertujuan
menggabungkan dua tumbuhan berbeda sifatnya. Nantinya, akan dihasilkan tumbuhan
yang memiliki dua jenis buah atau bunga yang berbeda sifat.
Contohnya, okulasi pada bunga mawar
akan menghasilkan dua warna atau lebih yang berbeda. Tumbuhan tersebut akan
terlihat lebih indah karena bunganya berwarna-warni. Pada buah mangga, batang
bawah memiliki perakaran kuat dan dalam serta tahan terhadap penyakit akar.
Batang atas berbuah banyak dan besar serta rasa manis. Dengan okulasi batang atas ke batang bawah, maka
akan didapatkan pohon mangga yang perakarannya kuat dan tahan terhadap penyakit
sekaligus berbuah lebat dan manis. Selain itu okulasi juga mempercepat tanaman
berbuah karena batang atas sudah melewati masa muda.
Berikut ini adalah cara mengokulasi
tanaman :
Alat dan bahan : tali rafia, pisau/cutter, duua jenis tumbuhan (
batang bawah dan batang atas).
Langkah-langkah
mengokulasi tanaman :
- Siapkan batang bawah, umur tanaman tergantung dari jenis tanaman apa yang akan diokulasi.
- Siapkan batang atas berupa kulit kayu dan mata tunas dari induk tanaman yang berkualitas baik dan memiliki sifat unggul.
- Iris dan sayat batang bawah dengan panjang 2-3 cm, lebar 1-1,5 cm.
- Sisipkan mata tunas ke irisan yang telah dibuat pada batang bawah, lakukan dengan cepat. Jangan sampai luka sayatan kering. Pastikan tidak ada celah antara luka sayatan dengan mata tunas.
- Ikat tempelan menggunakan tali rafia, arah pengikatan dari bawah ke atas sehingga tali tersusun rapat seperti genting dan tidak ada celah kecuali pada bagian mata tunas.
- Setelah 2 minggu, lihat mata tunas. Jika berwarna hijau kemerahan atau hitam berarti okulasi gagal. Sedangkan jika warnanya masih hijau segar dan melekat pada batang pokok berarti okulasi berhasil dan ikatannya sudah boleh dilepas. Waktu pengikatan bisa sampai 3 minggu.
- Bila telah ada kepastian bahwa mata tempelan sudah hidup, segera potong batang yang berada di atas mata tempelan, tujuannya agar sumber makanan tertuju pada tunas dari tempelan. Jika tidak, tempelan akan mati. Panjang pemotongan batang dan jarak pemotongan dari mata tempelan berbeda-beda tergantung dari jenis tanaman yang diokulasi. (sumber : Balai Besar Pengembangan dan Perluasan Kerja (BBPPK) Lembang ).
E. Merunduk
Merunduk adalah membengkokkan
sebagian cabang kemudan membenamkannya ke dalam tanah. Pada batang yang
ditimbun tersebut diharapkan tumbuh akar. Tumbuhan yang dapat dikembangbiakkan
dengan merunduk di antaranya arbei, apel, tebu, stroberi, dan melati.
Berikut ini cara melakukan
perbanyakan dengan merunduk :
- Pilih cabang tanaman yang sudah tua, kuat dan panjang;
- Bersihkan cabang tanaman bagian tengah dari daun dan kotoran yang menempel;
- Bengkokkan cabang tanaman ke tanah hingga sedikit dari bagian tengah cabang menyentuh tanah
- Kubur cabang tanaman tadi dengan menggunakan tanah;
- Biarkan selama beberapa hari sambil menyiram gundukan tanah tersebut;
- Setelah akar dari bagian tengah cabang tadi muncul, pisahkan tanaman baru dari tanaman induk dengan memotong cabang tanaman tadi dari batang utamanya;
- Tanaman baru siap dipindahkan ke media tanam.
BAB
IV
KESIMPULAN
1.
Perbanyakan
tanaman secara vegetatif terbagi atas 2.
2.
Perbanyakan
secara vegetatif mengikuti sifat asli induknya.
3.
Dengan
perbanyakan vegetatif kita dapat memperbanyak tanaman dengan mudah.
DAFTAR
PUSTAKA
·
^ lihat, misalnya, Sleper D.A. dan J.M. Poehlman. 2006. Breeding
Field Crops. Edisi ke-5. Wiley-Blackwell. Hal. 3.
·
^ McCouch, S. (2004). "Diversifying selection in plant
breeding". PLoS Biol 2 (10): e347. DOI:10.1371/journal.pbio.0020347. Diakses pada 24 Agustus 2010.
·
^ Sisworo W.H. Membangun Kembali Swa Sembada Beras.
[sic!]. Makalah yang disampaikan dalam ? tanggal 26 April 2007.
·
^ Gewin Virginia . 2003. Genetically Modified Corn—
Environmental Benefits and Risks. PLOS Biology 1: e8.
DOI:10.1371/journal.pbio.0000008
·
^ Zohary, D. & Hopf, M. 2000. Domestication of Plants
in the Old World. Oxford Univ. Press. London.
3 comments
Write commentsI like it gan...
ReplyMakasih Gan...
Replythanks infonya,,,,
Replysangat bermanfaat,,,,,,,,,
Masukkan Komentar di bawah