LAPORAN "PENENTUAN C-ORGANIK TANAH


LAPORAN PRAKTIKUM DDIT


PENENTUAN C-ORGANIK TANAH














DISUSUN OLEH :
                                                Nama               : Raymon damson
                                                Nim                 : D1A011043
                                                Kelas               : Agroekoteknologi B

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI


BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Bahan organic merupakan dekomposisi dari seresah atau bagian tubuh binatang yang masih terlihat bentuknya dan menjadi sumber hara atau nutrisi bagi tanaman. Kandungan bahan organic pada masing-masing horizon tanah merupakan petunjuk besarnya akumulasi bahan organic dalam keadaan lingkungan yang berbeda. Komponen bahan organic yang penting adalah C dan N. kandungan bahan organic ditentukan secara tidak langsung yaitu dengan mengalikan kadar C dengan suatu faktor, yang umumnya yaitu kandungan bahan organic = C x 1,724. Bila C organic dalam tanah dapat diketahui maka kandungan bahan organic tanah juga dapat dihitung. Kandungan bahan organic merupakan salah satu indicator tingkat kesuburan tanah.
Pengapuran adalah proses pemberian kapur ke dalam tanah untuk menetralkan kemasaman tanah dan meningkatkan atau menurunkan kesediaan unsur-unsur hara dari pertumbuhan tanaman/jasad mikro. Pengapuran bermanfaat dalam memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah sehingga
Sifat kesuburan tanah menjadi baik.

1.2  Tujuan
  • Mengetahui pengertian C-Organik dan pengapuran
  • Mengetahui manfaat bahan organik tanah dan pengapuran
  • Mengetahui metode pengukuran bahan organik tanah
  • Mengetahui metode dalam pengapuran
  • Memahami kriteria penilaian sifat kimia tanah









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah terdiri dari kation dan anion. Kation adalah ion bermuatan positif seperti Ca2+, Na+, NH4+, H+, Al3+, dan sebagainya. Di dalam tanah kation – kation tersebut di dalam air tanah atau dijerap oleh koloid – koloid tanah. Banyaknya kation yang dapat dijerap suatu tanah per satuan berat tanah (biasanya per 100 g) dinamakan kapasitas tukar kation (KTK). Kation – kation yang telah dijerap oleh koloid – koloid tersebut sukar dicuci oleh air gravitasi, tetapi dapat diganti oleh kation lain yang terdapat dalam larutan tanah. Hal tersebut dinamakan pertukaran kation. Jenis – jenis kation yang telah ditemukan dalam kompleks jerapan tanah.
Kapasitas tukar kation dinyatakan dalam satuan kimia yaitu milliekuivalen (me/100gr). Hal ini berarti setiap 100g tanah mengandung 6,02 x 1020 muatan negatif. Untuk menunjukkan jumlah muatan negatif dalam tanah dengan menuliskan jumlah muatan yang sebenarnya ada adalah tidak praktis, sehingga lebih mudah digunakan satuan milliekuivalen.
Karena adanya muatan tergantung pH pada tanah, maka dalam menentukan KTK dilaboratorium harus didasarkan pada pH larutan yang telah ditentukan. Pada umumnya penetapan KTK di laboratorium dilakukan dengan ekstraksi ammonium asetat yang di sangga (dibuffer) pada pH 7 sehingga untuk tanah dengan pH kurang dari 7 dengan metode ini akan didapat nilai KTK yang lebih besar dari nilai KTK yang sebenarnya. Sebaliknya untuk tanah yang pH-nya lebih tinggi dari 7, hasil analisa KTK dengan pH 7 akan didapat nilai yang lebih rendah dari nilai dalam keadaan sebenarnya.
Cara lain analisis KTK adalah ekstraksi dengan garam netral (1 N KCl) pada pH tanah yang sebenarnya atau ekstraksi dengan barium chionda yang disangga pada pH 8,2. Dengan cara ini maka akan didapatkan beberapa jenis KTK misalnya KTK efektif, KTK bergantung pH dan lain – lain.
Bila tanah dicuci dengan 1 N KCL (garam netral) pada pH tanah yang sebenarnya maka air cuciannya (lechate) akan mengandung H+ dan Al3+ yang disebut H+ dan Al3+ yang dapat ditukar (exchange). Di samping itu di dalam air cucian tersebut juga mengandung kation – kation lain seperti Ca+, Mg2+, K+, Na+, dan lain – lain. Jumlah semua kation tesebut ditambah kation lain yang terdapat dalam air cucian dengan 1 N KCl tersebut disebut KTK efektif. Muatan yang menimbulkan KTK efektif ini diperkirakan berasal dari muatan parmanen dalam mineral liat sehingga sering disebut KTK tetap. Walaupun demikian karena mineral tanah sering diselaputi oleh oksida – oksida Fe atau Al sehingga besarnya muatan parmanen yang sesungguhnya sudah tidak jelas lagi maka penggunaannya istilah KTK efektif sama dengan KTK tetap tidaklah begitu tetap (Sanchez, 1976).
Dalam taksonomi tanah ((Soil Survey Staff, 1987), karena H+ dalam muatan tetap jumlahnya sangat sedikit dibanding dengan Al, maka KTK efektif dihitung sebagai berikut KTK efektif sama dengan Al dapat ditukar (ektraksi dengan 1 N KCl) + jumlah basa dapat ditukar (NH4 OAc pH 7).
Kapasitas tukar kation merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi mampu menyerap dan menyediakan unsure hara lebih baik daripada tanah dengan KTK rendah. Tanah dengan KTK tinggi bila didominasi kation basah dapat meningkatkan kesuburan tanah, tapi bila di dominasi oleh kation asam Al, H (kejenuhan asam rendah) dapat mengurangi kesuburan tanah. Karena unsur – unsur hara terdapat dalam kompleks jerapan koloid maka unsur – unsur hara tersebut tidak mudah hilang tercuci air.






BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1          Waktu dan Tempat
                Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis, tanggal 29 november 2012 pada pukul 10.00-11.30 yang bertempat dilaboratorium ilmu tanah fakultas pertanian Universitas Jambi.

3.1          Alat dan Bahan
Alat-alat :
-          Gelas ukur
-          Tabung reaksi
-           Timbangan listrik
-           Titer
-           
-           


Bahan-bahan :
-           Air suling
-          K2Cr2O7
-           H2SO4
-           H3PO4
-           Naf
-           Indikator difenilamin
-           Fero sulfat
-          Tanah


3.3       Cara Kerja
1. Timbanglah 0,5 gr tanah dengan kehalusan 0.2mm( 0.05 gr untuk tanah gambut)
2. Masukkan ke erlenmeyer 10ml 1N K2 Cr2 O7, sambil digoyang.
3. Tambahkan 20ml H2SO4 pekat dan putar diatas yang lembut lalu diamkan 20-30 menit
4. Tambahkan 200ml air suling dan 10 ml 85%H3PO4, 0,2 gr Naf dan 30 tetes indikator  difenilamin
5. Titer segera dengan 0,5 N keroanonium sifat atau 1N fero sulfat kemudian berubah menjadi biru kotor, dan titik akhir titrasi adalah hijau terang.



BAB IV
PEMBAHASAN

4.1          Hasil Praktikum
No contoh
Titar fero sulfat
C-Organik
BO
Blanko
1,9 ml
%
%
1
0,5
2,28 %
3,923%
2
1,1
5,16%
8,895%
3
1
3,72%
6,43%
4
1,5
2,71%
4,68%
5
0,5
2,52%
4,351%
6
0,8
3,56%
6,14%


Perhitungan       :
%C-Organik : ml FeSO4/tanah kering mutlak x N FeSO4 x 30/0,77 =
1,1/0,083 x 1N x 30.0,77
0,33/0,063 =
                                5,23%

4.2          Pembahasan
Dari praktikum kandungan C-Oraganik dalam tanah ini kita dapat melihat dan mengamati dari hasil yang didapat dari setiap kelompok. Dapat dilihat lahan yang paling kaya akan bahan organik nya itu terdapat pada kelompok 2, yang memiliki kandungan organik sebanyak 5,16% dan merupakan lebih banyak dari kelompok yang lainnya.
Sedangkan tanah yang memilik kandungan organik paling sedikit adalah kelompok 1 yang hanya memiliki kandungan oraganik sebanyak 2,28%. Dengan begitu kita dapat tahu bahwa tanah itu memiliki tingkat kandungan organik yang kecil. Bila suatu saat kita menemukan tanah yang berupa hal demikian, yang memiliki kandungan organik sedikit, maka kita harus memberikan pupuk agar tanah dapat kembali mengandung kandungan organik.




BAB V
KESIMPULAN

                C-Organik tanah adalah pengaturan jumlah karbon di dalam tanah untuk meningkatkan produktivitas tanaman dan keberlanjutan umur tanaman karena dapat meningkatkan kesuburan tanah dan penggunaan hara secara efisien.






DAFTAR PUSTAKA

Anonymousa.2010. C-Organik.http://www.damandiri.or.id/file/anisuryaniipbbab2.pdf.
Diakses pada tanggal 21 November 2010 Pukul 09.22 WIB

Anonymousb.2010. Sifat Kimia Tanah. http://boymarpaung. wordpress.com /2009/
02/19/ sifat-kimia-tanah/ .Diakses pada tanggal 21 November 2010 Pukul 09.32 WIB.

Anonymousc.2010.manfaat pengapuran .http://(iirc.ipb.ac.id/… /Materi%206%20
Kemasaman%20Tanah%20dan %20Pengapura .ppt) Diakses pada tanggal 21 November 2010 Pukul 09.40 WIB

Anonymousd.2010.manfaat bahan organik tanah. http://id.wikipedia.org/wiki/
Kompos. Diakses pada tanggal 21 November 2010 Pukul 09.45 WIB
Anonymouse.2010.kriteria penilaian sifa kimia tanaht. http://dasar2ilmutanah.
blogspot. com/2007/11/kriteria-penilaian-sifat-kimia-tanah_26.html.Diakses  pada tanggal 20 November 2010 Pukul 08.45 WIB


Share this

Related Posts

Masukkan Komentar di bawah