TEKNOLOGI BUDIDAYA SELADA DIDALAM POT DENGAN SISTEM PERTANIAN ORGANIK

TEKNOLOGI BUDIDAYA SELADA DIDALAM POT

Selada (Lactuca sativa L) merupakan sayuran daun yang berumur semusim dan termasuk dalam famili compositae. Selada sangat tumbuh baik pada dataran tinggi, pertumbuhan optimal di lahan subur banyak mengandung humus, pasir atau lumpur dengan pH tanah 5-6,5. Didataran rendah kropnya kecil-kecil dan cepat berbunga. Waktu tanam terbaik adalah dilakukan pada saat akhir musim hujan namun walau demikian dapat pula ditanam di musim kemarau dengan penyiraman yang cukup sehingga cukup lembab slalu.

Bertanama selada juga dapat dilakukan dilahan pekarangan rumah yang sempit, misalnya dengan menggunakan media pot, polybag yang disusun bertingkat untuk menghemat tempat, atau dapat juga menggunakan media tanama bambu dan paralon bekas yang biasa disebut sistem tanam vertikultur.
Selada sendiri mempunyai kandungan mineral, termasuk iodium, fosfor, besi, tembaga, kobalt, seng, kalsium, mangan, dan potasium sehingga selada memiliki manfaat yang sangat baik guna menjaga keseimbangan tubuh.

Ok guys, kita akan masuk kedala sistem dan cara teknologi budidayanya.

1.         Benih
Jenis selada yang banyak dibudidayakan adalah :
a.       Selada mentega, disebut juga dengan selada bokor atau selada daun, bentuk kropnya bulat tapi lepas.
b.   Selada (heading lettuce) atau selada krop, bentuk kropnnya bulat dan lonjong, kropnya padat atau kompak.


2.         Penyediaan Media Tanam
Media tanam yang digunakan adalah campuran antara tanah, pupuk kompos dan sekam dengan perbandingan 1:1:1 dicampur hingga merata. Campuran media tanam kemudian dimasukkan kedalam polibag/pot dan media tanam lainnya hingga penuh.
Usahakanlah agar tidak ada ruang kosong pada pot, denga meratakannya hingga ke paling bawah pot, namun jangan sampai terlalu padat agar akar tanaman masih memiliki ruang gerak didalamnya dan airpun dapat mengalir kebawah.


3.         Persemaian Benih
Persemaian benih dapat kita lakukan dengan menggunakan wadah apa saja atau menggunakan wadah khusus yang disebut tray.
a.       Sebelum disemai, benih terlebih dahulu direndam dalam air hangat (50c) selama satu malam atau juga dapat lebih cepat dengan menggunakan larutan previcur N (0,1 %) selama 2 jam, setelah itu dikeringkan.
b.      Kemudian sebarkanlah benih ketempat persemaian.
c.     Setelah berumur 7-8 hari, bibit telah dapat dipindahkan kedalam pot/polibag atau media tanam lainnya yang kita inginkan.

4.         Penanaman
Setelah bibit berumur 3-4 minggu atau juga dapat dilihat dari jumlah daunnya yang sudah mencapai 4-5 helai daun, tanaman dapat dipindahkan ke media tanam baru yang lebih besar.

5.         Pemupukan
Karena sistem yang akan kita gunakan adalah pertanian organik, maka sebaiknya adalah menggunakan pupuk organik, misalnya kompos, pupuk kandang, pupuk bokasi dan yang sangat baik Jus Bumi(pupuk cair). Pemberian pupuk ini dilakukan sebelum penanaman.

6.         Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari sampai selada tumbuh normal, kemudian penyiraman berikutnya dapat dilakukan sesuai kebutuhan. Jika terdapat tanaman yang mati segerlah lakukan penyulaman sebelum tanaman berusian 15 hari. Penyulaman baiknya dilakukan 5-7 hari setelah penanaman, penyulaman ini sendiri dilakukan agar kita bisa mendapatkan seregaman tumbuh tanaman.

7.         Pengendalian Hama (OPT)
Penyakit yang sering menyerang tanaman selada adalah bercak hitam daun dan cacar daun, belalang, dan nyamuk kecil bila keadaan lembab. Pengendalian hama dapat dilakukan secara mekani yaitu dangan cara menyingkirkannya menggunakan tangan. Jika ingin menggunakan pestisida, gunakanlah pestisida alami yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan yang dapat kita buat sendiri sehingga tidak mencemari tanaman selada tersebut, sehingga tanaman kitapun dapat terjaga ke organikan nya.

8.         Panen
Selada dapat kita panen setelah berumur kurang lebih 2 bulan. Pemanenan sayur biasanya dilakukan dengan sistem cabut akar, namun jika pemanena tidak ingin dilakukan secara besar-besaran, kita dapat hanya mengambil daunnya saja sehingga tanaman yang masih tertanam masih dapat tetap tumbuh dan bertahan untuk panen berikutnya, sehingga dapat menghindarkan kita dari ancaman kerugian dipasar jika selada tidak habis.

Ok  saudara-saudar, sekian pemaparan saya mengenai cara budidaya selada, kiranya dapat membantu semua pembaca terutama para petani, guna meningkatkan mutu pertanian indonesia.

sekian dan terimakasih.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Masukkan Komentar di bawah