I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kedelai
merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine
ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai kedelai yang kita
kenal sekarang (Glycine max (L) Merril). Berasal dari daerah Manshukuo
(Cina Utara). Di Indonesia, yang dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai tanaman
makanan dan pupuk hijau. Penyebaran tanaman kedelai ke Indonesia berasal dari
daerah Manshukuo menyebar ke daerah Mansyuria: Jepang (Asia Timur) dan ke
negara-negara lain di Amerika dan Afrika.
Kacang
kedelai yang diolah menjadi tepung kedelai secara garis besar dapat dibagi
menjadi 2 kelompok manfaat utama, yaitu: olahan dalam bentuk protein kedelai
dan minyak kedelai. Dalam bentuk protein kedelai dapat digunakan sebagai bahan
industri makanan yang diolah menjadi: susu, vetsin, kue-kue, permen dan daging
nabati serta sebagai bahan industri bukan makanan seperti : kertas, cat cair,
tinta cetak dan tekstil. Sedangkan olahan dalam bentuk minyak kedelai digunakan
sebagai bahan industri makanan dan non makanan. Industri makanan dari minyak
kedelai yang digunakan sebagai bahan industri makanan berbentuk gliserida
sebagai bahan untuk pembuatan minyak goreng, margarin dan bahan lemak lainnya.
Sedangkan dalam bentuk lecithin dibuat antara lain: margarin, kue, tinta, kosmetika,
insectisida dan farmasi.
Kedelai
merupakan tanaman yang strategis di dunia petanian. Seiring
dengan pemanfaatan kedelai untuk bebagai bahan makanan, seperti tempe,
tahu, kecap, taucodan sebagainya, banyak masyarakat indonesia yang memiliki
ketergantunganterhadap pengkonsumsian kedelai.Makanan yang terbuat atau
berbahan dasar kedelai dipercaya mengandung protein yang tinggi dan
merupakan makanan rakyat sehari-hari. Namun yang menjadi permasalahan
adalah dalam pemenuhan permintaan akan kacang kedelai. Pemerintah membuat
kebijakan impor kedelai dari negara lain seperti Amerika dan Cina. Hal ini
dikarenakan Indonesi belum mampu membudidayakan kacang kedelai tesebut
dengan baik. Berkaitan dengan kondisi tempat dan lingkungan yang sesuai
sabagai tempat tumbuhnya kedelai. Kalaupun bisa, hasil yang diperoleh tidak
akan sebaik kedelai produk di impor. Kendala lain yang ditemukan dalam
pembudidayaan kedelai ini adalah hama dan penyakit yang menyerang.
Gangguan
hama, penyakit daan ketidakseimbangan hara merupakan masalah penting yang
dihadapi petani dalam usahatani kedelai. Serangan hama dan penyakit, selain
menyebabkan kehilangan hasil yang cukup besar, juga menurunkan kualitas hasil.
Beberapa serangan hama dan penyakit, seringkali menampilkan gejala yang perlu
diidentifikasi dengan teliti, sehingga dapat diketahui dengan tepat penyebabnya
yang pada gilirannya upaya pengendalian dapat dilakukan dengan tepat dan
efektif.
1.2 Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui hama-hama
yang menyerang tanaman kedelai beserta gejala yang ditimbulkan berdasarkan
stadia pertumbuhan tanaman kedelai.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistematika tanaman kedelai
adalah sebagai berikut :
Familia : Leguminosae
Subfamili : Papilionoidae
Genus : Glycine
Species : Glycine max L
Kedelai yang
tumbuh secara liar di Asia Tenggara meliputi sekitar 40 jenis. Penyebaran
geografis dari kedelai mempengaruhi jenis tipenya. Terdapat 4 tipe kedelai
yakni: tipe Mansyuria, Jepang, India, dan Cina. Dasar-dasar penentuan varietas
kedelai adalah menurut: umur, warna biji dan tipe batang. Varietas kedelai yang
dianjurkan yaitu: Otan, No. 27, No.29, Ringgit 317, Sumbing 452, Merapi 520,
Shakti 945, Davros, Economic Garden, Taichung 1290, TKG 1291, Clark 1293, Orba
1343, Galunggung, Lokon, Guntur, Wilis, Dempo, Kerinci, Raung, Merbabu, Muria dan
Tidar.
a. Botani
Kedelai merupakan terna dikotil semusim
dengan percabangan sedikit, sistem perakaran akar tunggang, dan batang
berkambium. Kedelai dapat berubah penampilan menjadi tumbuhan setengah merambat
dalam keadaan pencahayaan rendah. Kedelai, khususnya kedelai putih dari daerah
subtropik, juga merupakan tanaman
hari-pendek dengan
waktu kritis rata-rata 13 jam. Ia akan segera berbunga apabila pada masa siap
berbunga panjang hari kurang dari 13 jam. Ini menjelaskan rendahnya produksi di
daerah tropika, karena tanaman terlalu dini berbunga. Biji kedelai berkeping
dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung jaringan endospperma. Embrio
terletak diantara keping biji. Warna kulit biji kuning, hitam, hijau, coklat.
Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada dinding buah. Bentuk
biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapai ada pula yang bundar atau bulat agak
pipih.
Biji kedelai yang kering akan berkecambah bila memperoleh
air yang cukup. Kecambah kedelai tergolong epigeous, yaitu keping biji muncul
diatas tanah. Warna hipokotil, yaitu bagian batang kecambah dibawah kepaing,
ungu atau hijau yang berhubungan dengan warna bunga. Kedelai yang berhipokotil
ungu berbunga ungu, sedang yang berhipokotil hijau berbunga putih. Kecambah
kedelai dapat digunakan sebagai sayuran (tauge).
Tanaman kedelai mempunyai akar
tunggang yang membentuk akar-akar cabang yang tumbuh menyamping (horizontal)
tidak jauh dari permukaan tanah. Jika kelembapan tanah turun, akar akan
berkembang lebih ke dalam agar dapat menyerap unsur hara dan air. Pertumbuhan
ke samping dapat mencapai jarak 40 cm, dengan kedalaman hingga 120 cm. Selain
berfungsi sebagai tempat bertumpunya tanaman dan alat pengangkut air maupun
unsur hara, akar tanaman kedelai juga merupakan tempat terbentuknya bintil-bintil akar. Bintil akar tersebut berupa koloni
dari bakteri pengikat nitrogen Bradyrhizobium japonicum yang bersimbiosis
secara mutualis dengan kedelai. Pada tanah yang telah mengandung bakteri ini,
bintil akar mulai terbentuk sekitar 15 – 20 hari setelah tanam. Bakteri bintil
akar dapat mengikat nitrogen langsung dari udara dalam bentuk gas N2
yang kemudian dapat digunakan oleh kedelai setelah dioksidasi menjadi nitrat (NO3).
Kedelai berbatang dengan tinggi 30–100
cm. Batang dapat membentuk 3 – 6 cabang, tetapi bila jarak antar tanaman rapat,
cabang menjadi berkurang, atau tidak bercabang sama sekali. Tipe pertumbuhan
batang dapat dibedakan menjadi terbatas (determinate), tidak terbatas (indeterminate),
dan setengah terbatas (semi-indeterminate). Tipe terbatas memiliki ciri
khas berbunga serentak dan mengakhiri pertumbuhan meninggi. Tanaman pendek
sampai sedang, ujung batang hampir sama besar dengan batang bagian tengah, daun
teratas sama besar dengan daun batang tengah. Tipe tidak terbatas memiliki ciri
berbunga secara bertahap dari bawah ke atas dan tumbuhan terus tumbuh.
Tanaman berpostur sedang sampai tinggi, ujung batang lebih kecil dari bagian
tengah. Tipe setengah terbatas memiliki karakteristik antara kedua tipe lainnya.
Bunga kedelai termasuk bunga
sempurna yaitu setiap bunga mempunyai alat jantan dan alat betina. Penyerbukan
terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup sehingga kemungkinan kawin silang
alami amat kecil. Bunga terletak pada ruas-ruas batang, berwarna ungu atau
putih. Tidak semua bunga dapat menjadi polong walaupun telah terjadi
penyerbukan secara sempurna. Sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk polong.
Buah kedelai
berbentuk polong. Setiap tanaman mampu menghasilkan 100 – 250 polong. Polong
kedelai berbulu dan berwarna kuning kecoklatan atau abu-abu. Selama proses
pematangan buah, polong yang mula-mula berwarna hijau akan berubah menjadi
kehitaman.
Pada buku (nodus)
pertama tanaman yang tumbuh dari biji terbentuk sepasang daun tunggal.
Selanjutnya, pada semua buku di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan
tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga
mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis, dan
berwarna hijau. Permukaan daun berbulu halus (trichoma) pada kedua sisi. Tunas
atau bunga akan muncul pada ketiak tangkai daun majemuk. Setelah tua, daun
menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah batang.
b. Manfaat Tanaman
Kacang
kedelai yang diolah menjadi tepung kedelai secara garis besar dapat dibagi
menjadi 2 kelompok manfaat utama, yaitu: olahan dalam bentuk protein kedelai
dan minyak kedelai. Dalam bentuk protein kedelai dapat digunakan sebagai bahan
industri makanan yang diolah menjadi: susu, vetsin, kue-kue, permen dan daging
nabati serta sebagai bahan industri bukan makanan seperti : kertas, cat cair,
tinta cetak dan tekstil. Sedangkan olahan dalam bentuk minyak kedelai digunakan
sebagai bahan industri makanan dan non makanan. Industri makanan dari minyak
kedelai yang digunakan sebagai bahan industri makanan berbentuk gliserida
sebagai bahan untuk pembuatan minyak goreng, margarin dan bahan lemak lainnya.
Sedangkan dalam bentuk lecithin dibuat antara lain: margarin, kue, tinta,
kosmetika, insectisida dan farmasi.
c. Syarat Pertumbuhan
Ø Iklim
Tanaman kedelai sebagian besar
tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Sebagai barometer iklim
yang cocok bagi kedelai adalah bila cocok bagi tanaman jagung. Bahkan daya
tahan kedelai lebih baik daripada jagung. Iklim kering lebih disukai tanaman
kedelai dibandingkan iklim lembab.
Tanaman kedelai dapat tumbuh
baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan
untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara
100-200 mm/bulan.
Suhu yang dikehendaki tanaman
kedelai antara 21-34 oC, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman
kedelai 23-27 oC. Pada proses perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu yang
cocok sekitar 30 oC.
Saat panen kedelai yang jatuh
pada musim kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh
terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil.
Ø Media tanam
Pada dasarnya kedelai
menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu basah, tetapi air tetap tersedia.
Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratan
tumbuh. Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan
aerasi tanah cukup baik. Tanah-tanah yang cocok yaitu: alluvial, regosol,
grumosol, latosol dan andosol. Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah
yang mengandung banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali
bila diberi tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah cukup.
Toleransi keasaman tanah sebagai
syarat tumbuh bagi kedelai adalah pH= 5,8-7,0 tetapi pada pH 4,5 pun kedelai
dapat tumbuh. Pada pH kurang dari 5,5 pertumbuhannya sangat terlambat karena
keracunan aluminium. Pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses
oksidasi amoniak menjadi nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang
baik.
Ø Ketinggian Tempat
Varietas kedelai berbiji kecil,
sangat cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 0,5- 300 m dpl. Sedangkan
varietasi kedelai berbiji besar cocok ditanam di lahan dengan ketinggian
300-500 m dpl. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih
dari 500 m dpl.
III.
METODE PERCOBAAN
3.1 Tempat dan Waktu
Percobaan ini
dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan Oktober
3.2 Bahan dan Alat
Bahan-bahan
yang digunakan dalam percobaan ini adalah: benih kedelai varietas anjasmoro,
pupuk kandang, tali plastik dan air.
Alat-alat
yang digunakan pada percobaan ini adalah: cangkul, ajir, gembor, alat tulis,
sabit, silet, gunting dan alat dokumentasi.
3.3 Metode kerja
a. Pembentukan Bedengan
Lahan tempat pelaksanaan
percobaan dibersihkan dari gulma, kotoran dan akar atau tunggul. Tanah kemudian
dicangkul hingga menjadi gembur. Selanjutnya dibuat petakan dengan ukuran
panjang 3 m dan lebar 2 m.
b. Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah
pupuk kandang, dengan dosis 20 kg/petakan. Pupuk ditaburkan pada petakan
kemudian diratakan. Pupuk yang digunakan harus pupuk yang sudah matang sehingga
tidak ada patogen penyebab penyakitnya.
c. Penanaman
Penanaman dilaksanakan seminggu
setelah pemupukan. Penanaman dilakukan dengan pembuatan lubang tanam dengan
jarak 15 cm x 40 cm kemudian setiap lubang diisi dengan 3 benih kedelai.
d. Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan
meliputi kegiatan penyiraman, penyulaman, penjarangan dan penyiangan gulma.
-
Peyiraman tanaman dilakukan pada pagi dan sore hari
sejak tanaman mulai tumbuh. Penyiraman tidak dilakukan jika hujan turun.
-
Penjarangan dilakukan setelah tanaman berusia 2 minggu
dengan menyeleksi tanaman yang kurang baik pertumbuhannya, dan menyisakan satu
tanaman tiap lubang tanamnya.
-
Penyulaman dilakukan jika ada tanaman di petakan mati,
maka tanaman tersebut diganti dengan tanaman yang baru dari lahan sulaman.
-
Penyiangan gulma dilakukan secara manual/dicabut, disesuaikan
dengan kondisi keberadaan gulma pada petak percobaan.
e. Pengamatan
Pengamatan dilakukan setiap satu
minggu sekali pada pagi hari dilaksanakan setelah tanaman berusia 2 minggu
setelah tanam hingga memasuki masa panen. Pengamatan dilakukan pada semua
tanaman dengan melihat gejala-gejala yang timbul pada tanaman yang disebabkan
oleh hama kemudian menangkap hama yang terdapat pada petakan. Hama yang didapat
kemudian diamati dan diidentifikasi.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hama yang
ditemukan pada tanaman muda berusia 2 minggu setelah tanam hingga 2 minggu
setelah tanam adalah: lalat bibit kacang, lalat batang, dan lalat pucuk. Hama
yang ditemukan pada fase vegetatif adalah: Aphis, kumbang kedelai, ulat grayak,
ulat jengkal, ulat penggulung daun, dan ulat lelicoverpa. Hama yang ditemukan
pada fase generatif yaitu kepik polong, kepik hijau, kepik Piezodorus dan
penggerek polong kedelai. Hama pada fase vegetaif seperti ulat jengkal
ditemukan juga ketika tanaman kedelai berada pada fase generatif namun
intensitas serangannya lebih ringan.
v Serangan
lalat kacang ditandai oleh adanya bintik-bintik putih pada keping biji, daun
pertama atau kedua. Bintik-bintik tersebut adalah bekas tusukan alat peletak
telur (ovipositor) dari lalat kacang betina.
Gejala serangan lalat batang yaitu, pada daun muda terdapat bintik-bintik bekas tusukan alat peletak telur. Lubang gerrekan larva pada batang dapat menyebabkan tanaman menjadi layu, mengering dan mati.
Gejala serangan lalat batang yaitu, pada daun muda terdapat bintik-bintik bekas tusukan alat peletak telur. Lubang gerrekan larva pada batang dapat menyebabkan tanaman menjadi layu, mengering dan mati.
v Serangan
lalat pucuk menyebabkan pucuk pada tanaman menjadi mati dan mengering. Serangan
pada tingkat populasi tinggi menyebabkan seluruh helai daun layu. Serangan pada
awal pertumbuhan umumnya jarang terjadi, kematian pucuk berlangsung pada saat
pembungaan.
v Serangan
Aphis pada pucuk tanaman muda meyebabkan pertumbuhan tanaman kerdil.
Hama ini juga bertindak sebagai vektor berbagai penyakit virus kacang-kacangan.
Hama ini menyerang tanaman kedelai muda sampai tua.
v Hama
Bemisia tabaci baik yang muda maupun yang dewasa mengisap cairan daun,
dan menghasilkan ekstrak embun madu sebagai media tumbuhnya cendawan embun
jelaga, sehingga tanaman sering tampak berwarna hitam.
v Serangga
Phaedonia inelusa berwarna hitam megkilap dengan bagian kepala dan tepi
sayap depan berwarna kecoklatan. Kumbang dewasa aktif pada pagi dan sore hari,
sedangkan pada siang hari bersembunyi di celah-celah tanah. Kumbang dewasa
makan daun, pucuk tanaman, bunga dan polong. Bila tanaman tersentuh, kumbang
akan menjtuhkan diri dan pura-pura mati.
v Spodoptera
litura aktif makan pada malam hari, meninggalkan epidermis atas dan tulang
daun sehingga daun yang teserang dari jauh terlihat berwarna putih. Panjang
tubuh ulat yang telah tumbuh penuh 50 mm. Kepompong terbentuk di dalam tanah.
Setelah 9-10 hari, kepompong akan berubah menjadi ngengat dewasa. Selain
menyerang daun, ulat dewasa juga memakan polong muda dan tulang daun muda,
sedang pada daun tua, tulang-tulangnya akan tersisa.
v Chrysodeixis
chaleites menyerang tanaman pada fase nimfa. Ulat makan daun dari arah
pinggir. Serangan berat pada daun meyebabkan hanya tulang-tulang daun saja yang
tersisa, dan keadaan ini biasanya terjadi pada fase pingisian polong.
v Omiodes
membentuk gulungan daun dengan merekatkan daun yang satu dengan yang
lainnya dari sisi dalam dengan zat perekat yang dihasilkannya. Di dalam gulungan,
ulat memakan daun, sehingga akhirnya tinggal tulang daunnya saja yang tersisa.
Serangan hama ini terlihat dengan adanya daun-daun yang menggulung menjadi
satu, bila dibuka akan dijumpai ulat atau keturunannya yang berwarna coklat
hitam.
v Helicoverpa
muda makan jaringan daun, sedangkan ulat instar yang lebih tua sering
dijumpai makan bunga, polong muda dan biji. Ciri khusus cara makan ulat Helicoverpa
adalah kepala dan sebagian tubuhnya masuk ke dalam polong. Selain makan
polong, ulat muda juga meyerang daun dan bunga.
v Kepik
Riptortus linearis baik yang muda maupun yang tua mengisap cairan polong
dan biji. Cara meyerang dengan menusukkan stilet pada kulit polong dan terus ke
biji kemudian mengisap cairan biji. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan
polong dan perkembangn biji menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian
mengering dan polong gugur.
v Kepik
Nezara viridula pada pagi hari, kepik biasanya tinggal di permukaan daun
bagian atas, tetapi pada siang hari akan turun ke bagian polong untuk makan dan
berteduh. Kepik muda dan dewasa merusak polong dan biji dengan menusukkan
stiletnya pada kulit polong terus ke biji kemudian mengisap cairan biji.
Kerusakan yang diakibatkan aleh kepik hijau ini menyebabkan penurunan hasil dan
kualitas biji.
v Kepik
Piezodorus muda dan dewasa meyerang dengan cara menusuk polong dan biji serta
mengisap cairan biji pada semua stadia pertumbuhan polong dan biji. Kerusakan
yang diakibatkan pleh pengisap ini meyebabkan penurunan hasil dan kualitas
biji.
v Penggerek
polong kedelai (Etiella zinekenella) tanda serangannya berupa lubang
gerek berbentuk bundar pada kulit polong.
4.2 Pembahasan
Lalat bibit kacang menyerang
sejak tanaman muda muncul kepermukaan tanah hingga tanaman berusia 10 hari.
Lalat betina meletakkan telur pada tanaman muda yang baru tumbuh. Telur
diletakkan di dalam lubang tususkan antara epidermis atas dan bawah keping biji
atau disisipkan dalam jaringan mesofil dekat pangkal keping biji atau pangkal
helai daun pertama dan kedua. Telur berwarna putih seperti mutiara dan
berbentuk lonjong dengan ukuran panjang 0,31 mm dan lebar 0,15 mm. Setelah dua
hari, telur menetas dan keluar larva. Larva masuk ke dalam keping biji atau
pangkal helai daun pertama dan kedua, kemudian membuat lubang gerekan.
Selanjutnya, larva menggerek batang melalui kulit batang sampai ke pangkal
batang, dan berubah menjadi kepompong. Kepompong mula-mula berwarna kuning
kemudian berubah menjadi kecoklat-coklatan.
Imago lalat batang (Melanagromyza
sojae) berwarna hitam, bentuk tubuhnya serupa dengan lalat bibit kacang,
dengan sayap transparan. Telur diletakkan pada bagian bawah daun sekitar
pangkal tulang daun di daun ketiga dan daun yang lebih muda. Telur berbentuk
oval setelah 2-7 hari telur menetas menjadi larva dan makan jaringan daun dan masuk
serta menggerek batang bagian dalam. Kepompong terbentuk di dalam batang.
Serangga Melanagromyza
dolicostigma dewasa berupa lalat berwarna hitam, bentuknya serupa dengan
lalat kacang. Telur diletakkan pada permukaan bawah dari daun-daun bagian pucuk
yang belum terbuka. Setelah keluar dari telur larva makan dan menggerek
ke dalam jaringan daun, kemudian menuju pucuk tanaman melalui tulang daun.
Tubuh Aphis glycines berukuran
kecil, lunak dan berwarna hijau agak kekuning-kuningan. Sebagian besar jenis serangga
ini tidak bersayap, tetapi bila populasi meningkat, sebagian serangga dewasanya
membentuk sayap yang bening. Serangga ini menyukai bagian-bagian muda dari
tanaman inangnya.
Serangga dewasa kutu kebul
berwarna putih dengan sayap jernih, ditutupi lapisan lilin yang bertepung.
Telur berwarna kuning terang dan bertangkai seperti kerucut. Stadia telur
berlangsung selama 6 hari. Serangga muda yang baru keluar dari telur berwarna
putih pucat, tubuhnya berbentuk bulat telur dan pipih. Stadia pupa terbentuk pada
permukaan daun bagian bawah.
Kumbang kedelai dewasa berbentuk
kubah. Tubuh kumbang berwarna hitam mengkilap dengan bagian kepala dan
tepisayap berwarna kecoklatan. Kumbang betina meletakkan telur secara
berkelompok pada permukaan bawah daun. Telur berbentuk bulat panjang dan
berwarna kuning pucat. Larva yang baru keluar dari telur untuk sementara
tinggal di tempat telur diletakkan, kemudian pindah dan makan bagian pucuk
bunga dan polong. Menjelang menjadi kepompong, larva menuju ke tanah dan
berkepompong di sela-sela gumpalan tanah. Masa menjaid kepompong selama 8 hari.
Serangga dewasa Spodoptera
litura berupa ngengat abu-abu, meletakkan telur pada daun secara
berkelompok. Telur akan menetas setelah 3 hari. Ulat yang abru keluar akan
memakan epidermis daun. Kepompong terbentuk di dalm tanah. Setelah 9-10 hari,
kepompong akan berubah menjadi ngengat dewasa.
Ngengat betina ulat jengkal
meletakkan telur pada permukaan bawh daun secara stu persatu. Menetas setelah
3-4 hari. Ulat yang abru keluar berwarna hijau dan dikenal sebagai ulat jengkal
karena perilaku jalannya. Ulat dewasa membentuk kepompong dalam daun yang
dianyam. Setelah 7 hari, ekpompong tumbuh menjadi ngengat.
Ngengat betina ulat penggulung
daun berukuran kecil, berwarna coklat kekuning-kuningan. Telur diletakkan
secara berkelompok pada daun-daun muda. Ulat yang keluar dari telur berwarna
hijau, licin, transparan dan agak mengkilap. Kepompong terbentuk di dalam
gulungand daun.
Ulat Helicoverpa spp. Meletakkan
telur secara terpencar satu persatu pada daun, pucuk atau bunga pada malam
hari. Setelah 2-5 hari, telur menetas menjadi ulat. Kepompong terbentuk di
dalam tanah. Setelah 12 hari, menetas dan ngengat akan keluar.
Kepik polong dewasa mirip dengan
walang sangit, berarna kuning coklat dengan garis putih kekuningan di sepanjang
sisi badannya. Telur di letakkan secar berkelompok pada permukaan atas atau
bawah daun serta pada polong. Telur berbentuk bulat dengan bagian tengah agak
cekung. Setelah 6-7 hari, telur menetas dan keluar kepik muda. Dlam
perkembangannya, kepik muda mengalami 5 kali pergantian kulit. Tiap pergantian
kulit terdapat perbedaan bentuk, warna dan ukuran.
Kepik hijau dewasa mulai datang
di pertanman menjelang fase berbunga. Telur di letakkan secara berkelompok pada
permukaan bawah daun, permukaan daun bagian atas, polong dan batang tanaman.
bentuk telur seperti cangkir berwarna kuning dan berubah menjadi merah bata
ketika akan menetas. Telur menetas setelah5-7 hari. Kepik muda (nimfa) yang
baru keluar tinggal bergerombol di atas kulit telur. Untuk menjadi serangga
dewasa nimfa mengalami 5 instar yang berbeda warna dan ukurannya.
Kepik Piezodoporus hypner dewasa
mirip dengan Nezara, berwarna hijau, mempunyai garis melintang pada lehernya.
Telur di letakkan berkelompok pada permukaan daun bagian atas, pada polong,
batang atau di rumput. Telur berbentuk silinder, berwarna abu-abu kehitaman
dengan stripmputih di tengahnya. Setelah 4 hari, telur menetas dan kelur nimfa,
selama perkembangannya menjadi dewasa, kepik muda berganti kulit sebanyak 5
kali.
Serangga dewasa penggerek polong
kedelai berwarna keabu-abuan dan mempunya garis putih pada sayap depan. Telur
diletakkan secara berkelompok 4-15 butir di bagian bawah daun, kelopak bunga
atau pada polong. Telur berbentuk lonjong, setelah 3-4 hari, telur menetas dan
keluar ulat berwarna putih kekuningan, kemudian berubah menjadi hijau dengan
garis merah memanjang. Kepompong berwarna coklat dan dibentuk di dalam
tanah dengan terlebih dahulu membuat sel dari tanah. Setelah 9-15 hari, kepompong
berubah menjadi ngengat.
V.
KESIMPULAN
Sangat banyak
hama pengganggu pada tanaman kedelai, sementara musuh alami sangatlah terbatas.
Ini menunjukkan perawatan pada tanaman kedelai harus dilakukan dengan baik agar
tiding terjadi kehilangan hasil produksi besar-besaran akibat kerusakan oleh
hama.
Masukkan Komentar di bawah