KALIMAT EFEKTIF
Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkaian kata yang dapat
berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat adalah satuan bahasa
terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan maupun
tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan
keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam
wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Sekurang-kurangnya
kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah
subjek (S) dan sebuah predikat (P). Kalau tidak memiliki kedua unsur tersebut,
pernyataan itu bukanlah kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Itulah yang
membedakan frasa dengan kalimat.
Kalimat efektif
Kalimat efektif adalah satuanbahasa (kalimat)
yang secara tepat harus mewakili gagasan atau perasaan penulis dan harus pula
dimengerti oleh pembaca sebagaimana yang dimaksudkan penulis. Jadi, kalimat
efektif merupakan kalimat yang harus tepat sasaran dalam penyampaian dan
pemerian bagi pembacanya. Disamping kaidah yang ada dalam kalimat,kalimat
efektif perlu memperhatikan persyaratasn dan menghindari hal-hal yang menyalahi
kalimat efektif.
Syarat-syarat kalimat
efektif
1.
FUNGSI GRAMATIKAL DALAM KALIMAT EFEKTIF ATAU
KESATUAN FUNGSI GRAMATIKAL
Fungsi gramatikal
atau unsur struktur dalam kalimat dikenal dengan istilah subjek, predikat,
objek,, pelengkap,, dan keterangan yang dirumuskan atau disngkat menjadi
S + P + (O/Pel.) +
(Ket)
S : adalah subjek
P : adalah predikat
O : adalah objek
Pel : adalah
pelengkap
Ket. : adalah
keterangan.
Fungsi subjek dan
fungsi predikat harus ada dan jelas dalam kalimat dan secara fakultatif
diperlukan fungsi objek, fungsi pelengkap, dan fungsi keterangan.
SUBJEK adalah fungsi
kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis. Posisi subjek dalam
kalimat bebas, yaitu terdapat pada awal, tengah, atau akhir kalimat.
PREDIKAT adalah
fungsi kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis tentang subjek.
Posisi predikat dalam kalimat juga bebas,kecuali tidak boleh di belakang objek
dan di belakang pelengkap.
OBJEK adalah
fungsikalimat yang melengkapi kata kerja aktif dan kata kerja pasif sebagai
hasil perbuatan, yang dikenai perbuatan, yang menerima,atau yang diuntungkan
oleh perbuatan sebagai predikat. Fungsi objek selalu terletak di belakang
predikat berkata kerja transitif.
PELENGKAP adalah
fungsi yang melengkapi fungsi kata kerja berawalan ber-dalampredikat, sehingga
predikat kalimat menjadi lebih lengkap. Posisi pelengkap dalam kalimat terletak
di belakang predikat berawalan ber-.
KETERANGAN adalah
fungsi kalimat yang melengkapi fungsi-fungsi kalimat,yaitu melengkapi fungsi
subjek, fungsi predikat, dan fungsi objek, atau fungsi semua unsure
dalamkalimat. Posisi keterangan dalam kalimatbebas dan tidak terbatas. Tidak terbatas
dimaksudkan fungsiketerangan dalam dapat lebih dari satu pada posisi bebas yang
sesuai dengan kepentingan fungsi-fungsi kalimat.
Perhatikanlah posisifungsi-fungsi
kalimat berikut.
1. Setelah
bekerja selama tiga hari,panitia pelaksana seminar lingkungan hidup itu
berhasil merumuskan undang-undang kebersihan tata kota Jakarta di Kantor DPD
DKI Jakarta. (P-Pel-S-P-O-K)
2. Keputusan
hakim perlu ditinjau kembali.( S – P)
3. Perlu
ditinjau kembali keputusan hakim. (P – S)
4. Kelompok Pialang (broker) berbicara tentang
fluktuasi harga sama IHSG.
(S
– P – Pel.)
5. Selama
tahun 2012 fluktuasi harga saham IHSG mengalami kenaikan yang signifikan
sebanyak 12 kali di Bursa Efek Jakarta (K – S – P – O – K)
6. Pengacara
tersebut mempelajari undang-undangpencemaran nama baik dan membandingkannya
dengan Undang-undang Dasar RI. (S1 – P1 – O1 – P2 – K)
7. Evaluasi
pembelajaran mahasiswa meliputi empat komponen, yaitu komponen UTS,komponen
UAS, komponen kehadiran, dan komponen makalah ilmiah. (S1 – P1 – O1 – K1 – K2-
K3 – K4)
8. Jika
stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat
beribadah dengan leluasa. (S3- P3 – S1 – P1 – S2 – P2).
9. Bahwa
kemerdekaan itu hak semua bangsa sudahdiketahui semua orang. ( S1 (konjungsi +
S2 + P2) - P1 - O1.)
10. Dosen
mengatakan bahwa komponen nilai UAS berbobot 40%. (S1 - P1 - O1 (S2+P2)).
11. Hasil
UAS mahasiswa dibatalkan jika mahasiswaketahuan mencontek. (S1 – P1 – K1
(S2+P2)).
12. Kelompok
C berpresentasi dan tim juri menilainya. (S1 – P1 + S2 – P2)
13. Kinerja
bisnis mulai membaik dan perkembangan ekonomi menjadi stabil setelah pemilu
berlangsung damai. (S1 - P1 + S2 – P2 + (S3 + P3)
2. KEPADUAN (KOHERENSI) DALAM KALIMAT
Kepaduan
atau keherensi dalam kalimat efektif adalah hubungan timbale balik atau
hubungan kedua arah di antara kata atau frasa dengan jelas, benar, dan logis Hubungan
timbal baik terjad dapat antarkata dalam frasa satu unsure atau dapat terjadi
antar frasa dalam antarfungsi dalam kalimat. Hubungan antarfungsi itu dapat
menimbulkan kekacauan makna gramatikal kalimat. Perhatikanlah contoh kalimat
yang berprasyarat koherensi berikut.
Contoh kalimat yang
TIDAKKOHERENSIF
1. Setiap
hari dia pulang pergi Bogor –Jakarta dengan kereta api.
2. Oleh
panitia seminar makalah itu dimasukkan ke dalam antologi.
3. Pelaksanaan
seminar itu karena jalan macet harus ditunda satu jam kemudian. Pembetulan
kalimat yang KOHERENSIF
Ex
: 1. Setiap hari dia pergi pulang Bogor—Jakarta
dengan kereta api
2. Makalah
seminar itu dimasukkan ke dalamantologi.
3. Karena
jalan macet,pelaksanaan seminar itu ditunda satu jam kemudian.
3. KEHEMATAN
KALIMAT ATAU EKONOMI BAHASA
KEHEMATAN
arau ekonomi bahasa adalah penulisan kalimat yang langsung menyampaikan gagasan
ataupesan kalimat secara jelas, lugas, dan logis. Kalimat yang hemat dalam
penulisan menghindari dan memperhatikan hal-hal berikut .
1. Penulis
menggunakan kata bermakna leksikal yang jelas dan lugas dan penenpatan afiksasi
yang benar.
2. Penulis
menghindari subjek yang sama dalam kalimat majemuk.
3. Penulis
menghindari pemakaian hiponimi dan sinonimi yang tidak perlu.
4. Penulis
menghindari penggunaan kata depan (preposisi) di depan kalimat dan di depan
subjek.
5. Penulis
menghindari penggunaan kata penghubung (konjungsi) di depan subjek dan di
belakang predikat yang berkata kerja transitif.
6. Penulis
menghindari kata ulang jika sudah ada kata bilangan tak tentu di depan kata
benda.
7. Penulis
menghindarifungsi tanda baca dan pengulangan kata dalam rincian.
8. Penulis
menghindariketerangan yang berbelit-belit dan panjang yang seharusnya
ditempatkan dalam catatan kaki (footnotes).
9. Penulis
menghindari pemborosan kata dan afiksasi yang tidak jelas fungsinya. Perhatikanlah
contoh berikut,yaitu kalimat kurang memperhatikan ekonomi bahasa.
a. Dalam ruangan ini kita dapat menemukan
barang-barang, antara lain seperti meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain.
b. Karena
modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
c. Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir,
maka rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.
Perbaikan kalimat
yang memperhatikan ekonomi bahasa berikut.
(a1) Dalam ruangan
ini kita dapat menemukan meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain.
(b1)
Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(b2)
Modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(c1)
Pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr.
Tadjudin.
(c2)
Apabila pada hariitu saya berhalangan hadir, rapat akan dipimpin oleh Sdr.
Tadjudin.
4. PENEKANAN
DALAM KALIMAT EFEKTIF
Dalam
kalimat efektif PENEKANAN ATAU PENONJOLAN adalah upaya penulis untukmemfokuskan
kata atau frasa dalamkalimat. Penekanan dalam kalimat dapat berupa
kata,frasa,klausa, dalam kalimat yang dapat berpindahpindah. Namun,penekanan
tidak sama dengan penentuan gagasan utama dan ekonomi bahasa. Penekanan dapat
dilakukan dalamkalimat lisan dan kalimat tulis. Pada kalimat lisan,penekanan
dilakukan dengan intonasi yang dapat disertai mimik muka dan bentuk
nonverbal lainnya. Penekanan dalam kalimat tulis dapat dilakukan dengan
cara-cara berikut.
1. Mutasi,
yaitu mengubah posisi kalimat dengan menempatkan bagian yang dipenting pada
awal kalimat.
Contoh:
Minggu depan akan diadakan seminar”Pencerahan Pancasila bagi Mahasiswa”
2. Repetisi,
yaitu mengulang kata yang sama dalam kalimat yang bukan berupa sinonim kata.
Contoh:
Kalau pimpinan sudah mengatakan tidak tetap tidak.
3. Kursif,
yaitu menulis miring, menghitamkan, atau menggarisbawahi kata yang dipentingkan.
Contoh:
Bab II skripsi ini tidak membicarakan fluktuasi harga saham.
4. Pertentangan,yaitu
menempatkan kata yang bertentangan dalam kalimat. Pertentangan bukan berarti
antonym kata.
Contoh:
Dia sebetulnya pintar tetapi malas lkuliah.
5. Partikel,
yaitu menempatkan paretikel (lah,kah, pun,per, tah) sebelum atau sesudah kata
yang dipentingkan dalam kalimat.
Contoh:
Dalam berdemokrasi, apa pun harus transparan kepada rakyat.
6. Penekanan
dalamkalimat tidak berarti penonjolan gagasan kalimat atau bukan ekonomi bahasa.
Masukkan Komentar di bawah