Untuk lagu rakyat Indonesia yang berjudul sama, lihat Genjer-genjer.
Genjer
|
||||||||||||||
Genjer
dengan bunga
|
||||||||||||||
|
||||||||||||||
Genjer (dibaca gènjèr) atau paku
rawan (Limnocharis flava) adalah sejenis tumbuhan rawa
yang banyak dijumpai di sawah atau perairan dangkal. Biasanya ditemukan bersama-sama
dengan eceng gondok. Genjer adalah sumber sayuran "orang miskin", yang dimakan
orang desa apabila tidak ada sayuran lain yang dapat dipanen. Dalam bahasa
internasional dikenal sebagai limnocharis, sawah-flower rush, sawah-lettuce,
velvetleaf, yellow bur-head, atau cebolla de chucho. Nama
"paku rawan" agak menyesatkan karena genjer sama sekali bukan anggota
tumbuhan paku.
Terna tahunan yang dapat mencapai
tinggi setengah meter ini mudah ditemukan di perairan dangkal seperti sawah
atau rawa; rimpang tebal dan tegak, terbenam dalam lumpur; daun
tegak atau miring, tidak mengapung (berbeda dari eceng gondok), tangkainya panjang dan berlubang,
helainya bervariasi bentuknya; mahkota bunga
berwarna kuning dengan diameter 1.5cm, kelopak bunga hijau.
Tumbuhan ini dapat menjadi gulma
sawah yang serius jika tidak ditangani segera.
Pemanfaatannya dapat membantu mengendalikan populasinya. Walaupun biasanya
tidak intensif dibudidayakan, perbanyakan dapat dilakukan secara vegetatif
walaupun bijinya pun dapat ditanam. Tumbuhan ini berbunga
sepanjang tahun.
Perannya sebagai makanan rakyat miskin
digambarkan dalam lagu populer berbahasa Osing yang diciptakan oleh seniman asal Banyuwangi, Muhammad Arief, pada tahun 1940-an, Genjer-genjer.
Masukkan Komentar di bawah