LAPORAN AKHIR
BUDIDAYA TANAMAN PADI INVARI DENGAN MENGUNAKAN METODE S.R.I
(System of Rice
Intensification)
AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2011
BUDIDAYA TANAMAN PADI INVARI DENGAN MENGUNAKAN
METODE S.R.I
(System of Rice Intensification)
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam usaha
mempertahankan kelangsungan hidupnya, manusia berusaha, memenuhi kebutuhan
primer yaitu makanan. Dalam sejarah hidup manusia dari tahun ketahun mengalami
perubahan yang diikuti pula oleh perubahan kebutuhan bahan makanan pokok. Hal
ini dibuktikan dibeberapa daerah yang semula makanan pokoknya ketela, sagu,
jagung akhimya beralih makan nasi.
Nasi merupakan salah
satu bahan makanan pokok yang mudah diolah, mudah disajikan, enak dan nilai
energi yang terkandung didalamnya cukup tinggi sehingga berpengaruh besar
terhadap kesehatan.
S.R.I adalah teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktifitas
padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara, terbukti
telah berhasil meningkatkan produktifitas padi sebesar 50% , bahkan di beberapa
tempat mencapai lebih dari 100%. Metode ini pertama kali ditemukan secara tidak
disengaja di Madagaskar antara tahun 1983 -84 oleh Fr. Henri de Laulanie, SJ, seorang Pastor
Jesuit asal Prancis yang lebih dari 30 tahun hidup bersama petani-petani di
sana. Oleh penemunya, metododologi ini selanjutnya dalam bahasa Prancis
dinamakan Ie Systme de Riziculture Intensive disingkat SRI. Dalam bahasa Inggris
populer dengan nama System of Rice Intensification disingkat SRI.
Metode SRI minimal menghasilkan panen dua kali lipat
dibandingkan metode yang biasa dipakai petani. Hanya saja diperlukan pikiran
yang terbuka untuk menerima metode baru dan kemauan untuk bereksperimen. Dalam
SRI tanaman diperlakukan sebagai organisme hidup sebagaimana mestinya,
bukandiperlakukan seperti mesin yang dapat dimanipulasi. Semua unsur potensi
dalam tanaman padidikembangkan dengan cara memberikan kondisi yang sesuai
dengan pertumbuhannya.
I.I. Tujuan
Ø Mahasiswa
dapat mamahami metode bertanam S.R.I
untuk tanaman padi
Ø Mengetahui
cara membudidayakan tanaman padi secara baik dan benar.
Ø Memahami
penanganan serangan hama
dan penyakit untuk tanaman padi dengan metode S.R.I.
I.2. Prinsip Teori
Ada beberapa prinsip yang
perlu dipahami dalam budidaya padi S.R.I
1.
Tanaman bibit muda berusia kurang
dari 12 hari setelah semai (hss) ketika
bibit masih berdaun 2 helai.
2. Bibit
ditanam satu pohon perlubang dengan jarak 30 x 30, 35 x 35 atau lebih jarang
3.
Pindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus
hati-hati agar akar tidak putus dan
ditanam dangkal
4. Pemberian air maksimal 2 cm (macak-macak) dan
periode tertentu dikeringkan sampai pecah (Irigasi berselang/terputus)
5. Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan
diulang 2-3 kali dengan interval 10 hari
6.
Sedapat mungkin menggunakan pupuk organik (kompos atau pupuk hijau)
Keunggulan
dalam budidaya padi S.R.I
1. Tanaman
hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen memberikan air max
2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada periode pengeringan sampai
tanah retak ( Irigasi terputus)
2. Hemat
biaya, hanya butuh benih 5 kg/ha. Tidak memerlukan biaya pencabutan bibit,
tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang dll.
3. Hemat waktu,
ditanam bibit muda 5 - 12 hss, dan waktu panen akan lebih awal
4. Produksi
meningkat, di beberapa tempat
mencapai 11 ton/ha
5. Ramah
lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan dengan
mempergunakan pupuk organik (kompos, kandang dan Mikro-oragisme Lokal), begitu
juga penggunaan pestisida.
BAB II
METODOLOGI
II.1. Waktu dan Tempat
Pelaksanakan
penanaman dilakukan pada :
Tanggal :
16 mei 2011s/d 1 juni 2011
Jam :
08.00 wib s/d selesai
Tempat :
Lahan Percobaan, Fakultas Pertanaian Universitas Jambi
II.2. Bahan dan Alat
Alat yang di
gunakan untuk mengolah tanah dan penyiangan :
Ø Cangkul
Ø Sabit/arit
Bahan yang di
gunakan dalam praktikum kali ini adalah :
Ø bibit
padi invari
Ø Pupuk
kandang
Ø Pupuk
TSP
II.3. Metode Kerja
Tanaman padi dapat hidup baik didaerah yang
berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata
200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang
dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan
tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara
0 -1500 m dpl.
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi
adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam
perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jurnlah yang cukup. Padi
dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18
-22 cm dengan pH antara 4 -7.
Teknik bercocok tanam
yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan.
Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan persemaian sampai
tanaman itu bisa dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini
harus dipelihara yang baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar
dari serangan hama
dan penyakit yang sering kali menurunkan
produksi.
1. persiapam benih
Benih sebelum
disemai diuji dalam larutan air garam. Larutan air garam yang cukup untuk
menguji benih adalah larutan yang apabila dimasukkan telur, maka telur akan
terapung. Benih yang baik untuk dijadikan benih adalah benih yang tenggelam
dalam larutan tersebut.Kemudian benih telah diuji direndam dalam air biasa
selama 24 jam kemudian ditiriskandan diperam 2 hari, kemudian disemaikan pada
media tanah dan pupuk organik (1:1) di dalam wadah segi empat ukuran 20 x 20 cm
(pipiti). Selama 7 hari. Setelah umur 7-10 hari benih padi sudah siap
ditanam
2.
pengolahan lahan
Pengolahan tanah Untuk Tanam padi metode
SRI tidak berbeda dengan cara
pengolahan tanah untuk tanam padi cara
konvesional yaitu dilakukan untuk mendapatkan struktur tanah yang lebih baik bagi tanaman, terhidar dari
gulma. Pengolahan dilakukan dua minggu
sebelum tanam dengan menggunakan traktor tangan, sampai terbentuk
struktur lumpur. Permukaan tanah diratakan untuk mempermudah mengontrol dan
mengendalikan air.
3. pemberian pupuk
Pemberian pupuk pada SRI diarahkan kepada perbaikan kesehatan
tanah dan penambahan unsur hara yang berkurang setelah dilakukan pemanenan.
Setelah kelihatan kondisi tanah membaik maka pupuk organik bisa berkurang
disesuaikan dengan kebutuhan. Pemberian pupuk organik dilakukan pada tahap
pengolahan tanah kedua agar pupuk bisa menyatu dengan tanah. Akan tetapi pada
awal penanama ini kita gunakan pupuk NPK untuk tambahan unsure hara dengan cara
di tugal.
4. penanaman
Menanam Dalam
menanam bibit padi, hal- hal yang harus diperhatikan adalah :
a. Sistim larikan (cara tanam )
b. Jarak tanam
c. Hubungan
tanaman
d. Jumlah tanaman tiap lobang
e. Kedalam menanam bibit
f. Cara menanam
a. Sistim
larikan (cara tanam )
-
Akan
kelihatan rapi
-
Memudahkan
pemeliharaan terutama dalam penyiangan
-
Pemupukan,
pengendalian hama
dan penyakit akan lebih baik dan cepat
-
Dan
perlakuan-perlakuan lainnya
-
Kebutuhan
bibit / pemakaian benih bisa diketahui dengan mudah
b) Jarak tanam
Faktor yang ikut menentukan jarak tanam pada tanaman padi,
tergantung pada :
-
Jenis
tanaman
-
Kesuburan
tanah
-
Ketinggian
tempat / musim
-
Jenis
tanaman
Jenis padi tertentu
dapat menghasilkan banyak anakan. Jumlah anakan yang banyak memerlukan jarak
tanam yang lebih besar, sebaliknya jenis padi yang memilikjumlah anakan sedikit
memerlukan jarak tanam yang lebih sempit.
-
Kesuburan
tanah
Penyerapan hara oleh akar tanaman padi akan
mempengaruhi penentuan jarak tanam, sebab perkembangan akar atau tanaman itu
sendiri pada tanah yang subur lebih baik daTi pada perkembangan akar /tanaman
pada tanah yang kurang subur. Oleh karena itu jarak tanam yang dibutuhkan pada
tanah yang suburpun akan lebih lebar daTi pada jarak tanam padah tanah yang
jurang subur.
- Ketinggian tempat.
Daerah yang mempunyai ketinggian tertentu
seperti daerah pegunungan akan memerlikan jarakn tanam yang lebih rapat dari
pada jarak tanam didataran rendah, hal ini berhubungan erat dengan penyediaan
air. Tanaman padi varietas unggul memerlukan jarak tanam 20 x 20 cm pada musim
kemarau, dan 25 x 25 cm pada musim hujan.
c) Hubungan tanaman
Hubungan tanaman berkaitan dengan jarak tanam. Hubungan
tanaman yang sering diterapkan ialah :
- Hubungan
tanaman bujur sangkar ( segi empat )
- Hubungan
tanaman empat persegi panjang.
- Hubungan
tanaman 2 baris.
d) Jumlah tanaman ( bibit ) tiap lobang.
Bibit tanaman yang baik sangat menentukan penggunaannya
pada setiap lubang. Pemakian bibit tiap lubang antara 2 -3 batang.
e) Kedalaman penanaman bibit
Bibit yang
ditanam terlalu dalam / dangkal menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik,
kedalam tanaman yang baik 3 -4 cm.
f) Cara menanam
Penanaman bibit padi diawali dengan menggaris tanah / menggunakan
tali pengukur untuk menentukan jarak tanam. Setelah pengukuran jarak tanam selesai
dilakukan penanaman padi secara serentak.
5.
pemeliharaan
Sistem tanam metode SRI tidak membutuhkan genangan air yang terus
menerus, cukup dengan kondisi tanah yang basah. Penggenangan dilakukan hanya
untuk mempermudah pemeliharan. Pada
prakteknya pengelolaan air pada sistem padi organik dapat dilakukan.
Hal-hal yang termasuk dalam pemeliharaan yakni :
Penyulaman dan penyiangan.
Yang harus diperhatikan dalam penyulaman :
- Bibit
yang digunakan harus jenis yang sama
- Bibit
yang digunakan merupakan sisa bibit yang terdahulu
-
Penyulaman tidak boleh melampoi 10 hari setelah tanam.
- Selain
tanaman pokok ( tanaman pengganggu ) supaya dihilangkan.
Pengairan
Pengairan disawah dapat dibedakan :
-
Pengairan secara terns menerus
-
Pengairan secara piriodik
Pemupukan
Tujuannya adalah
untuk mencukupi kebutuhan makanan yang berperansangat penting bagi tanaman baik
dalam proses pertumbuhan / produksi, pupuk yang sering digunakan oleh petani
Pejarangan
Yakni memotong bibit yang tumbuh ganda penjarangan ditujukan untuk
mengurangi persaingan dan memenuhi syarat dari budidaya dengan metode S.R.I
Penentuan
sempel
Sempel ditentukan dengan acak dan mengambil 5 buah tananaman yang
tiap minggu nya akan di amati dan dicatat perkembanganya.
Pengamatan
Pengamatan
dilakukan dengan membuat patok pengukuran dengan agar dasar pengukuran tidak
berubah, cara ini dengan menaruh bamboo atau kayu sepanjang 10-15 cm dan
ditancapkan ke tanah. Pengamatan dilakukan 1 minggu sekali dengan dengan factor
penilaian sesuai factor pertumbuhan yakni tinggi daun banyak anakan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1. Hasil
Pengamatan
Pengamatan 1 minggu ke 1
No
|
Tanaman
|
Tinggi
tanaman (cm)
|
Jumlah
anakan/rumpun
|
1
|
1
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
1
|
3
|
3
|
3
|
1
|
4
|
4
|
3
|
1
|
5
|
5
|
2
|
1
|
Pengamatan 2 minggu ke 2
No
|
Tanaman
|
Tinggi
tanaman(cm)
|
Jumlah
anakan/rumpun
|
1
|
1
|
7
|
2
|
2
|
2
|
7
|
3
|
3
|
3
|
8
|
3
|
4
|
4
|
8
|
2
|
5
|
5
|
5
|
2
|
Pengamatan ke 3 minggu ke 3
No
|
Tanaman
|
Tinggi
tanaman(cm)
|
Jumlah
anakan/rumpun
|
1
|
1
|
10
|
6
|
2
|
2
|
11
|
6
|
3
|
3
|
12
|
9
|
4
|
4
|
11
|
8
|
5
|
5
|
9
|
8
|
Pengamatan ke 4 minggu ke 4
No
|
Tanaman
|
Tinggi
tanaman(cm)
|
Jumlah
anakan/rumpun
|
1
|
1
|
20
|
10
|
2
|
2
|
16
|
8
|
3
|
3
|
17
|
8
|
4
|
4
|
15
|
11
|
5
|
5
|
14
|
12
|
Pengamatan ke 5 minggu ke 5
No
|
Tanaman
|
Tinggi
tanaman(cm)
|
Jumlah
anakan/rumpun
|
1
|
1
|
29
|
11
|
2
|
2
|
30
|
10
|
3
|
3
|
27
|
14
|
4
|
4
|
28
|
13
|
5
|
5
|
21
|
14
|
Pengamatan ke 6 minggu ke 6
No
|
Tanaman
|
Tinggi
tanaman(cm)
|
Jumlah
anakan/rumpun
|
1
|
1
|
34
|
13
|
2
|
2
|
40.5
|
12
|
3
|
3
|
36
|
15
|
4
|
4
|
37
|
16
|
5
|
5
|
31
|
16
|
Pengamatan ke 7 minggu ke 7
No
|
Tanaman
|
Tinggi
tanaman(cm)
|
Jumlah
anakan/rumpun
|
1
|
1
|
40.5
|
19
|
2
|
2
|
49
|
20
|
3
|
3
|
40
|
20
|
4
|
4
|
43
|
22
|
5
|
5
|
30
|
21
|
Pengamatan ke 8 minggu ke 8
No
|
Tanaman
|
Tinggi
tanaman(cm)
|
Jumlah
anakan/rumpun
|
1
|
1
|
49
|
29
|
2
|
2
|
53
|
29
|
3
|
3
|
48
|
28
|
4
|
4
|
47.5
|
26
|
5
|
5
|
40
|
24
|
III.2. Pembahasan
Pada
sepel 2 terlihat perkembangan dari padi ini sangat baik, pembentukan anakan
sebagai penghasil malai nantinya berkembang baik dari sini dapat disimpulkan
bahwa metode S.R.I yang digunkan memiliki potensi hasil yang sama walaupun
dengan jumlah bibit yang berbeda.
Hasil
yang paling kecil terlihat pada sempel ke 5 dimana pola pertumbuhan yang lambat
menjadi sedikitnya produksi anakan, hal ini bisa saja terjadi karna pola
perairan yang salah dan juga distribusi pupuk yang membuat pertumbuhanya
melambat tertimbang yang lain.
BAB IV
KESIMPULAN
IV. Kesimpulan
Metode SRI menguntungkan untuk petani, karena
produksi meningkat sampai 10 ton/ha, selain itu karena tidak mempergunakan
pupuk dan pestisida kimia, tanah menjadi gembur, mikroorganisme tanah meningkat
jadi ramah lingkungan. Untuk mempercepat penyebaran metode SRI perlu dukungan
dengan kebijakan pemerintah pusat maupun daerah.
DAFTAR PUSTAKA.
Kuswara dan Alik Sutaryat,
2003. Dasar Gagasan dan Praktek Tanam Padi Metode SRI (System of
Rice Intencification). Kelompok Studi Petani (KSP).
Ciamis
Masukkan Komentar di bawah