PERBANYAKAAN VEGETATIF
TANAMAN KARET DENGAN MENGUNAKAN METODE OKULASI MATA TUNAS DI BALAI PENELITIAN SEMBAWA
PALEMBANG
I.
PENDAHULUAN
Balai Penelitian Perkebunan Sembawa
adalah balai penelitian perkebunan milik Pemerintah berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Pertanian No. 823/Kpts/KB.110/11/89, tanggal 30 Nopember 1989 dan pada tanggal 17 Februari 2009 diperbaharui dengan Surat
Keputusan Menteri Pertanian No. 785/Kpts/PD.300/2/2009 tentang Pengelolaan
Balai/Penelitian Perkebunan dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, Departemen Pertanian.
Dengan terbentuknya Asosiasi
Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Indonesia (AP3I) vide akta notaris Ny.
Subagio Reksodipuro, SH No. 50 tanggal 24 Nopember 1987. maka koordinasi dan
pengelolaan kegiatan penelitian Balai Penelitian Perkebunan Sembawa
dilakukan oleh AP31. Kemudian berdasarkan Surat Keputusan No. 222/SPP/89
tanggal 3 Juli 1989 nama Balai Penelitian Perkebunan Sembawa diubah menjadi
Pusat Penelitian Perkebunan Sembawa ( Puslitbun Sembawa ).
Sejalan dengan konsolidasi Puslit -
puslit di lingkungan AP3I pada tanggal 1 Februari 1993, melalui Surat Keputusan
No. 059/93 Status Pusat Penelitian Perkebunan Sembawa berubah menjadi
Balai Penelitian Sembawa di bawah naungan Pusat Penelitian Karet..
Balai Penelitian Sembawa berlokasi di
tengah-tengah sentra perkebunan karet rakyat, berjarak 29 km sebelah barat kota
Palembang dan 19 km dari Pelabuhan Udara Sultan Mahmud Badaruddin II
Palembang. Secara Administratif termasuk daerah Kabupaten Banyuasin,
Provinsi Sumatera Selatan.
Berdasarkan kronologis berdirinya Balai Penelitian
Sembawa dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Surat
Menteri Pertanian Republik Indonesia yang ditujukan kepada Gubernur Kepala
Daerah Propinsi Sumatera Selatan No.
210/Mentan/V/1973 tanggal 23 Mei 1973, perihal Pendirian Cabang
Balai Penelitian Perkebunan Bogor di Sumatera Selatan.;
2. Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Propinsi
Sumatera Selatan No. PD/123/1973, tanggal 28 Juli 1973 tentang
Persiapan Pendirian Cabang Balai Penelitian Perkebunan di Daerah Propinsi
Sumatera Selatan dan Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Selatan menyetujui
penyerahan penguasaan atas tanah Kebun Percobaan di Sembawa Sumatera Selatan
Kepada Departemen Pertanian c.q. Balai Penelitian Perkebunan Bogor untuk
dimanfaatkan dalam rangka pendirian Cabang Balai Penelitian Perkebunan Bogor di
Propinsi Sumatera Selatan.;
3. Surat Keputusan Menteri Pertanian No.445/Kpts/OP/9/1973, tanggal 10 September 1973, tentang
Penugasan Direktur Balai Penelitian Perkebunan Bogor untuk Menerima Penyerahan
Penguasaan Tanah Kebun Percobaan Di Sembawa Sumatera Selatan.;
4. Surat Gubernur Kepala Daerah Propinsi
Sumatera Selatan Palembang yang ditujukan kepada Direktur Balai Penelitian
Perkebunan BogorNo.Dp-6/1566/1974, tanggal 11 Mei 1974, perihal
Tanah untuk Perluasan Kebun Percobaan Sembawa.;
5. Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Selatan Palembang No.275/Kpts/I/1975, tanggal 05 Juni 1975, tentang
Penggunaan Tanah Seluas 4850 Ha Di Marga Pangkalan Balai dan Marga Rantau Bayur
Daerah Tingkat II Musi Banyuasin yang diperlukan untuk Perluasan KP. Sembawa.;
6. Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 270/ HP/DA/79 tanggal 21 Desember 1979 dalam Sertifikat Tanah Hak Pakai nomor 2, Desa
Pangkalan Balai, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Musi Banyuasin.
7. Surat Keputusan Menteri Pertanian No.789/Kpts/Org/9/1981, tanggal 11 September 1981, tentang
Pembentukan Balai Penelitian Perkebunan Sembawa. dan peresmiannya dilaksanakan
pada tanggal 18 April 1982 oleh Wakil Presiden Republik Indonesia (Bapak H.
Adam Malik)
II.
PRINSIP TEORI
Tanaman
karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi
cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki
prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usahatani karet
terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidayanya.
cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki
prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usahatani karet
terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidayanya.
Karet
cukup baik dikembangankan di daerah lahan kering beriklim basah. Tanaman karet
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan komoditas lainnya, yaitu:
dapat tumbuh pada berbagai kondisi dan jenis lahan, serta masih mampu dipanen
hasilnya meskipun pada tanah yang tidak subur, Mampu membentuk ekologi hutan,
yang pada umumnya terdapat pada daerah lahan kering beriklim basah, sehingga
karet cukup baik untuk menanggulangi lahan kritis, Dapat memberikan pendapatan
harian bagi petani yang mengusahakannya, dan Memiliki prospek harga yang cukup
baik, karena kebutuhan karet dunia semakin meningkat setelah China membuka
pasar baru bagi karet Indonesia.
II.I. TUJUAN
·
Mahasiswa mengetahi cara
perbanyakan tanaman karet yang dilakukan di Balai Penelitiaan Sembawa
·
Mahasiswa mampu mengambil
manfaat dari kunjungan singkat berupa praktek langsung cara stek ataupun
teknologi terkini yang diproduksi Balai Penelitiaan Sembawa
·
Mahasiswa mampu melakuka
okulasi secara mandiri
II.II. WAKTU DAN TEMPAT
Pelaksanaan kunjungan praktikum mata kulia budidaya tanaman
perkebunan dilaksanakan pada :
Hari : Rabu sampai
dengan jum’at
Tanggal : 13 s/d 15 juli
2011
Jam : 08.00 wib s/d
selai
Tempat : Balai Penelitiaan
Sembawa, palembang.
III.
METODE KERJA
Mahsiswa diajarkan tentang sejara singkat tentang
berdirinya Balai Penelitiaan Sembawa selain itu para mahasiswa juga di berikan
materi yang terkait dengan mata kulia budidaya tanamanan perkebunan di ujung
kegiatan mahasiswa diberikan fasilitas untuk mempraktekkan hasil dari teori
yang diberikan pada awal acara langsung di tempat kebunt percobaan.
IV.
HASIL
Dari kunjungan
singkat Balai Penelitiaan Sembawa diperoleh hasil :
a.
Materi Pembuka dari Balai
Penelitiaan Sembawa
1. Sekilas mengenai balai
penelitiaan sembawa
2. Budidaya tanaman karet
3. Kesesuaian iklim dan lahan
untuk karet
4. Pelaksanaan survey
5. Penyadapan dan bokar
b.
Cara Melakukan Okulasi
Secara umum gambaran yang ditunjukan didalam kelas
dengan yang disampaikan oleh pihak Balai
Sembawa tidak berbeda, ada poin yang mungkin dipertegas disini seperti
pemidahan atau pemeliharaan yang diketahui waktu yang paling baik. Secara
singkat materi yang diberikan disimpulkan dalam table dibawah ini.
Table urutan
kegiatan materi okulasi oleh Balai Penelitiaan Sembawa
Kegiatan
|
Perlakuaan
|
Pembibitan
|
Biji karet yang sudaih dibersihkan bisa langsung disortir dengan
membuang biji yang cacat atau terserang hama
atau penyakit.
Penyortiran dapat dilakukan dengan metode peremdaman untuk hasil
yang lebih teliti, yakni dengan merendam biji kedalam air selama 3 x 24 jam
dan biji yang tegelam adalah biji yang buruk. Pastikan tempat terlindung dari
sinar matahari dan hujan
|
Penyemaian
|
Penyemaian dapat dilakukan dengan 2 metode yakni tebaran dan
disusun, keuntungan dari metode di tebar yakni sedikit dalam mengunakan
tenaga kerja dan menghemat dalam pengunaan biaya akan tetapi hal ini
mempersulit dalam pemidahan dan sering kali terjadi pertumbuhan akat keatas
dan mengakibatkan kegagalan. Sedangkan untuk metode susun keunggulanya adalah
mempermudah dalam pemindahan akan tetapi boros dalam pegunaan biaya terutama
untuk tenaga kerja.
|
Pendederan
|
Pendederan dilakuka jika biji sudah melentis sebanyak 70 % dengan
memperhatikan kondisi lahan seperti kemiringan irigasi dan tata letak serta kondisi bibit saat pemindahan sebaiknya
dalam kondisi stadia bintang agar lebih cepat menyesuaikan dengan kondisi
lingkungan.
|
Kebun entres
|
Kebun etres dalah kebun mata tunas yang akan diajadikan okulasi.
Pada pendederan perlu dipahami adalah jarak tanam dari tiap biji yakni
10x10x50cm, karna tahap ini hanya merupakan tempat awal sebelum kembali ke
foli bag agar lebih muda dalam pengawasanya.
|
Okulasi
|
Okulasi untuk karet tidak jauh berbeda dengan yang lainya. Okulasi
karet meliputi pembuatan candela okulasi yang bisa dibuatakan bukaan bawah
atau atas dalam kedua hal ini yang perlu diperhatikan adalah cara mengikat
mata tunas natinya jika bukaan bawah makan adi bawah menutupnya begitu
sebaliknya, perlu diperhatikan okulasi baiknya dilakukan pada saat bibit
memilki 3 daun dan dilauktan pemangkasan pada bagian daun dan akarnya.
|
Pindah tanam
|
Setelah dilakukan okulasi barulah kemudian dipindah kedalam
polibag agar mudah dalam pengamatanya, untuk mata tunas yang bertahan bisa
langsung dibuka ikatanya dan biberi tanda dengan mengikatkan palastik tadi ke
batangnya dan disatuakan dengan yang lain agar mudah di perhatikan.
|
Penanaman
|
Setelah semua proses selesai yang perlu diperhatikan adalah
tumbunya tunas palsu untuk itu dilakukan penyortiran dan atau pemangkasan.
Maka tanaman karet dengan khualias unggul siap untuk didistribusikan ke
petani yang membuhtukan.
|
c.
Praktik Lansung Melakukan
Okulasi
Mahasiswa diberikan kesempatan untuk melakukan okulasi
dengan dibantu oleh istruktur yang memberi contoh pertama kali, pada kegiatan
ini tidak semua perserta praktikum kunjungan Balai Penelitiaan Sembawa mendapat
kesempatan untuk mencobanya, hanya berberapa orang tiap kelompok dan mahasiswa
yang lain terlibat secara pasif seperti dengan melihat disekitar tempat
percobaan atau mengambil foto dari rekan mereka yang sedang serius melakukan
percobaan praktek okulasi.
V.
PENUTUP
Dari kegiatan kunjungan singkat ke Balai Penelitiaan
Sembawa diperoleh bahwa teori yang diterima pada saat kulia tidak terlalu jauh
berbeda jika dibandingkan dengan praktek di lapanganya yang mungkin terlihat mencolok
berbeda adalah bagaimana memperoleh kemampuan untuk melakukan okulasi karna
jauh dibanding teori okulasi dengan praktik dilapanganya langsung. hal ini
terlihat pada saat teman-teman yang mencoba okulasi gagal untuk memperoleh
bibit okulasi yang siap untuk tanam padahal boleh dikatakan mereka juga sudah
cukup ahli dalam mengigat langkah-langkah okulasi secara teorinya.
V.I. SARAN
Perjalanan ke Balai Penelitiaan Sembawa dinilai sangat
berharga disini banyak sekali yang didapat jika memang dalam memenejemen secara
baik dan terperincih. Kunjungan selama 1 hari kami nilai kurang untuk memahami
apa yang sebenernya dilakukan oleh orang yang beradadi Balai Penelitiaan
Sembawa, selain itu kunjungan waktu yang teramat singkat tidak memungkinkan
untuk mahasiswa memcoba melakukakan okulasi selain itu dalam pembagian kelopok
juga mempersulit, karna dilapangan satu dengan yang lain saling berebut karna
antusias yang tinggi untuk sekedar melihat para pekerja mendemostrasikan
okulasi
DAFTAR PUSTAKA
Masukkan Komentar di bawah