BAB I PENDAHULUAN
1.1.LATARBELAKANG
Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki
posisi
cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki
prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usaha tani karet
terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidayanya .
cukup penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki
prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usaha tani karet
terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidayanya .
Tanaman
karet ( Hevea brasilliensis ) merupakan tanaman tahunan. Siklus tanaman karet
25 tahunan, yaitu perhitungan masa waktu dibutuhkan tanaman karet yang dimulai
dari saat menanam karet dikebun sampai dengan peremajaan karet kembali. Karet
mempunyai arti yang penting bagi sebagian kehidupan sosial ekonomi masyarakat
Indonesia sebagai sumber penghasilan petani karet rakyat. Disamping itu tanaman
karet juga menjadi harapan tersedianya peluang lapangan kerja bagi penduduk dan
sekaligus sebagai salah satu komoditi penghasil devisa bagi negara.
Karet
merupakan salah satu komoditi perkebunan penting, baik sebagai sumber
pendapatan, kesempatan kerja dan devisa, pendorong pertumbuhan ekonomi
sentra-sentra baru di wilayah sekitar perkebunan karet maupun pelestarian
lingkungan dan sumberdaya hayati. Namun sebagai negara dengan luas areal
terbesar dan produksi kedua terbesar dunia, Indonesia masih menghadapi beberapa
kendala, yaitu rendahnya produktivitas, terutama karet rakyat yang merupakan
mayoritas areal karet nasional dan ragam produk olahan yang masih terbatas,
yang didominasi oleh karet remah (crumb rubber). Rendahnya produktivitas kebun
karet rakyat disebabkan oleh banyaknya areal tua, rusak dan tidak produktif,
penggunaan bibit bukan klon unggul serta kondisi kebun yang menyerupai hutan.
Oleh karena itu perlu upaya percepatan peremajaan karet rakyat dan pengembangan
industri hilir.
1.2.TUJUAN
-
Dapat mengetahui cara penyiapan
lahan untuk tenaman karet
-
Dapat memgetahui cara pemeliharaan
tanaman karet
BAB II PEMBAHASAN
A.
PENYIAPAN
LAHAN
Lahan tempat tumbuh tanaman karet harus
bersih dari sisa-sisa tumbuhan hasil tebas, ngimas, tumbang sehingga jadwal
pembukaan lahan harus disesuaikan dengan jadwal penanaman. Dalam
mempersiapkan lahan pertanaman karet juga diperlukan pelaksanaan berbagai kegiatan
yang secara sistematis dapat menjamin kualitas lahan yang sesuai dengan
persyaratan. Beberapa diantara langkah tersebut antara lain :
-
pembabatan semak belukar,
-
penebangan
dan penumbangan pohon
-
merencek dan
pemangkasan
-
pendongkelan akar kayu
-
penumpukan dan pembakaran serta pembersihan
-
membajak tanah
Pada lahan
yang telah selesai tebas tebang dan lahan lain yang mempunyai vegetasi
alang-alang, dilakukan pemberantasan alang-alang dengan menggunakan bahan kimia
antara lain Round up, Scoup, Dowpon atau Dalapon. Kegiatan ini kemudian diikuti
dengan pemberantasan gulma lainnya, baik secara kimia maupun secara mekanis. Pengolahan lahan untuk
pertanaman karet dapat dilaksanakan dengan sistem minimum tillage, yakni dengan
membuat larikan antara barisan satu meter dengan cara mencangkul selebar 20 cm.
Namun demikian pengolahan tanah secara mekanis untuk lahan tertentu dapat
dipertimbangkan dengan tetap menjaga kelestarian dan kesuburan tanah.
Seiring
dengan pembukaan lahan ini dilakukan penataan lahan dalam blok-blok, penataan
jalan-jalan kebun, dan penataan saluran drainase dalam perkebunan. Penataan
blok-blok. Lahan kebun dipetak-petak menurut satuan terkecil dan ditata ke
dalam blok-blok berukuran 10 -20 ha, setiap beberapa blok disatukan menjadi
satu hamparan yang mempunyai waktu tanam yang relatif sama. Jaringan jalan harus ditata dan
dilaksanakan pada waktu pembangunan tanaman baru dan dikaitkan dengan penataan
lahan ke dalam blok-blok
tanaman. Pembangunan jalan di areal datar dan berbukit dengan pedoman dapat
menjangkau setiap areal terkecil, dengan jarak pikul maksimal sejauh 200 m.
Sedapatkan mungkin seluruh jaringan ditumpukkan/ disambungkan, sehingga secara
keseluruhan merupakan suatu pola jaringan jalan yang efektif. Lebar jalan
disesuaikan dengan jenis/kelas jalan dan alat angkut yang akan digunakan.
Setelah
pemancangan jarak tanam selesai, maka pembuatan dan penataan saluran drainase
(field drain) dilaksanakan. Luas penampang disesuaikan dengan curah hujan pada
satuan waktu tertentu, dan mempertimbangkan faktor peresapan dan penguapan.
Seluruh kelebihan air pada field drain dialirkan pada parit-parit penampungan
untuk selanjutnya dialirkan ke saluran pembuangan (outlet drain).
·
Usaha Pencegahan Erosi Dan Tanaman Penutup Tanah
Untuk
mencegah terjadinya erosi dapat dilakukan dengan penanaman tanaman penutup
tanah, selain itu tanaman
penutup tanah juga dapat melindungi tanah dari sinar matahari langsung,
menekan pertumbuhan gulma. Tanaman penutup tanah juga mempercepat matang sadap
dan mempertinggi hasil lateks.Tanaman penutup tanah dapat dipilih dari 3 ( tiga
) jenis tanaman, yaitu tanaman merayap, tanaman semak dan tanaman pohon.
Tanaman merayap terdiri atas rumput dan jenis leguminosa seperti Pueraria
javanica, Centrosema pubescens dan Calopogonium mucunoides. Tanaman merayap,
tanaman semak yang biasa digunakan adalah crotalaria usara moensis, C juncea, C
anagyrroides, Tephorosia Candida dan T. Vogelili sedangkan tanaman pohon yang
digunakan sebagai tanaman penutup adalah petai cina namun sangatlah jarang
kecuali pada daerah daerah yang sering terjadi angin kencang dan serangan babi
hutan. Tanaman penutup tanah
adalah tumbuhan atau tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari
ancaman kerusakan oleh erosi dan / atau untuk memperbaiki sifat kimia
dan sifat fisik tanah.
Tanaman
penutup tanah berperan: (1) menahan atau mengurangi daya perusak butir-butir
hujan yang jatuh dan aliran air di atas permukaan tanah, (2) menambah bahan
organik tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang jatuh, dan (3)
melakukan transpirasi, yang mengurangi kandungan air tanah. Peranan tanaman
penutup tanah tersebut menyebabkan berkurangnya kekuatan dispersi air hujan,
mengurangi jumlah serta kecepatan aliran permukaan dan memperbesar infiltrasi
air ke dalam tanah, sehingga mengurangi erosi.
Tumbuhan atau
tanaman yang sesuai untuk digunakan sebagai penutup tanah dan digunakan dalam
sistem pergiliran tanaman harus memenuhi syarat-syarat (Osche et al, 1961): (a)
mudah diperbanyak, sebaiknya dengan biji, (b) mempunyai sistem perakaran
yang tidak menimbulkan kompetisi berat bagi tanaman pokok, tetapi mempunyai
sifat pengikat tanah yang baik dan tidak mensyaratkan tingkat kesuburan tanah
yang tinggi, (c) tumbuh cepat dan banyak menghasilkan daun, (d) toleransi
terhadap pemangkasan, (e) resisten terhadap gulma, penyakit dan kekeringan, (f)
mampu menekan pertumbuhan gulma, (g) mudah diberantas jika tanah akan digunakan
untuk penanaman tanaman semusim atau tanaman pokok lainnya, (h) sesuai dengan
kegunaan untuk reklamasi tanah, dan (i) tidak mempunyai sifat-sifat yang tidak
menyenangkan seperti duri dan sulur-sulur yang membelit.
Tanaman penutup tanah atau
tanaman pembantu dapat digolongkan dalam:
- Tanaman penutup tanah rendah, tanaman penutup tanah rendah terdiri dari jenis rumput-rumputan dan tumbuhan merambat atau menjalar.
- Tanaman Penutup Tanah sedang (perdu)
- Tanaman penutup tanah tinggi atau tanaman pelindung
·
Pengajiran
Pada
dasarnya pemancangan air adalah untuk menerai tempat lubang tanaman dengan
ketentuan jarak tanaman sebagai berikut :
a)
Pada areal lahan yang relatif datar
/ landai (kemiringan antara 0% - 8%) jarak tanam adalah 7 m x 3 m (= 476
lubang/hektar) berbentuk barisan lurus mengikuti arah Timur - Barat berjarak 7
m dan arah Utara - Selatan berjarak 3 m
b) Pada areal
lahan bergelombang atau berbukit (kemiringan 8% - 15%) jarak tanam 8 m x 2, 5 m
(=500 lubang/ha) pada teras-teras yang diatur bersambung setiap 1,25 m
(penanaman secara kontur). Bahan ajir dapat menggunakan potongan bambu tipis
dengan ukuran 20 cm - 30 cm. Pada setiap titik pemancangan ajir tersebut
merupakan tempat penggalian lubang untuk tanaman.
·
pembuatan Lubang
Tanam
Ukuran
lubang untuk tanaman dibuat 60 cm x 60 cm bagian atas , dan 40 cm x 40 cm
bagian dasar dengan kedalaman 60 cm. Pada waktu melubang, tanah bagian atas
(top soil) diletakkan di sebelah kiri dan tanah bagian bawah (sub soil)
diletakkan di sebelah kanan. Lubang tanaman dibiarkan selama 1 bulan sebelum
bibit karet ditanam. Lahan yang akan ditanami tanaman karet harus disiapkan
terlebih dahulu dengan membuat lubang tanam berjarak antar lubang 7 x 3 meter.
Pembuatan lubang tanam dimulai dengan mengajir lubang tanam sesuai jarak yang
dianjurkan. Jika tanah yang disiapkan bentuk teras kontur jarak antar teras 7
meter ajir yang dipancang pada barisan berjarak 3 meter. Sedangkan pada tanah
datar yang tanpa teras pemancangan dilakukan sesuai system penanamannya dengan
jarak 7 meter kearah utara selatan dan 3 meter kearah timur barat. Perlu
diperhatikan pada tanaman karet yang ditanam pada lokasi kemiringan tanah
dibawah 10 %. harus menggunakan larikan dan pada tanah yang kemiringannya lebih
digunakan teras.
B.
PENANAMAN
DAN PEMELIHARAAN
Sebelum
bibit ditanam, terlebih dahulu dilakukan seleksi bibit untuk memperoleh
bahan tanam yang memeliki sifat-sifat umum yang baik antara lain : berproduksi
tinggi, responsif terhadap stimulasi hasil, resitensi terhadap serangan hama
dan penyakit daun dan kulit, serta pemulihan luka kulit yang baik. Beberapa
syarat yang harus dipenuhi bibit siap tanam adalah antara lain :
-
Bibit karet di polybag yang sudah
berpayung dua.
-
Mata okulasi benar-benar baik dan
telah mulai bertunas
-
Akar tunggang tumbuh baik dan
mempunyai akar lateral
-
Bebas dari penyakit jamur akar
(Jamur Akar Putih)
Kebutuhan
bibit.
Dengan jarak
tanam 7 m x 3 m (untuk tanah landai), diperlukan bibit tanaman karet untuk
penanaman sebanyak 476 bibit, dan cadangan untuk penyulaman sebanyak 47 (10%)
sehingga untuk setiap hektar kebun diperlukan sebanyak 523 batang bibit karet.
·
Penanaman
Pada umumnya
penanaman karet di lapangan dilaksanakan pada musim penghujan yakni antara
bulan September sampai Desember dimana curah hujan sudah cukup banyak, dan hari
hujan telah lebih dari 100 hari. Pada saat penanaman, tanah penutup lubang
dipergunakan top soil yang telah dicampur dengan pupuk RP 100 gram per lubang,
disamping pemupukan dengan urea 50 gram dan SP - 36 sebesar 100 gram sebagai
pupuk dasar. Penanam ini dilakukan
dengan tujuan agar bibit yang ditanam di
lapang akan memperoleh air yang cukup untuk pertumbuhannya. Lubang yang telah
dibuat diisi kembali dengan tanah sedalam setengah dalam lubang tanam kemudian
bibit diletakan ditengah lubang tanam dan setangah bagian lagi tanah dimasukan
dan dipadatkan. Bibit tertanam baik jika bibit tidak mudah bergoyang.
Sistem
penanaman karet ada 2 ( dua ) macam yaitu sistim penanaman karet monokultur dan
sistem tumpang sari. Penanaman sistim monokultur merupakan penanaman karet
dengan jarak tanam segi tiga, bujur sangkar dan tidak teratur. Pada sistim
jarak segitiga dan bujur sangkar dapat dilakukan pada lokasi tanah datar sampai
agak datar dengan hasil jarak tanam yang teratur. Sedangkan pada lokasi tanah
miring yang diteras menggunakan jarak tanam tidak teratur, karena itu
penampakan barisan tidak sempurna dan banyak dijumpai pada perkebunan yang
menggunakan jarak tanam tidak teratur Sedangkan pada tanaman karet tumpang sari
merupakan pola tradisional perkebunan karet rakyat dengan jarak tanam didalam
barisan tanaman dibuat rapat dan jarak tanam antar barisan dibuat renggang agar
penyinaran matahari sempurna.
Pertumbuhan
tanaman karet sangat tergantung dari tanah dan iklim.Tanaman karet akan tumbuh
dengan baik pada daerah ketinggian 0 - 400 meter diatas permukaan laut paling
baik pada ketinggian 0 - 200 meter dan setiap kenaikan 200 meter matang sadap
terlambat 6 bulan.. Tanaman karet menghendaki daerah yang bercurah hujan 1.500
- 4.000 mm per tahun dan merata sepanjang tahun dengan jumlah hari hujan.100 -
150 hari hujan. Hujan selain digunakan untuk pertumbuhan karet juga ada
hubungannya dengan pemungutan hasil panen karet utamanya pada jumlah hari hujan
turun pada pagi hari. Angin juga berpengaruh pada tanaman karet. Angin yang
kencang dapat menimbulkan kerusakan pada tanaman karet. Kondisi lingkungan yang
lembab disekitar tanaman karet juga dapat berpengaruh pada penurunan produksi
karet..
Cara Penanaman bibit
Bibit karet biasanya dihasilkan dari
hasi okulasi yang ditanam dari kebun pembibitan atau polybag. Pemindahan bibit
dari kebun pembibitan dilakukan dengan cara dibongkar, yaitu menggali parit 50
cm disisi barisan bibit. Selanjutnya bibit dipegang pada bagian atas okulasi
dan dicabut. Penanaman tanaman karet harus menggunakan bibit karet yang berakar
tunggang satu buah dan lurus, bila lebih harus dipotong. Bibit karet yang
digunakan bibit stum mata tidur yang sudah mempunyai 2 - 3 payung daun. Pada
daerah yang cukup jauh dari kebun pembibitan perlu adanya perlakuan pada bibit
karet dengan cara membungkus bibit karet secara rapat dengan gedebok pisang,
serabut kelapa yang disusun selapis demi selapis. Tujuan pembungkusan agar mata
tunas atau batang okulasi tidak terjadi kerusakan. Jika bibit okulasi
menggunakan polybag pengangkutannya langsung menggunakan polybag. Pembongkaran
bibit dilakukan pada saat tanam karet siap untuk ditanam
·
Pemeliharaan
Pemeliharaan
yang umum dilakukan pada perkebunan tanaman karet meliputi pengendalian gulma,
pemupukan dan pemberantasan penyakit tanaman.
1. Penyulaman
-
Bibit yang baru ditanam selama tiga bulan
pertama setelah tanam diamati terus menerus.
-
Tanaman yang mati segera diganti.
-
Klon tanaman untuk penyulaman harus sama.
-
Penyulaman dilakukan sampai unsur 2 tahun.
-
Penyulaman setelah itu dapat berkurang atau
terlambat pertumbuhannya.
2. Pemotongan
Tunas Palsu
Tunas palsu dibuang selama 2
bulan pertama dengan rotasi 1 kali 2 minggu, sedangkan tunas liar dibuang sampai tanaman mencapai
ketinggian 1,80 meter.
3. Merangsang
Percabangan
Bila tanaman
2 – 3 tahun dengan tinggi 3,5 meter belum mempunyai cabang perlu diadakan perangsangan dengan cara :
-
Pengeringan batang (ring out)
-
Pembungkusan pucuk daun (leaf felding)
-
Penanggalan (tapping)
4. Pemupukan
-
Pemupukan dilakukan 2 kali setahun yaitu menjelang
musim hujan dan akhir musim kemarau,
sebelumnya tanaman dibersihkan dulu dari rerumputan dibuat larikan melingkar selama – 10 Cm. Pemupukan pertama
kurang lebih 10 Cm dari pohon dan semakin besar disesuaikan dengan lingkaran tajuk. . Selain pupuk dasar yang telah
diberikan pada saat penanaman, program pemupukan secara berkelanjutan pada
tanaman karet harus dilakukan dengan dosis yang seimbang dua kali pemberian
dalam setahun. Jadwal pemupukan pada semeseter I yakni pada Januari/Februari
dan pada semester II yaitu Juli/Agustus. Seminggu sebelum pemupukan, gawangan
lebih dahulu digaru dan piringan tanaman dibersihkan. Pemberian SP-36 biasanya
dilakukan dua minggu lebih dahulu dari Urea dan KCl.
Teknik Perlindungan Tanaman
Karet
a. Hama
Tanaman Karet
Hama adalah
perusak tanamam yang berupa hewan seperti serangga, tungga, mamalia dan
nematoda. Beberapa jenis yang cukup merugikan yaitu:
1. Kutu
Lak (Laccifer)
Ciri-ciri :
-
Menyerang tanaman karet dibawah 6 tahun.
-
Kutu berwarna jingga kemerahan dan terbungkus
lapisan lak.
-
Mengeluarkan cairan madu, membuat jelaga hitam
dan bercak pada tempat serangan.
-
Bagian yang diserang ranting dan daun lalu
cairannya dihisap sehingga bagian tanaman yang terserang kering.
-
Penyebaran kutu lak dibantu semut gramang.
Pengendalian
:
-
Lakukan pengawasan sedini mungkin.
-
Bila serangan ringan lakukan pengendalian secara
mekanais, Fisik dan Biologis
-
Bila serangan berat, dengan Insektisida
Albocinium 2% dan formalin 0,15% ditambah Surfaktan Citrowet 0,025%,
penyemprotan interval 3 mg.
2. Pscudococcus
Citri
Ciri-ciri :
-
Stadia yang merusak adalah nympha dan imago
berwarna kuning muda
-
Meyerang tanaman yang masih muda seperti ranting
dan tangkai daun.
Pengendalian
:
-
Bila serangan berat bisa menggunakan Insektisida
jenis metamidofos dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 0,05%-0,1%
-
Interval penyemprotan 1-2 mg
b. Penyakit
Tanaman Karet
1. Penyakit
Embun Tepung
Penyebab:
Cendawan Oidium heveae
Gejala:
Menyerang daun muda lalu berbintik putih dan merangas . Umumnya menyerang setelah
musim gugur daun.
Pengendalian:
pemeliharaan yang intensif, penyelarasan beban sadapan Secara kimiawi dengan belerang
circus dosis 3 – 5 Kg/Ha interval 3 – 5 hari.
2. Penyakit
Daun Colletotrichum
Penyebab:
Colletotrichum gloeosporioides
Gejala: Daun
muda cacat dan gugur, pucuk gundul daun bercak coklat, ditengah bercak berwarna
putih bintik hitam (spora)
Pengendalian:
Dengan Fungisida
3. Penyakit
Kanker garis
Penyebab:
Phytophthora palmivora butl
Gejala:
Bidang sadapan terdapat garis vertikal berwarna hitam dan bisa masuk sampai kebagian kayu dan kulit membusuk.
Banyak timbul dimusim penghujan dan kebun yang terlampau lembab Makin rendah irisan, kemungkinan infeksi makin
besar.
Pengendalian:
Secara mekanis penjarangan pemangkasan pelindung, penanaman penutup tanah. Secara Kimiawi dengan Fungisida
(B.a. Kaptofol)
4. Penyakit
Jamur Upas
Penyebab:
Cortisium salmonicolor
Gejala: Tajuk
pada dahan / cabang akan layu sehingga tanaman lemah dan produksi turun. Pengendalian: Secara kimiawi luka
akibat serangan dilumas dengan fungisida bahan aktif tridermof (Calizin Rm 2%).
5. Penyakit
Bidang Sadapan
Penyebab:
Ceratocystis Fimbriata
Gejala:
Menerang kulit bidang sadapan yaitu timbul selaput benang berwarna putih kelabu lalu. Penyebaran melalui spora spora
dan pisau sadap.
Pengendalian:
Secara mekanis dengan mengurangi kelembaban. Secara kimiawi dengan Fungisida bahan aktif benomil dan Kaptofol.
6. Penyakit
Cendawan Akar putih
Penyebab:
Cendawan Fomes Lignosus
Gejala: Daun
kusam, menguning, layu dan akhirnya gugur Tanaman bila dibongkar pada akar terdapat cendawan berwarna putih
kekuningan.
Pengendalian:
Secara mekanis saat pembukaan lahan tunggul dan akar harus dibongkar Penanaman 1-2 tahun setelah
pembongkaran. Tanaman sakit dibongkar lalu dibakar. Secara kimiawi akar yang terserang dipotong lalu
diolesi fungisida.
Tumpangsari/Tanaman
sela/intercroping
Pada lahan penanaman karet, petani
biasanya melakukan tumpang sari/membuat (member) tanaman sela pada daerah
penanaman karet tersebut. Syarat-syarat pelaksanaan tumpangsari :
-
Topografi tanah maksimum 11 (8%)
-
Pengusahaan tanaman sela diantara umur tanaman karet
0 – 2 tahun.
-
Jarak tanam karet sistem larikan 7 X 3 meter atu
6 X 4 meter.
-
Tanaman sela harus di pupuk.
-
Setelah tanaman sela dipanen segera diusahakan
tanaman penutup tanah.
BAB III KESIMPULAN
Dalam mempersiapkan lahan pertanaman karet diperlukan
pelaksanaan kegiatan sistemmatis yang mampu menjamik kualitas lahan penanaman
karet yang sesuai dengan persyaratan, beberapa kegiatan tersebut antaralain:
-
Pembabatan semak
belukar
-
Penebangan dan
penumbangan hutan
-
Merencek dan
pemangkasan
-
Pendongkelan akar kayu
-
Penumpukkan dan
pembakaran serta pembersihan
-
Membajak tanah
Seiring dengan pembukaan lahan ini dilakukan
penataan lahan dalam blok-blok, penataan jalan-jalan kebun, dan penataan
saluran drainase dalam perkebunan. Penataan blok-blok. Lahan kebun
dipetak-petak menurut satuan terkecil dan ditata ke dalam blok-blok berukuran
10 -20 ha, setiap beberapa blok disatukan menjadi satu hamparan yang mempunyai
waktu tanam yang relatif sama. Untuk mencegah terjadinya erosi dapat dilakukan
dengan penanaman tanaman penutup tanah, tanaman penutup tanah dapat dipilih
dari 3 ( tiga ) jenis tanaman, yaitu tanaman merayap, tanaman semak dan tanaman
pohon. Selain itu, tanaman penutup tanah berperan dalam: (1) menahan atau
mengurangi daya perusak butir-butir hujan yang jatuh dan aliran air di atas
permukaan tanah, (2) menambah bahan organik tanah melalui batang, ranting dan
daun mati yang jatuh, dan (3) melakukan transpirasi, yang mengurangi kandungan
air tanah. Peranan tanaman penutup tanah tersebut menyebabkan berkurangnya
kekuatan dispersi air hujan, mengurangi jumlah serta kecepatan aliran permukaan
dan memperbesar infiltrasi air ke dalam tanah, sehingga mengurangi erosi.
Pada umumnya penanaman karet di lapangan dilaksanakan pada musim
penghujan yakni antara bulan September sampai Desember dimana curah hujan sudah
cukup banyak, dan hari hujan telah lebih dari 100 hari. Pada saat penanaman,
tanah penutup lubang dipergunakan top soil yang telah dicampur dengan pupuk RP
100 gram per lubang, disamping pemupukan dengan urea 50 gram dan SP - 36
sebesar 100 gram sebagai pupuk dasar. Penanam
ini dilakukan dengan tujuan agar bibit
yang ditanam di lapang akan memperoleh air yang cukup untuk pertumbuhannya.
Lubang yang telah dibuat diisi kembali dengan tanah sedalam setengah dalam
lubang tanam kemudian bibit diletakan ditengah lubang tanam dan setangah bagian
lagi tanah dimasukan dan dipadatkan. Bibit tertanam baik jika bibit tidak mudah
bergoyang.
Pemeliharaan
yang umum dilakukan pada perkebunan tanaman karet meliputi pengendalian gulma,
pemupukan dan pemberantasan penyakit tanaman.
1. Pengendalian
gulma
Areal
pertanaman karet, baik tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman sudah
menghasilkan (TM) harus bebas dari gulma seperti alang-alang, Mekania,
Eupatorium, dll sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
2. Program
pemupukan
Selain pupuk
dasar yang telah diberikan pada saat penanaman, program pemupukan secara
berkelanjutan pada tanaman karet harus dilakukan dengan dosis yang seimbang dua
kali pemberian dalam setahun.
3. Pemberantasan
Penyakit Tanaman
Penyakit
karet sering menimbulkan kerugian ekonomis di perkebunan karet. Penyakit yang sering menyerang
tanaman karet diantaranya adalah:
-
Penyakit Embun Tepung
-
Penyakit Daun Colletotrichum
-
Penyakit Kanker garis
-
Penyakit Jamur Upas
-
Penyakit Bidang Sadapan
-
Penyakit Cendawan Akar putih
Pada lahan penanaman
karet, petani biasanya melakukan tumpang sari/membuat (member) tanaman sela
pada daerah penanaman karet tersebut. Syarat-syarat pelaksanaan
tumpangsari :
-
Topografi tanah maksimum 11 (8%)
-
Pengusahaan tanaman sela diantara umur tanaman
karet 0 – 2 tahun.
-
Jarak tanam karet sistem larikan 7 X 3 meter atu
6 X 4 meter.
-
Tanaman sela harus di pupuk.
-
Setelah tanaman sela dipanen segera diusahakan
tanaman penutup tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2012.
Sejarah karet alam indonesia.
http://sejarah.info/2012/01/sejarah-karet-alam-indonesia.html. Diakses pada
tanggal 29 april 2012 pukul 20.21 WIB
Dj32.
2011. Penyadapan
Karet. http://www.perkebunanku.com/2011/10/perkebunan-karet-indonesia-riwayatmu.html. Diakses
pada tanggal 29 april 2012 pukul 20.34 WIB
Setiawan, H.
D dan Andoko, A. 2005. Petunjuk Lengkap
Budi Daya Karet. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Tim Penebar
Swadaya. 2008. Panduan Lengkap Karet.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Mangoensoekarjo
S, Balai Penelitian Perkebunan, Medan. 1983. Gulma dan Cara Pengendalian
Pada Budidaya Perkebunan. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan,
Departemen Pertanian.
Purwito.
1977. Pedoman Bercocok Tanam Karet. Fakultas Pertanian UNSOED.
Purwokerto.
Setyamidjaja
Djoehana. 1983. Karet: Budidaya dan Pengolahan. Cv. Yasaguna. Jakarta.
Masukkan Komentar di bawah