Resume Hortikultura


BAB I
HORTIKULTURA DAN PERKEMBANGANNYA
A.    Pengertian hortikultura
Istilah dari hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa latin, yakni hortus yang berarti kebun dan colere yang berarti menumbuhkan. Secara harfiah, hortikultura berarti ilmu yang mempelajari  pembudidayaan tanaman kebun. Akan  tetapi, pada umumnya para pakar mendevinisikan hortikultura sebagai ilmu yang mempelajari budidaya tanaman sayuran, buah – buahan, bubga – bungaan atau tanaman hias. Orang yang ahli mengenai hortikultura ( pakar hortikultura ) dikenal sebagai seorang horticulturist.

B.     Cabang – cabang hortikultura
Seperti yang telah dikemukakan di atas, berdasarkan komonditas yang diusahakan, maka hortikultura dibagi kedalam beberapa disiplin ilmu yang lebih spesifik ilmu, yaitu :
1.      Olericulture, yaitu bagian dari ilmu hortikultura yang mempelajari budidaya tanaman sayuran
2.      Pemology, yaitu bagian dari ilmu hortikultura yang memepelajari budidaya tanaman buah – buahan.
3.      Floriculture, bagian dari ilmu hortikultura yang memepelajari budidaya tanaman hias.
4.      Landscape horticulture ( hortikultura lansekap ), yaitu bagian dari ilmu hortikultura yang memepelajari pemanfaatan tanaman hortikultura, terutama tanaman hias dalam penataan lingkungan.
5.      Apiary ( apikultura ), yaitu bagian dari ilmu hortikultura yang mempelajari budi daya lebah madu.





C. Kaitan hortikultura dengan ilmu lain
            Hortikultura merupakan salah satu seni budi daya tanaman yang sudah tua, banyak teknik – teknik yang digunakan di dalamnya diperoleh secara empiris. Namun, di dunia yang modern dewasa ini kaitan hortiultura dengan ilmu – ilmu lain sudah semakin erat, dimana ilmu – ilmu tersebut telah menjadi pendorong dalam perbaikan – perbaikan dan penyempurnaan teknik hortikultura. Berbaunya ilmu – ilmu yang luas ( dari botani sampai ke fisika ), teknologi, dan keindahan telah menjadikan hortikultura sebagai disiplin ilmu yang senantiasa segar, penuh tantangan, dan selalu menarik perhatian. Beberapa teknologi yang berkembang dan mendukung industri tanaman hortikultura antara lain :
1.      Ditemukannya zat pengatur tumbuh ( hormon )tanaman.
2.      Pemulian tanaman
3.      Perbanyakan tanaman konvesional
4.      Mekanisasi pertanian
5.      Teknologi hasil pertanian
6.      Berkembangnya kawasan industri dan meningkatnya polusi udara telah meningkatkan tuntutan akan kehadiran taman – taman dan lingkungan hidup nyaman.
7.      Berkembangnya penyakit stres dan ganguan mental ( terutama dikota – kota besar ) telah menimbulkan dampak perkembangan cabang ilmu hortikultuta yang lain, yaitu socio-horticulture, yaitu kegiatan budi daya tanaman hortikultuara bagi para pasien penderita stres.
D. Sejarah hortikultura di Indonesia
Seiring dengan berjalannya waktu dan dengan masuk dan berkembangnya orang-orang eropa ke Indonesia, maka berkembanglah sayuran dataran tinggi. Seperti tomat, kentang, kubis,wortel, dll. Pengembangan tanaman tersebut terdapat di Indonesia terutama di Bandung. Sementara itu, dalam hal buah-buahan tidak banyak buah –buah daerah subtropis yang masuk ke Indonesia, kecuali kesemek.




Kemudian setelah kemerdekaan,muncullah kebijaksanaan pemerintah untuk membatasi impor buah-buahan pada tahun 1981. Seiring dengan itu, berkembanglah usaha sayuran berpola agribisnis dengan teknologi canggih seperti budidaya hidroponik. Contohnya tomat, kangkung, bayam, serta pemanfaatan teknik kultur jaringan untuk perbanyakan tanaman. Contoh kentang.
E . Focus Pengembangan Holtikultura di Indonesia
Untuk pengembangan komoditas holtikultura di Indonesia memiliki prospek pengembangan yang sangat baik untuk kedepanya karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi, baik didalam negri maupun di luar negri.
Beberapa fungsi utama tanaman holtikultura dikelompokkan menjadi 4 yaitu :
1.      Fungsi penyediaan pangan
2.      Fungsi ekonomi
3.      Fungsi kesehatan
4.      Fungsi social budaya
Untuk meningkatkan kegiatan yang diimplementasikan dalam rangka pengembangan komoditas holtikultura mencakup :
a.       Pengembangan kawasan agribisnis hortikultura
b.      Pengembangan produksi
c.       Pengembangan lembaga mandiri dan mengakar di masyarakat
d.      Pengembangan kemitraan usaha
e.       Penataan manajemen rantai pasokan
f.       Pengembangan perbenihan melalui penguatan penangkar benih
g.      Penyelenggara Sekolah  Lapang Pengendalian Hama Terpadu
h.      Kampanye dan promosi untuk meningkatkan apresiasi holtikultura




F. Strategi Dan Kebijakan Pengembangan Holtikultura di Indonesia
Kebijakan pengembangan hortikultura ada 4 cara umum yang di terapka oleh pemerintah yaitu :
1.      Optimalisasi sumberdaya manusia
2.      Peningkatan daya saing produk
3.      Regulasi dan koordinasi
4.      Distribusi dan informasi
Setelah itu strategi selanjutnya diimplementasikan dalam bentuk kegiatan (strategi operasional) sebagai berikut :
a.       Peningkatan produksi komoditas holtikultura unggulan melalui pertumbuhan serta baru dalam pemantapan sentra yang telah ada.
b.      Peningkatan mutu produk untuk meningkatan daya saing, nilai tambah dan pendapatan pelaku usaha holtikultura.
c.       Pengembangan kelembagaan petani untuk mendukung pengembangan usaha bisnis holtikultura.
d.      Peningkatan kompetensi sumberdaya manusia yang dibarengi pembinaan mental dan moral.
Melalui  strategi umum dan strategi operasional yang dikemukakan diatas, selanjutnya dirumuskan kebijakan pengembangan holtikultura sebagai berikut :
1.      Pengembangan komoditas unggulan
2.      Pengembangan kawasan dan sentra produksi
3.      Pengembangan kawasan regional holtikultura (KAHORTI)
4.      Pengembangan mutu produk
5.      Pengembangan perbenihan dan sarana produksi
6.      Pengembangan perlindungan holtikultura
7.      Pengembangan kelembagaan
8.      Peningkatan kompetensi petugas dan petani
9.      Pemasyarakatan produk holtikultura
10.  Pengembangan system informasi manajemen holtikultura

11.  Perbaikan/ penyempurnaan regulasi
12.  Peningkatan investasi
13.  Pengembangan manajemen holtikultura
G. Komoditas Unggulan
Meskipun pemerintah menetapkan 10 komoditas hortikultura unggulan tidak menutup kemungkinan pengembangan dan komoditas unggulan terutama disuatu daerah, untuk itu pada tahun 2008, komoditas unggulan daerah mencakup 29 komoditas yang meliputi duku, semangka dll. Penetapan sentra produksi ini sudah tentu didasarkan pada kesesuaian agroklimat dan prefensi masyarakat dalam mengusahakan tanaman holtikultura. Selain itu jarak antar wilayah perlu dipertimbangkan dalam menghasilkan produk unggualan sehingga dapat menghindari persaingan antar daerah yang satu dengan yang lainya.















BAB 11
PEKARANGAN

A.    Pengertian Pekarangan
Menurut pendapat ahli pertanian berbangsa belanda, G.J.A. Terra, mendefinisikan pekarangan sebagai “sebidang tanah darat yang yang terletak langsung disekeliling rumah, dengan batas-batas yang jelas (boleh berpagar atau tidak), dan ditanamai dengan berbagai jenis tanaman.” Apabila ditinjau dari ekologinya, pekarangan merupakan habitat yang serasi untuk berbagai jenis tanaman. Ditinjau dari fungsinya, Terra mengemukakan beberapa fungsi pekarangan sebagai berikut :
1.      Sebagai penghasil bahan pangan tambahan selain sawah dan ladang.
Contoh: lauk pauk dan buah-buahan.
2.      Sebagai penghasil uang tunai harian atau dapat mengurangi belanja dapur sehingga dapat juga disebut lumbung hidup.
Contoh : kelapa, pisang dsb.
3.      Sebagai apotikhidup
Contoh : rempah-rempah bumbu-bumbuan, dll.
4.      Sebagai penghasil bahan perumahan.
Contoh : bamboo, jeunjing, dll.
5.      Sebagai penghasil kayu bakar.
6.      Sebagai penghasil bahan baku untuk industry kerajinan atau industry kecil (home industry).
Contoh : bamboo untuk kipas.
7.      Sebagai penghasil ikan dan ternak.
Selain itu semakin maraknya berbagai jenis peralatan rumah tangga, perbaikan Sarana dan prasarana transportasi, serta pergeseran jenis bahan bakar yang digunakan masyarakat yang mengakibatkan berkurangnya fungsi permukaan. Oleh karena itu perlu diupayakan sistim intensifikasi untuk mendorong para petani melalui suasana gotong royong.


B.     Ekologi Perkarangan
Bardasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan ferguson, wilayah Indonesia dibagi atas daerah beriklim kering dan daerah beriklim basah.
Sehubungan dengan itu Schmidt dan ferguson membuat pembagian wilayah iklim berdasarkan curah hujan tahunan diwilayah tersebut yaitu sebagai berikut :
1.      wilayah iklim A1, yaitu wilayah yang memiliki 12 bulan basah dan 0 bulan kering.
2.      Wilayah iklim A2, yaitu daerah yang memiliki  < 12 bulan basah dan 0 bulan kering.
3.      Wilayah iklim B1, yaitu daerah yang memiliki  < 12 bulan basah dan 1 bulan kering sampai 9-10 bulan basah dan 2 bulan kering.
4.      Wilayah iklim B2, yaitu daerah yang memiliki  < 9 bulan basah dan 2 bulan kering sampai 7 hingga 8 bulan basah dan 4 bulan kering.
5.      Wilayah iklim C, yaitu daerah yang memiliki < 7 bulan basah dan 4 bulan kering sampai 5 hingga 6 bulan basah dan 6 bulan kering.
6.      Wilayah iklim D5, yaitu daerah y6ang memiliki < 5 bulan basah dan 6 bulan kering sampai 2 hingga 4 bulan basah dan 8 bulan kering.

C.    Masalah Dalam Pengembangan Perkarangan
Adapun beberapa masalah yang sering dijumpai dalam pengembangan perkarangan di Indonesia adalah :
1.      Terlalu banyak tanaman yang diusahakan sehingga tidak ada lagi tersisa lahan untuk tanaman baru.
2.      Terlalu banyak naungan sehingga bibit yang baru tumbuh sulit berkembang dengan baik.
3.      Lahan yang teralu padat, dengan kondisi berbatu atau terlalu basah (becek)
4.      Kekurangan air pada saat musim kemarau dan kebanjiran pada saat musim penghujan.
5.      Banyak gangguan ternak dan anak-anak bahkan pencurian.





D.     Efisiensi produksi Zat Gizi
Untuk memenuhi kebutuhan produksi zat gizi tercukupi dan pemenuhan kebutuhan mineral serta kebutuhan pendukung seperti sandang dan papan tidak cukup hanya mengandalkan lahan sawah yang ada. Untuk itu perlu dibutuhkan  tujuan – tujuan yang bersifat positif yang dapat menambah sarana produksi seperti :
1.      Perkarangan lengkap
2.      Perkarangan gizi
Dengan adanya pekarangan yang lengkap atau pun pekarangan gizi dapat  menambah dan sebagai sumber vitamin, mineral, protein, ataupun sumber tambahan    karbohidrat.
E.     Intensifikasi Lahan Perkarangan
Berikut beberapa langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam upaya intensifikasi lahan perkarangan ini adalah sebagai berikut :
1.      Rasionalisasi.
2.      Zonasi atau  perwilayahan.
3.      Persiapan lahan yang baik.
4.      Persiapan benih/ bibit unggul bermutu.
5.      Pemeliharaan dan penanaman berikutnya.
6.      Pemanenan yang dilakukan tepat waktu.

7.       

BAB III
KLASIFIKASI TANAMAN HOLTIKULTURA
A.    Ciri-ciri Produk Holtikultura
Produk hortikultura dapat dilihat dari ciri-ciri produknya terdapat banyak kasamaan  pokok, yaitu :
ü  Produk holtikultura mudah rusak (perishable)
ü  Komponen utama mutu produk ditentukan oleh kandungan air (water conten)
ü  Ketersediaan produk
ü  Harga produk di tentukan oleh kualitas
ü  Berbeda dengan konsumsi tanaman pangan
ü  Produk hortikultura merupakan sumber vitamin
ü  Produk hortikultura juga sebagai pemenuh kebutuhan rohani
Dari ciri- ciri diatas, terlihat bahwa pembudidayaan tanaman holtikultura harus secara intensif, mulai dari pemanenan, pengangkutan, sampai pada pemasaran. Oleh karena itu, budidaya tanamn holtikultura  bersifat padat modal dan padat karya.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa tanaman holtikultura adalah tanaman yang pembudidayaannya menghendaki masukan (input) yang tinggi, namun menghasilkan keluaran (output) yang juga tinggi persatuan luas per satuan waktu.
B.     Pengelompokkan Tanamn Holtikultura
Berdasarkan kegunaannya, tanaman holtikultura dapat dikelompokan menjadi :
ü  Tanaman holtikultura yang dikonsumsi.
seperti : sayuran dan buah-buahan
ü  Tanaman holtikultura yang tidak dikonsumsi.
seperti : tanaman hias



1.      Klasifikasi sayuran
Pengklasifikasian tanaman sangat tergantung pada kegunaan dari klasifikasi itu sendiri. Tipe klasifikasi yang paling banyak dipakai dan paling mudah dipahami yaitu klasifikasi berdasarkan sistematika botani dan klasifikasi berdasarkan bagian yang dikonsumsi.
a.       Klasifikasi botani
Bagi pakar biologi, klasifikasi botani bermanfaat untuk :
·         hubungan kekerabatan dan informasi mengenai asal- usul tanaman.
·         Merupaka suatu identifikasi positif yang tidak tergantung pada bahasa.
Sementara itu, bagi para pakar holtikultura klasifikasi botani ini penting karena :
ü  Kebutuhan iklim bagi famii atau genus tanaman tertntu biasanya sama
ü  Pemanfaatan tanaman untuk tujuan ekonomi juga sama
ü  Tindakan pengendalian hama dan penyakit seringkali sama antarnegara yang berhubungan.
b.      Klasifikasi berdasarkan bagian yang dikonsumsi
Berdasarkan bagian tanaman yang dikonsumsi, tanaman sayuran dapat dikelompokan menjadi :
1)      Sayuran akar:
ü  Pembesaran akar tunggang
Contoh : wortel (Daucus carota)
ü  Pembesaran akar lateral
Contoh : ubi jalar ( Ipomoea batatas)
2)      Sayuran batang:
ü  Batang diatas tanah dan tidak berpati
ü  Batang di bawah tanah dan berpati
3)      Sayuran daun :
ü  Kelompok bawang
ü  Kelompok berdaun lebar


4)      Sayuran buah :
ü  Buah muda
Contoh : timun (cucumis sativus)
ü  Buah dewasa
1.      Family Cucurbita ceae
2.      Family Solanaceae
5)      Sayuran bunga atau tunas bunga muda
6)      Jamur (mushroom)

2.      Klasifikasi buah-buahan
Berdasarkan jumlah ovary penyusunnya buah dapat diklasifikasikan atas beberapa kelompok, yaitu :
a.       Buah sederhana
1)      Buah sederhana berdaging (pericarpnya berdaging)
Tipe buah ini dikelompokkan menjadi :
a.       Tipe berry
b.      Tipe drupe
c.       Tipe pome
d.      Tipe hesperedium
e.       Tipe pepo
2)      Buah sederhana tidak berdaging (pericarpnya kering)
·         Golongan dehiscent (membuka dan menyebarkan biji pada saat matang)
(1)   Tipe legume (polong)
(2)   Tipe follicle
(3)   Tipe capsule
(4)   Tipe silique
·         Golongan indehiscent (tidak membuka dan tidak menyebarkan biji pada saat matang)
(1)   Tipe achene
(2)   Tipe caryopsis
(3)   Tipe nut

(4)   Tipe samara
b.      Buah agregat
c.       Buah majemuk

3.      Kunci klasifikasi buah-buahan
·         Buah terbentuk dari satu ovary dari satu bunga => buah sederhana
a.       Pericarp berdaging
1.      Dinding ovary berdaging berisi satu atau lebih
2.      Hanya sebagian dari pericarp yang berdaging
b.      Pricarp kering
·         Buah menyebar
a.       Terdiri atas satu carpel
b.      Terdiri atas dua atau lebih carpel
·         Buah tidak menyebar (indehiscent)

4.      Penggolongan buah-buahan berdasarkan tipe pertumbuhan
            Berdasarkan tipe pertumbuhannya, dapat dikelompokan menjadi 4 yaitu :
a.    Buah-buahan pohon
b.    Buah-buahan semak
c.     Buah-buahan terna atau berbatang basa
d.    Buah-buahan berbatang merambat.
5.      Buah klimakterik dan nonklimakterik
Untuk  kelompok buah klimakterik terjadi peningkatan respirasi secara tiba-tiba menjelang akhir musim tumbuh dan pada kelompok buah nonklimakterik tidak ad peningkatan laju respirasi.
6.      Klasifikasi tanaman hias
Tanaman hias sebagai tanaman yang tidak dikonsumsi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.    Tanaman hias berbunga untuk pot/ bunga potong
2.    Tanaman hias tidak berbunga

3.    Rumput-rumputan
Bila di tinjau dari botaninya, tanaman hortikultura dikelompokan menjadi 2 yaitu : Gymnospermae dan Angiospermae.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Masukkan Komentar di bawah