Hallo guys...
Hari ini gw share sedikit tentang sebuah makalah ni...
makalah mengenai Pemeliharaan Kualitas Selama Penyimpanan dan Pengangkutan
materi ini sangat penting loh, karena kita tau penyimpanan dan pengangkutan merupakan faktor penting dalam penanganan produk panen yaitu saat pasca panen. Dengan penyimpanan dan pengankutan yang benar, maka kita akan mengurangi persentasi kehilangan hasil pada produk kita...
ok untuk lebih jelasnya kalian dapat membaca di Makalah di bawah ini...
I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Keberhasilan
petani Indonesia dalam mengekspor hasil pangan, perkebunan, dan hortikultura ke
pasar internasional merupakan sebuah kemajuan dalam pengembangan produksi
pertanian di negara ini. Namun sepanjang perjalanannya, prestasi tersebut
mengalami banyak kendala sehingga menurunkan angka ekspor di Indonesia. Agri-Food
and Veterinary Authority (AVA) Singapura menetapkan syarat produk ekspor
Indonesia harus memenuhi kriteria: (1) Memenuhi konsep food safety
(terutama pesticide residue control); (2) Penerapan manajemen pasca
panen yang baik dan penerapan rantai pendingin yang konsisten; (3) Packaging
yang ramah lingkungan; dan (4) Sistem pergudangan dan transportasi (logistik)
yang baik. Rendahnya kualitas hasil produk Indonesia salah satunya disebabkan
oleh kurangnya teknik budidaya dan penanganan pasca panen yang baik.
Penanganan pasca panen meliputi sortasi, grading,
pengemasan (teknologi packing), penyimpanan, pemasaran, serta pengangkutan
dan ketepatan pengantaran atau distribusi. Permasalahan pada penanganan pasca
panen ini tidak hanya terletak pada sumberdaya manusia (kurangnya keterampilan
petani), namun juga keterbatasan sarana dan prasarana yang tersedia misalnya
ketersediaan cargo. Menurut Kun Tanti D., dkk (2009).
Kegiatan pasca panen suatu
produk budidaya tanaman meliputi :
1. Pembersihan atau Pencucian
Pembersihan adalah tindakan
awal setelah panen, membersihkan atau mencuci semua bahan hasil panen yang
telah dikumpulkan. Pembersihan ditujukan untuk membersihkan semua kotoran dan
membuang bagian-bagian yang tidak dapat dimanfaatkan untuk dikonsumsi, seperti
tanah atau lumpur yang terbawa saat panen, dapat menjadi sumber kontaminasi
berbagai macam patogen.
Pencucian adalah merupakan tindakan
yang ditujukan untuk mengurangi atau menghilangkan mikroorganisme yang masih
terdapat atau menempel pada permukaan hasil panen, menghilangkan residu
pestisida yang dapat membahayakan bagi konsumen bila dikonsumsi.
2. Pengeringan
Proses
pengeringan hanya sekedar menghilangkan air bekas cucian, agar patogen tidak
mudah berkembang dan merusak hasil panen, terutama mikroorganisme perusak dari
golongan bakteri dan cendawan yang dapat menimbulkan kebusukan. Pengeringan
dapat dilakukan dengan cara diangin-anginkan dalam ruangan atau diletakkan pada
rak-rak untuk mentiris setelah pembersihan dan pencucian.
3. Sortasi atau grading
Sortasi adalah
tindakan untuk memisahkan produksi yang baik dan rusak, rusak oleh serangan
hama atau penyakit atau rusak secara fisik atau mekanis saat panen
dilaksanakan.
Grading merupakan
kegiatan yang bertujuan untuk mengelompokkan atau menggolongkan hasil panen
yang telah disortasi menjadi beberapa kelompok kelas, sehingga akan menentukan
mutu dan harga produk panen.
Keuntungan sortasi dan grading yaitu :
-
Membantu dan memudahkan konsumen untuk mendapatkan kualitas
yang dikehendaki sesuai kebutuhan.
-
Pengelompokkan kedalam kelas-kelas akan
diperoleh keseragaman bahan, menurut jenis dan kualitas sehingga dapat membantu
konsumen mengurangi kekeliruan dalam memilih barang yang diinginkan.
-
Keseragaman jenis dan kualitas, maka produsen dan penjual
dapat menentukan tingkat harganya sehingga menjamin kestabilan harga pada tiap
jenis.
-
Memudahkan dalam pemasaran sesuai dengan standar mutu yang
dikehendaki, baik untuk pemasaran dalam negeri maupun keluar negeri (ekspor).
-
Memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga dapat
meningkatkan kepercayaan konsumen yang berarti dapat menjamin kestabilan harga.
Penanganan pasca panen yang baik akan menekan
kehilangan (losses), baik dalam kualitas maupun kuantitas, yaitu mulai dari
penurunan kualitas sampai komoditas tersebut
tersebut tidak layak pasar atau tidak layak konsumsi.
Untuk menekan kehilangan tersebut perlu:
-
Sifat biologi hasil
tanaman yang ditangani : struktur dan komposisi hasil tanaman.
-
Dasar-dasar fisiologi
pasca panen : respirasi, transpirasi, produksi etilen.
-
Teknologi penanganan
pasca panen yang sesuai.
Keuntungan
melakukan penanganan pasca panen yang baik:
1) Dibanding
dengan melakukan usaha peningkatan produksi, melakukan penanganan pasca panen
yang baik mempumyai beberapa keuntungan antara lain:
-
Jumlah pangan yang
dapat dikonsumsi lebih banyak
-
Lebih murah melakukan
penanganan pasca panen (misalnya dengan penanganan hati-hati, pengemasan)
dibanding peningkatan produksi yang membutuhkan input tambahan (misalnya
pestisida, pupuk dll).
-
Resiko kegagalan lebih
kecil, input yang diberikan pada peningkatan produksi bila gagal bias berarti
gagal panen. Pada penanganan pasca panen bila gagal umumnya tidak menambah
“kehilangan”.
-
Menghemat energi.
Energi yang digunakan untuk memproduksi hasil yang kemudian hilang dapat
dihemat.
-
Waktu yang diperlukan
lebih singkat (pengaruh perlakuan untuk peningkatan produksi baru terlihat 1-3
bulan kemudian, yaitu saat panen: pengaruh penanganan pasca panen dapat
terlihat 1-7 hari setelah perlakuan).
2) Meningkatkan
nutrisi
Melakukan
penanganan pasca panen yang baik dapat mencegah kehilangan nutrisi berarti
perbaikan nutrisi bagi masyarakat dan mengurangi sampah terutama kotoran dan
ikut mengatasi masalah pencemaran lingkungan.
1.2 TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dari makalah ini
adalah agar mahasiswa mengetahui dan memahami materi tentang pemeliharaan hasil panen selama penyimpanan dan pengangkutan.
1.3 RUMUSAN MASALAH
-
Apa saja yang dilakukan selama pemeliharaan hasil panen sebelum penyimpanan ?
-
Apa saja yang dilakukan untuk menjaga hasil panen selama penyimpanan dan
pengangkutan ?
II. PEMBAHASAN
a)
Penyimpanan
Penyimpanan tergantung pada suhu, daya
simpan dipengaruhi atau dapat tergantung dari jenis komoditi panen,
varietas dan waktu atau musim penanaman.
Tujuan atau guna penyimpanan :
-
Memperpanjang
kegunaan (dalam beberapa kasus, meningkatkan kualitas)
-
Menampung produk yang melimpah
-
Menyediakan komoditas tertentu sepanjang tahun
-
Meningkatkan keuntungan financial bagi produsen
-
Mempertahankan kualitas dari komoditas yang disimpan
Prinsip dari perlakuan penyimpanan:
-
Mengendalikan laju transpirasi
-
Mengendalikan respirasi
-
Mengendalikan atau mencegah serangan penyakit
-
Mencegah perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki
konsumen.
Lama penyimpanan (ketahanan simpan) dapat diperpanjang
dengan
-
Perlakuan penyinaran
-
Perlakuan kimia
Pemberian bahan kimia pada saat
penyimpanan bertujuan :
·
Insektisida atau fungisida untuk mencegah serangan hama dan
penyakit setelah panen.
·
Penyebab etilen untuk mengikat gas etilen yang timbul selama
penyimpanan buah agar pematangan buah dapat diperlambat
·
Pemberian etilen untuk mempercepat pematangan atau untuk
pemeraman
·
Pemberian zat penghambat pertunasan untuk menekan tumbuhnya
tunas.
·
Pelilinan untuk mengganti atau menambah lapisan lilin yang
ada dipermukaan buah
·
Pemberian kapur pada tangkai bekas potongan untuk mencegah
pembusukan.
·
Pemberian senyawa tertentu untuk warna yang lebih baik.
-
Penyimpanan dingin
Penyimpanan dingin merupakan cara penyimpanan yang murah
(terjangkau), efektif (bias digunakan untuk semua komoditas) dan efisien (dapat
dikombinasikan dengan cara-cara penyimpanan yang lain), namun untuk kondisi
daerah tropis yang mempunyai temperatur udara rata-rata cukup tinggi.
Penyimpanan hasil pertanian dalam temperature rendah perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
-
Sifat hasil tanaman. Tanaman yang berasal dari daerah tropis
umumnya tidak tahan temperature rendah, temperature penyimpanan dingin umumnya
dibawah 12⁰C. ketahanan terhadap temperature
rendah dari berbagai bagian tanaman juga berbeda.
-
Hindari Chilling injury (kerusakan hasil tanaman karena
temperature rendah). Penyebab chillincing injury bias karena kepekaan komoditas
terhadap temperature rendah, kondisi tempat penyimpanan, cara penyimpanan dan
lama penyimpanan.
-
Don’t break the cold-chains” penyimpanan dingin dari suatu
hasil tanaman harus berkelanjutan (dalam tataniaga) sampai di tangan konsumen.
Factor yang berpengaruh pada keberhasilan penyimpanan
-
Perlakuan sebelum panen
-
Panen dan penanganan panen
-
Precooling. Dilakukan untuk
buah-buahan dan sayuran buah. Buah setelah dipanen segera disimpan di tempat
yang dingin atau sejuk, tidak terkena sinar matahari, agar panas yang terbawa
dari kebun dapat segera didinginkan dan mengurangi penguapan, sehingga kesegaran
buah dapat bertahan lebih lama. Bila fasilitas tersedia, precooling ini
sebaiknya dilakukan pada temperatur rendah (sekitar 10°C) dalam waktu 1 – 2 jam.
-
Kebersihan
-
Varietas atau kultivar hasil tanaman dan tingkat
kematangannya.
b)
Pengemasan
dan Pengangkutan
-
Pengemasan
Pengemasan
merupakan tahap lanjut dari penanganan produk panen pertanian, setelah melewati
tahap sortasi, grading dan penyimpanan. Pengemasan bertujuan untuk
melindungi produk dari pelukaan, memudahkan dalam pengangkutan, mencegah
kehilangan air, mempermudah dalam perlakuan khusus dan memberi nilai estetika
untuk menarik konsumen. Kemasan yang dianggap ideal adalah kemasan yang mudah
diangkut, aman, ekonomis, mudah dihitung jumlahnya dan dapat dijamin
keberhasilannya. Kemasan yang umum digunakan berupa karung jala, kapasitas
90-100 kg. Kemasan karung jala sangat praktis dalam hal pembongkaran, tetapi
tidak dapat melindungi produk dari kerusakan mekanis dan fisiologis terutama
saat ditimbun didalam alat pengangkutan.
-
Pengangkutan
Pengangkutan
adalah pengangkutan dari bangsal pengemasan ke pasar, sering disebut
penyimpanan bergerak. Pengangkutan dilakukan dengan menggunakan alat angkut
jalan raya berupa truk atau mobil box berpendingin. Pengangkutan bertujuan
untuk mengurangi kerusakan karena bahan cepat rusak atau membusuk,
baik akibat faktor fisiologis atau faktor kontaminasi mikroba dengan benda
asing. Pengangkutan mengurangi resiko kerusakan akibat lingkungan yang tidak
memadai. Keberhasilan penggunaan sarana pengangkutan sangat tergantung pada
suhu pengangkutan, tipe kemasan, pola pemuatan optimal, metode bongkar muat dan
jarak tempuh.
Factor
pengangkutan yang perlu diperhatikan adalah:
I. Fasilitas angkutannya
II. Jarak yang ditempuh atau lama
perjalanan
III. Kondisi jalan dan kondisi lingkungan
selama pengangkutan
IV. Perlakuan “bongkar-muat” yang
diterapkan.
KESIMPULAN
Penanganan pasca panen meliputi
sortasi, grading, pengemasan (teknologi packing), penyimpanan,
pemasaran, serta pengangkutan dan ketepatan pengantaran atau distribusi.
Penanganan pasca panen yang baik akan menekan
kehilangan (losses), baik dalam kualitas maupun kuantitas, yaitu mulai dari
penurunan kualitas sampai komoditas tersebut
tersebut tidak layak pasar atau tidak layak konsumsi.
Penyimpanan tergantung pada suhu, daya
simpan dipengaruhi atau dapat tergantung dari jenis komoditi panen,
varietas dan waktu atau musin penanaman.
Pengemasan bertujuan untuk melindungi produk dari pelukaan,
memudahkan dalam pengangkutan, mencegah kehilangan air, mempermudah dalam perlakuan
khusus dan memberi nilai estetika untuk menarik konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Mutiarawati, Tino. Penanganan Pasca Panen Hasil
Pertanian. Diunduh dari http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/11/penanganan_pasca_panen_hasil_pertanian.pdf
(14 April 2104).
Winarno, F.G. 1981. Fisiology Lepas Panen. Sastra Hudaya
Jakarta.
Yusuf, Maulana Dea. Peningkatan Kualitas Mangga
(On Farm dan Off Farm) Untuk Memenuhi Standar Ekspor di Kabupaten Majalengka.
2013.
Masukkan Komentar di bawah