Pengaruh Pemberian Kombinasi
Pestisida Nabati Terhadap Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Varietas Inpara-3 Secara SRI (The System Of Rice Intensification)
The Effect of Combined
Nabati Pestisides againts rice result (Oryza sativa L.) Inpara-3 Variety in SRI (The System
Of Rice Intensification)
Rainiyati 1*), Andika
Aryanda 2*)
Lecturer 1*)
and student 2*) at Agriculture Faculty,
Jambi University
Email : andika.aryanda91@yahoo.com
ABSTRACT
This
study aims to determine the effect of combinations of pesticides to pests and
rice yield with System of Rice Intensification (SRI) in the tidal area. This
Studies was conducted in Kuala Tungkal, especially at one of the farmers fields
in Desa Bram ITAM Pembengis Kecamatan
Tanjung Jabung Barat. This Studies activity was conducted from September to
December 2013. The studies using randomized block design (RBD) with 6
treatments and each factor level in re-treatment 4 times with 5 plants sample.
Based on the results of analysis of variance showed that administration of a
combination treatment plant pesticides significantly affect plant height,
number of tillers, number of productive tillers, grain permalai, production
data, the percentage of pests, and no apparent effect on 1000 grain weight. In
the tabulation of treatment combinations pesticide plant Leaf Extract Rhizome
Extract Soursop + Jeringau get the highest production of 3.69 kg / plot
treatment.
Keywords:
Rice, Nabati Pestisides, SRI, tidal land, Padi, Pestisida, Nabati
ABSTRAK
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi pestisida terhadap
serangan hama dan hasil padi dengan System
of Rice Intensification (SRI) di lahan pasang surut. Penelitian
dilaksanakan di Kuala Tungkal, khususnya di lahan sawah salah satu petani di
Desa Pembengis Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Kegiatan
penelitian ini berlangsung dari bulan September sampai bulan Desember 2013.
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 6 taraf perlakuan dan setiap faktor perlakuan di ulang sebanyak
4 kali dengan 5 tanaman contoh. Berdasarkan hasil analisis keragaman
menunjukkan bahwa perlakuan pemberian kombinasi Pestisida nabati berpengaruh
nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, gabah
permalai, data produksi, persentase serangan hama, dan berpengaruh tidak nyata
terhadap bobot 1000 butir. Secara tabulasi perlakuan kombinasi pestisida nabati
Ekstrak Daun sirsak + Ekstrak Rimpang Jeringau mendapatkan
produksi tertinggi yaitu 3,69 kg/petak perlakuan
Kata
kunci : Tanaman padi, pestisida nabati, SRI, lahan pasang surut.
PENDAHULUAN
Padi merupakan komoditas
pertanian yang terpenting dalam kehidupan penduduk Indonesia, sehingga padi menjadi prioritas
dalam menunjang program pertanian dan sampai saat ini usahatani padi di
Indonesia masih menjadi tulang punggung perekonomian pedesaan (Budianto, 2003).
Pengadaan produksi beras dalam negeri sangat penting dalam rangka keberlanjutan
ketahanan pangan nasional dengan sasaran tercapainya swasembada pangan (beras)
(Suryatna, 2007). Berkaitan dengan hal tersebut, perlu diupayakan
penanggulangannya melalui peningkatan intensitas pertanaman dan produktivitas
lahan sawah yang ada, pencetakan lahan irigasi baru dan pengembangan lahan
potensial lainnya termasuk lahan marginal seperti lahan rawa pasang surut.
Produktivitas padi di
wilayah pasang surut Provinsi Jambi perlu ditingkatkan. Salah
satu cara untuk meningkatkan produktivitas padi yaitu dengan menerapkan system
budidaya SRI
(System of Rice Intensification).
SRI (System of Rice Intensification) merupakan teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktivitas
padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara,
terbukti telah berhasil meningkatkan produktifitas padi sebesar 50%, bahkan di beberapa tempat mencapai lebih dari
100%.Salah satu komponennya adalah penambahan pupuk dengan bahan organik sesuai
dengan kebutuhan tanaman. Selain
teknik budidaya varietas padi yang adaktif mampu memperbaiki kualitas dan
meningkatkan produktivitas lahan pasang surut. Salah satu varietas padi pada
lahan pasang surut yaitu Inpara-3.
Budidaya padi sering di temukan
kendala yang menyebabkan penurunan Produktivitas padi seperti hama dan penyakit.
Petani umumnya menggunakan pestisida sintetis untuk mengendalikan hama
tersebut. Hal ini mengakibatkan timbulnya dampak negatif seperti gejala
resistensi, resurjensi hama, terbunuhnya musuh alami, meningkatnya residu pada
hasil, mencemari lingkungan dan gangguan kesehatan bagi pengguna. Pengurangan
penggunaan pestisida di areal pertanian menuntut tersedianya cara pengendalian
lain yang aman dan ramah lingkungan, di antaranya dengan memanfaatkan musuh
alami dan penggunaan pestisida nabati (Samsudin, 2008).
Pestisida
nabati atau juga disebut dengan pestisida alami yaitu pestisida yang
berasal dari tumbuhan merupakan salah satu pestisida
yang dapat digunakan untuk mengendalikan
serangan hama dan penyakit tanaman. Pestisida ini berbahan
aktif tunggal atau majemuk dapat
berfungsi sebagai penghambat nafsu makan
(anti feedant), penolak (repellent), penarik (atractant), menghambat perkembangan, menurunkan
keperidian, pengaruh langsung sebagai racun dan mencegah peletakkan telur. Di
alam, terdapat lebih dari 1000 spesies
tumbuhan yang mengandung insektisida, lebih dari 380 spp (zoologi dan botani)
mengandung zat pencegah makan (antifeedant), lebih dari 270 spp mengandung zat
penolak (repellent), lebih dari 35 spp mengandung akarisida dan lebih dari 30
spp mengandung zat penghambat pertumbuhan (Susetyo et al., 2008).
Berdasarkan
uraian diatas maka perlu diadakan penelitian tentang pengaruh pemberian
kombinasi pestisida nabati terhadap hasil tanaman padi (Oryza sativa L.)
secara SRI (System of Rice Intensification)
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Kombinasi nabati
terhadap hasil tanaman padi (Oryza sativa L.) Dengan metode tanam secara SRI (System of Rice Intensification) di desa pembengis kecamatan bram
itam dan Untuk mendapatkan kombinasi pestisida yang dapat menghambat
pertumbuhan serangan hama serta hasil yang terbaik pada tanaman padi.
BAHAN
DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan di
desa Pembengis, Kecamatan Bram Itam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan ketinggian
3 m dpl. Penelitian dilaksanakan selama ±4 bulan, dari bulan September sampai
bulan Desember 2013.
Bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Benih padi varietas inpara 3, MOL keong
mas, kompos, rimpang jeringau, daun mimba, biji mimba, tanaman sere, daun
sirsak, daun pepaya, air. Alat yang digunakan terdiri dari traktor, solo,
label, meteran, tali, kamera, botol, ember, ajir, pena, buku, baskom,
penggaris, nampan, sabit, gilingan/blender, label, spidol, hand sprayer,
Plastik.
Penelitian ini
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan beberapa jenis pestisida
nabati yang terdiri dari 6 taraf perlakuan dimana setiap perlakuan mendapat
pemberian 0,03 ml MOL keong mas, adapun 6 taraf perlakuannya dan masing-masing
perlakuan di ulang sebanyak 4 kali dengan 5 tanaman contoh. Faktor-faktor
yang diteliti dalam penelitian meliputi Kombinasi pestisida nabati yang terdiri
dari
: P0 = Kontrol, P1 =
Ekstrak Daun sirsak + Ekstrak Rimpang Jeringau, P2 = Ekstrak Daun Mimba +
Ekstrak Biji Mimba, P3 = Ekstrak Daun Pepaya + Ekstrak Daun Sirsak, P4 =
Ekstrak Tanaman Sere + Ekstrak Daun Pepaya, P5 = Ekstrak Tanaman Sere + Ekstrak
Daun Sirsak
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Kombinasi Pestisida Nabati
|
Variabel yang di amati
|
||||||
Tinggi Tanaman
|
Jumlah Anakan Maksimum
|
Jumlah Anakan Produktif
|
Jumlah Butir Per Malai
|
Bobot 1000 Butir
|
Hasil Gabah kering giling
|
||
P0
|
43,12 b
|
12,47 a
|
13,75 a
|
89,21 a
|
14,95 a
|
2,41 a
|
|
P1
|
46,98 a
|
13,68 a
|
15,90 a
|
97,08 a
|
15,55 a
|
3,69 a
|
|
P2
|
47,31 a
|
15,86 a
|
17,10 a
|
90,10 a
|
15,38 a
|
3,50 a
|
|
P3
|
48,15 a
|
13,84 a
|
13,65 a
|
90,49 a
|
15,30 a
|
3,36 a
|
|
P4
|
42,62 b
|
14,75 a
|
18,00 a
|
63,42 b
|
15,28 a
|
2,79 a
|
|
P5
|
42,83 b
|
14,75 a
|
11,70 a
|
91,97 a
|
14,45 a
|
3,27 a
|
Angka-angka yang diikuti
oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata
Berdasarkan analisis ragam setelah dilakukan uji duncan pada tabel diatas
diketahui bahwa pemberian kombinasi pestisida nabati dapat berpengaruh terhadap
jumlah butir per malai dan tinggi tanaman padi yang ditanam secara SRI (The System of Rice Intensification). Hal
ini diduga karena kombinasi pestisida nabati yang
diberikan sudah dapat menekan tingkat serangan hama. Walaupun
ada serangan hama tetapi tingkat serangannya terhadap semua perlakuan tergolong
ringan dan tidak
ada serangan hama yang berat yang menyebabkan tanaman rusak yang dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi tersebut. Selain itu juga,
tanaman padi yang ditanam secara SRI menggunakan satu bibit per titik tanam akan berkurangnya
kompetisi akar tanaman dalam satu rumpun dalam mengambil unsur hara dan cahaya
sehingga pertumbuhan tanaman padi lebih baik, hal ini sejalan dengan pendapat Uphoff (2002), bahwa metode SRI bibit ditanam
secara tunggal sehingga tidak terdapat kompetisi diantara akar tanaman yang
dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Pemberian kombinasi pestisida Ekstrak Daun Mimba + Ekstrak Biji Mimba
memberikan jumlah anakan maksimum yang lebih banyak dengan rata- rata yaitu
15,86 batang sedangkan kombinasi pestisida Ekstrak Tanaman Sere + Ekstrak Daun
Sirsak menunjukkan angka yang paling rendah yaitu 10,57 batang. Hal
ini di duga kandungan Ekstrak Daun Mimba + Ekstrak Biji Mimba efektif
untuk menghambat pertumbuhan hama
penggerek batang padi. Penggerek batang merupakan hama utama padi, Gejala
kerusakan yang ditimbulkannya mengakibatkan anakan mati. Ekstrak Daun Mimba +
Ekstrak Biji Mimba
mampu menekan serangan hama tersebut. Selain itu juga, Jumlah anakan
maksimum Tanaman padi dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti
kesuburan tanah, ketersediaan air, dan intesitas cahaya. Sebagaimana yang
dikemukakan Suparyono dan Setyono (1993), menyatakan bahwa pertumbuhan anakan
padi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara, air, cahaya, jarak tanam,
hama penyakit dan teknik budidaya.
Pada penelitian ini anakan Produktif menunjukkan pengaruh yang tidak
berbeda nyata, dimana pemberian kombinasi pestisida nabati tidak mempengaruhi
jumlah anakan produktif. Hal ini disebabkan bahwa jumlah anakan produktif
berkolerasi dengan jumlah anakan maksimum. Di mana dalam penelitian ini
perlakuan pemberian kombinasi pestisida nabati tidak berpengaruh terhadap
jumlah anakan maksimum. Selain itu, teknik budidaya SRI (The System of Rice Intensification) menjelaskan bahwa pertumbuhan anakan padi sangat
dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara, air, cahaya, jarak tanam, dan hama
penyakit. Pada penelitian ini di mana tanaman tidak mendapatkan unsur hara yang
cukup juga air yang di butuhkan tanaman tidak begitu cukup. Hal ini disebabkan
penanaman tanaman padi yang tidak sesuai dengan musim tanam.
Pada penelitian ini Jumlah butir per malai kombinasi pestisida Ekstrak Daun
sirsak + Ekstrak Rimpang Jeringau merupakan perlakuan yang paling tertinggi dan
yang paling terendah kombinasi pestisida Ekstrak Tanaman Sere + Ekstrak. Hal
ini diduga karena Ekstrak Daun sirsak + Ekstrak Rimpang
Jeringau efektif terhadap serangan hama tanaman padi. Serangan hama tergolong
ringan sehingga tidak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan butir padi pada
tanaman padi.
Pemberian kombinasi pestisida nabati menghasilkan bobot 1000 butir yang
sama pada masing-masing perlakuan. Hal ini di duga pada perlakuan kombinasi
pestisida nabati tidak berperan aktif terhadap bobot 1000 butir. Bobot 1000
butir merupakan cerminan dari suatu gabah tanaman padi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Bilman (2008), bobot 1000 biji merupakan cerminan
berat kering yang diakumulasikan ke gabah. Selain itu, berat 1000 biji juga
mencerminkan ukuran gabah padi yang tergantung pada ukuran kulitnya (lemma dan
pallea).
Hasil gabah kering giling padi yang diberikan kombinasi pestisida nabati
Ekstrak Daun sirsak + Ekstrak Rimpang Jeringau adalah 3,69 kg dan hasil yang
terendah adalah pemberian kombinasi pestisida nabati yaitu 2,41 kg, hal ini di
duga hasil gabah kering giling berkorelasi dengan jumlah anakan maksimum dan
jumlah anakan produktif, dimana peningkatan jumlah anakan maksimum dan anakan
produktif akan diikuti pada peningkatan
hasil. Hal ini sesuai dengan pendapat kuswara dan alik (2003) jumlah anakan
maksimum akan berpengaruh terhadap jumlah anakan produktif yang selanjutnya
akan mempengaruhi hasil gabah
Hama
pada tanaman padi sangat beragam, dari hasil pengamatan jenis hama yang
menyerang tanaman padi selama penelitian baik pada fase vegetatif dan fase
generatif hanya beberapa jenis hama yang menyerang tanaman padi. Pada
penelitian ini di dukung dengan adanya perlakuan pstisida nabati yang mempunyai
fungsi masing – masing dengan zat – zat yang terkadung didalamnya. Adapun
diantaranya hama yang mnyerang tanaman padi yaitu (1). Penggerek batang padi
merupakan hama yang sangat penting pada padi dan sering menimbulkan kerusakan
dan menurunkan hasil panen secara nyata. Terdapatnya penggerek di lapang dapat
dilihat dari adanya ngengat di pertanaman dan larva di dalam batang. Mekanisme
kerusakan disebabkan larva merusak sistem pembuluh tanaman di dalam batang. Stadia
tanaman yang rentan terhadap serangan penggerek adalah dari pembibitan sampai
pembentukan malai. Gejala kerusakan yang ditimbulkannya mengakibatkan anakan
mati yang disebut sundep pada tanaman stadia vegetatif dan beluk (malai hampa)
pada tanaman stadia generatif. Siklus hidupnya 40-70 hari tergantung pada
spesiesnya; (2) Walang sangit merupakan hama yang menghisap cairan bulir pada
fase masak susu. Kerusakan yang ditimbulkan walang sangit menyebabkan beras
berubah warna, mengapur serta hampa. Hal ini dikarenakan walang sangit
menghisap cairan dalam bulir padi. Fase tanaman padi yang rentan terserang hama
walang sangit adalah saat tanaman padi mulai keluar malai sampai fase masak
susu; (3) Burung juga merupakan salah satu hama penting pada tanaman padi
karena pada serangan berat dapat menyabakan kerugian yang cukup besar bahkan
gagal panen, Burung menyerang tanaman padi yang sudah dalam fase matang susu
sampai pemasakan biji (sebelum panen). Burung akan memakan langsung bulir padi
yang sedang menguning sehingga menyebabkan biji menjadi hampa dan biji banyak
yang hilang.
Budidaya
tanaman padi dengan teknik budidaya SRI mampu meningkatkan produktivitas padi
dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air, dan unsur hara. Budidaya
ini juga mempunyai keuntungan seperti penggunaan benih yang
lebih irit dan produksi yang dicapai terjadi peningkatan apabila penanaman padi
dengan musim tanam yang sesuai.
KESIMPULAN
Perlakuan Pemberian
kombinasi pestisida nabati dapat berpengaruh tehadap tinggi tanaman, dan jumlah butir per malai. Pemberian kombinasi
pestisida nabati Ekstrak Daun sirsak + Ekstrak Rimpang
Jeringau yang berpengaruh terhadap
serangan hama serta mendapatkan hasil yang tertinggi yaitu 3,50 kg/petak pada tanaman padi
dengan metode SRI ((The System of Rice Intensification)
DAFTAR PUSTAKA
Bilman, W. S. 2008.
Modifikasi Lingkungan Melalui Sistem Penanaman Serta Penambahan Bahan Organik
dan Pengatur Zat Tumbuh dalam Upaya Peningkatan Produktifitas Padi Gogo (Oryza
sativa L.). Makalah. Universitas Andalas. Padang.
Budianto D. 2003.
Kebijaksanaan penelitian dan pengembangan teknologi peningkatan produktivitas
padi terpadu di Indonesia. Prosiding Lokakarya pelaksanaan program peningkatan
Produktivitas Padi Terpadu (P3T) Tahun 2003. Puslitbangtan. Bogor.
Kuswara, E dan Alik, S.
2003. Dasar Gagasan dan Praktek Tanam Padi Metode SRI (The System of Rice intensification) KSP
Mengembangkan Pemikiran Untuk Membangun Pengetahuan Petani Jawa Barat.
Samsudin, 2008. Virus
Patogen Serangga: Bio – Insektisida Ramah Lingkungan, http://www.Pertaniansehat.or.id. (Diakses 07 Juli
2013)
Suprayono dan Setyono A.
1997. Mengatasi Permasalahan Budidaya Padi. Penebar swadaya. Jakarta.
Suryatna dan UH Prajogo.
1997. Subsidi benih dan dampaknya terhadap peningkatan produksi pangan,
Kebijaksanaan pembangunan pertanian, Analisis kebijaksanaan antisipatif dan
responsif. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Litbang Pertanian.
Bogor.
Susetyo, T. Ruswandi Dan
Etty Purwanti. 2008. Teknologi Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (Opt)
Ramah Lingkungan, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Jakarta, 83 Halaman.
Uphoff, N., 2001.
Oppurtinities for Raising Yields by Changing Management Practices : The System
of Rice Intensification in Madagascar : Agroecological Innovation :
Participatory Development.
Masukkan Komentar di bawah