Laporan Asam Amino


ASAM AMINO
D
I
S
U
S
U
N

O
L
E
H

                           NAMA                         : RAYMON DAMSON . S
                           NIM                             : D1A011043
                           KELASA                     : AGROEKOTEKNOLOGI B


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI JAMBI


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Asam amino adalah penyusun protein, yaitu asam organik yang mengandung gugus amimo (-NH2) disamping gugus karboksilat (-COOH). Asam amino yang terdapat di alam selalu berupa asam amino alpa , artinya gugus - NH2 selalu terikat pada atom C- alpa, yaitu atom C di dekat gugus –COOH. Asam amino yang dikenal banyak sekali tetapi hanya 20 jenis yang termasuk penyusun protein alami.
      Asam amino dibebaskan dari ikatan peptida pada protein oleh hidrolisis enzim      ( protease ) atau asam, dalam hal ini kondisi hidrolisis adalah pada 6N HCL 110° C selama 72 jam.
Asam amino umumnya larut dalam air dan hanya sebagian kecil yang larut dalam pelarut organik. Asam amino dalam larutan netral berada dalam bentuk “zwitterion” dan tidak sebagai molekul yang tidak terorganisasi. Asam amino diklasifikasikan berdasarkan gugus R (rantai samping). Biasanya bersifat  seperti hidrofobik, polar dan nonpolar, serta ada tidaknya gugus terionisasi.
Berdasarkan latar belakang inilah, dilaksanakan praktikum tentang kelarutan asam amino.


1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk melihat daya larut berbagai asam amino dalam pelarut- pelarut yang berbeda.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Asam amino adalah penyusun protein, yaitu asam organik yang mengandung gugus amimo (-NH2) disamping gugus karboksilat (-COOH). Asam amino yang terdapat di alam selalu berupa asam amino alpa , artinya gugus - NH2 selalu terikat pada atom C- alpa, yaitu atom C di dekat gugus –COOH. Asam amino yang dikenal banyak sekali tetapi hanya 20 jenis yang termasuk penyusun protein alami.


Gugus R disebut gugus samping, gugus inilah yang membedakan sifat-sifat antara satu asam amino dengan asam amino lainnya, sedangkan gugus lainnya sama untuk semua asam amino.
Struktur asam α-amino, dengan gugus amina di sebelah kiri dan gugus karboksil di sebelah kanan.
Asam amino diklasifikasikan berdasarkan gugus R (rantai samping). Biasanya bersifat seperti hidrofobik, polar dan nonpolar, serta ada tidaknya gugus terionisasi.

Asam Amino Non Polar
1.    Memiliki gugus R alifatik
2.    Glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin dan prolin
3.    Bersifat hidrofobik (tdk suka air). Semakin hidrofobik suatu asam amino seperti Ile (I) à biasa terdapat di bagian dalam protein.
4.    Prolin berbeda dengan asam amino à siklis. Tapi mempunyai banyak kesamaan sifat dengan kelompok alifatis ini.
5.    Umum terdapat pada protein yang berinteraksi dengan lipid
Asam Amino Polar
1.    Memiliki gugus R yang tidak bermuatan
2.    Serin , threonin, sistein, metionin, asparagin, glutamin
3.    Bersifat hidrofilik à mudah larut dalam air
4.    Cenderung terdapat di bagian luar protein
5.    Sistein berbeda dengan yg lain, karena gugus R terionisasi pada pH tinggi (pH = 8.3) sehingga dapat mengalami oksidasi dengan sistein membentuk ikatan disulfide
6.    (-S-S-) à sistin (tidak termasuk dalam asam amino standar karena selalu terjadi dari 2 buah molekul sistein dan tidak dikode oleh DNA)
Asam Amino dengan Gugus R Aromatik
1.    Fenilalanin, tirosin dan triptofan
2.    Bersifat relatif non polar à hidrofobik
3.    Fenilalanin bersama dengan V, L & I à asam amino paling hidrofobik
4.    Tirosin à gugus hidroksil , triptofan à cincin indol
5.    Sehingga mampu membentuk ikatan hidrogen à penting untuk menentukan struktur enzim
6.    Asam amino aromatik mampu menyerap sinar UV λ 280 nm à sering digunakan untuk menentukan kadar protein





BAB II1
METODE PRAKTIKUM
1.1         Bahan dan Alat

  1. Bahan praktikum
a.       Sebagai asam amino
- Valin
- Lysin
- Glysin
- Arginin
- Tyrosin
- Glutamin
- Tryptophan
b.      Sebagai pelarut
- Air
- Diethylether
- Aceton
- Metanol
- Petroleumbenzim
  1. Alat praktikum
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- Tabung reaksi
- Tisue


3.2  Cara Kerja
  1. Menyiapkan 5 buah tabung reaksi yang di isi dengan pelarut  HCL, NaOH, etanol, kloroform, dan air. ( masing  - masing 5 ml )
  2. Melarutkan kira – kira 0,5 g asam amino ke dalam masing – masing pelarut tersebut, gunakan pengaduk bila perlu.
  3. Mencatat bagaimana hasilnya, dan bagaimana kesimpulannya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil Praktikum
No
Asam amino
Pelarut
Air
Diethyleter
Aceton
Metanol
Petroleumbenzim
1
Valin
Larut
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
2
Lysin
Larut
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
3
Glysin
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
4
Arginin
Larut
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
5
Tyrosin
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
Larut
Tidak larut
6
Glutamin
Tidak larut
Tidak larut
Larut
Tidak larut
Tidak larut
7
Tryptopan
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut
Tidak larut


4.2  Pembahasan
Asam amino adalah penyusun protein, yaitu asam organik yang mengandung gugus amimo (-NH2) disamping gugus karboksilat (-COOH). Asam amino yang terdapat di alam selalu berupa asam amino alpa , artinya gugus - NH2 selalu terikat pada atom C- alpa, yaitu atom C di dekat gugus –COOH. Asam amino yang dikenal banyak sekali tetapi hanya 20 jenis yang termasuk penyusun protein alami.
Asam amino mempunyai gugus –R polar tidak bermuatan. Gugus –R dari asam amino lebih larut dalam air atau lebih hidroponik, dibandingkan dengan asam amino non polar. Karena golongan ini mengandung gugus fungsional yang membentuk hidrogen dengan air. Alanin dan proline termasuk asam amino non polar ( gugus R hidrofobik ), sedangkan tysrosine, serin, dan glutamine termasuk asam amino polar (gugus R tidak bermuatan). Lysine merupakan asam amino gugus R bermuatan positif.
Arginin dan lisin merupakan protein dengan gugus R bermuatan positif, bersifat basa dan bersifat polar yaitu larut  dalam air. Hal ini membenarkan bahwa asam amino polar larut dalam air. Valin, leusin, dan glisin merupakan asam amino non polar yang tidak larut dalam air. Tirosin, dan tryptophan merupakan asam amino dengan gugus R aromatik yang bersifat relatif  non polar dan tidak larut dalam air.
Tyrosine, alanin, serin, prolin, lysine, dan glutamine digolongkan ke dalam asam amino nir-esensial. Dikelompokkan menurut sifat atau struktur kimiawinya: tyrosine termasuk asam amino aromatic, alanin asam amino alifatik sederhana, serin asam amino hidrolsi-alifatik, proline memiliki gugus siklik, lysine asam amino basa, dan glutamine amida. Larutan yang berupa asam akan membentuk ion dipolar yang akan bereaksi membentuk kristal.



BAB V
KESIMPULAN
            Dengan melaksanakan praktikum mengenai kelarutan asam amino, dapat disimpulkan bahwa :
a.         Arginin dan lisin merupakan protein dengan gugus R bermuatan positif, bersifat basa dan bersifat polar yaitu larut  dalam air.
b.         Daya larut asam amino (valin, lysin, glysin, arginin, tyrosin, glutamin, tryptophan) rendah pada pelarut diethileter, petroleumbenjim .
c.         Daya larut beberapa asam amino tertentu dapat larut pada pelarut tertentu, misalnya : valin, lysin dan arginin dapat larut dalam air. Glutamin larut dalam aceton. Tyrosin larut dalam metanol.
d.        Asam amino diklasifikasikan berdasarkan gugus R (rantai samping). Biasanya bersifat seperti hidrofobik, polar dan nonpolar, serta ada tidaknya gugus terionisasi..



DAFTAR PUSTAKA
kerusakan-protein.html). Diakses pada tanggal 16 Oktober 2009 pada pukul 20.20 WIB.
Lehninger, Albert.L.1995. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid I. Jakarta
Philip kuchel, 2006, BIOKIMIA , Jakarta.
Poppy Kumala, 1998, KAMUS KEDOKTERAN DORLAND, ECG, Jakarta
Tri Rini Nuringtyas, ASAM AMINO DAN PROTEIN, www.google.com, diakses 27 April 2010
Suwandito, Tri Martini, METABOLISME PROTEIN DAN ASAM AMINO, www.google.com, diakses 27 April 2010

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Masukkan Komentar di bawah