BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Poales adalah salah satu bangsa anggota tumbuhan
berbunga
yang tergolong dalam klad commelinids dan monocots (Sistem klasifikasi APG II). Di dalamnya tercakup
berbagai suku tumbuhan seperti suku padi-padian, suku nanas-nanasan, dan suku teki-tekian.
bangsa poale sendiri memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1.
Berupa
terna, semak, atau pohon anual atau perenial
2.
Batang dgn
posisi bermacam- macam ada yg tegak, serong ke atas, berbaring atau merayap
dengan rimpang di dalam tanah
3.
Bentuk
batang silinder panjang, jelas berbuku- buku dan beruas- ruas, berongga,
bersekat pada buku- bukunya
4.
Daun
kebanyakan pita, panjang, bertulang sejajar, tersusun sbg rozet berseling dalam
2 baris pada batang, terdiri atas helaian, upih dan lidah
5.
Bunga banci,
kecil dan tidak menarik, tiap bunga terdapat ketiak daun pelindung yg disebut “palea
inferior”
6.
Kelopak
berubah menjadi “palea superior”, trdiri 2 daun kelopak berlekatan, berhadapan
dgn palea inferior
7.
Mahkota
terdiri dari 2 daun mahkota yg telah berubah mnjdi badan sprti sisik dan
membengkak disebut “lodicula”
8.
Benang sari
1-6,tangkai sar halu, kepala sari beruang 2 dan membuka dgn celah membujur
disebut bunga semu “floret”, Dalam setiap floret trdpt bakal buah yg menumpang,
beruang 1 dgn bakal biji anatrop
9.
Tangkai puti
2 dgn kepala putik
10. Buahnya seperti
buluh padi “caryopis”---yaitu buah dgn 1 biji yg bijinya berlekatan dgn kulit
buah
11. Biji dgn
endosperm, lembaga terdapat pada sisi yg jauh dari sumbu
1.2 Tinjauan pustaka
Poales adalah salah satu bangsa anggota tumbuhan
berbunga
yang tergolong dalam klad commelinids dan monocots (Sistem klasifikasi APG II). Di dalamnya tercakup
berbagai suku tumbuhan seperti suku padi-padian, suku nanas-nanasan, dan suku teki-tekian.
Sistem klasifikasi Cronquist tidak mengakui bangsa
ini sebagai takson, tetapi memasukkan Poaceae dan Cyperaceae ke dalam bangsa Cyperales.
Contoh spesies :
·
papirus hias, menjadi tumbuhan penghias tepi kolam
bangsa poale sendiri memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1.
Berupa terna, semak, atau pohon
anual atau perenial
2.
Batang dgn
posisi bermacam- macam ada yg tegak, serong ke atas, berbaring atau merayap
dengan rimpang di dalam tanah
3.
Bentuk
batang silinder panjang, jelas berbuku- buku dan beruas- ruas, berongga, bersekat
pada buku- bukunya
4.
Daun
kebanyakan pita, panjang, bertulang sejajar, tersusun sbg rozet berseling dalam
2 baris pada batang, terdiri atas helaian, upih dan lidah
5.
Bunga banci,
kecil dan tidak menarik, tiap bunga terdapat ketiak daun pelindung yg disebut
“palea inferior”
6.
Kelopak
berubah menjadi “palea superior”, trdiri 2 daun kelopak berlekatan, berhadapan
dgn palea inferior
7.
Mahkota
terdiri dari 2 daun mahkota yg telah berubah mnjdi badan sprti sisik dan
membengkak disebut “lodicula”
8.
Benang sari
1-6,tangkai sar halu, kepala sari beruang 2 dan membuka dgn celah membujur
disebut bunga semu “floret”, Dalam setiap floret trdpt bakal buah yg menumpang,
beruang 1 dgn bakal biji anatrop
9.
Tangkai puti
2 dgn kepala putik
10. Buahnya
seperti buluh padi “caryopis”---yaitu buah dgn 1 biji yg bijinya berlekatan dgn
kulit buah
11. Biji dgn
endosperm, lembaga terdapat pada sisi yg jauh dari sumbu
12. Terdiri dari
1 famili yaitu Poaceae,
Contoh jenisnya adalah :
§ Andropogon nardus
§ Axonopus cimicinus
§ Saccharum
officinarum
§ Bambusa spinosa
§ Dendrocalamus asper
Dalam makalah ini saya mengambil salah satu jenis
tanaman berbangsa poales sebagai dasar untuk menjelaskan, yaitu Padi.
Tanaman padi
termasuk golongan tanaman Gramineae atau rerumputan, yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas (Siregar, 1981).
Klasifikasi tanaman padi menurut Plantamor (2008) sebagai berikut.
Kingdom
: Plantae
Subkingdom
: Tracheobionta
Superdivisio
: Spermatophyta
Divisio
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Subkelas
: Commelinidae
Ordo
: Poales
Famili
: Poaceae
Genus
: Oryza
Spesies : Oryza sativa
L.
Bagian-bagian
tanaman dalam garis besarnya dalam dua bagian besar, yaitu:
1.Bagian
vegertatif, yang meliputi : akar, batang, dan daun.
2.Bagian
generatif, yang meliputi : malai yang terdiri dari bulir-bulir daun bunga.
Adapun bagian Vegetatif terdiri dari :
1. Akar
Kira-kira
5-6 hari setelah berkecambah, dari batang yang masih pendek itu keluar
akar-akar serabut yang pertama dan dari sejak ini perkembangan akar-akar
serabut tumbuh teratur. Pada saat permulaan batang mulai bertunas (kira-kira
umur 15 hari), akar serabut berkembang dengan pesat.
Dengan
semakin banyaknya akar-akar serabut ini maka akar tunggang yang berasal dari
akar kecambah tidak kelihatan lagi. Letak susunan akar tidak dalam, kira-kira
pada kedalaman 20-30 cm. karena itu akar banyak mengambil zat-zat makanan dari
bagian tanah yang di atas. Akar tunggang dan akar serabut mempunyai bagian akar
lagi yang disebut akar samping yang keluar dari akar serabtu disebut akar
rambut dan yang keluar dari akar tunggang, bentuk dan panjangnya sama dengan akar
serabut.
2. Batang
Batang padi
tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan antara ruas yang satu dengan yang
lainnyadipisah oleh sesuatu buku. Ruas batang padi di dalamnya beringga dan
bentuknya bulat. Dari atas ke bawah, ruas batang itu makin pendek. Ruas-ruas
yang terpendek terdapat di bagian bawah dari batang dan ruas-ruas ini praktis
tidak dapat dibedakan sebagai ruas-ruas yang berdiri sendiri.
Tinggi
tanaman diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi bila malai
belum keluar, dan sesudah malai keluar tingginya diukur dari permukaan tanah
sampai ujung malai tertinggi. Tinggi tanaman adalah suatu sifat baku
(keturunan). Adanya perbedaan tinggi dari suatu varietas disebabkan oleh suatu
pengaruh keadaan lingkungan. Bila syarat-syarat tumbuh baik, maka tinggi
tanaman padi sawah bisaanya 80-120 cm.
Pada tiap-tiap buku, duduk sehelai daun. Di dalam ketiak daun terdapat kuncup yang tumbuh menjadi batang. Pada buku-buku yang terletak paling bawah mata-mata ketiak yang terdapat antara ruas batang-batang dan upih daun, tumbuh menjadi batang-batang sekunder yang serupa dengan batang primer. Batang-batang sekunder ini pada gilirannya nanti menghasilkan batang-batang tersier dan seterusnya. Peristiwa ini disebut pertunasan atau menganak.
Pada tiap-tiap buku, duduk sehelai daun. Di dalam ketiak daun terdapat kuncup yang tumbuh menjadi batang. Pada buku-buku yang terletak paling bawah mata-mata ketiak yang terdapat antara ruas batang-batang dan upih daun, tumbuh menjadi batang-batang sekunder yang serupa dengan batang primer. Batang-batang sekunder ini pada gilirannya nanti menghasilkan batang-batang tersier dan seterusnya. Peristiwa ini disebut pertunasan atau menganak.
3. Daun
Daun terdiri
dari : helai daun yang berbentuk memanjang seperti pita dan pelepah daun yang
menyelubungi batang. Pada perbatasan antara helai duan dan upih terdapat lidah
daun. Panjang dan lebar dari helai daun tergantung kepada varietas padi yang
ditanam dan letaknya pada batang. Daun ketiga dari atas bisaanya merupakan daun
terpanjang. Daun bendera mempunyai panjang daun terpendek dan dengan lebar daun
yang terbesar.
Banyak daun dan besar sudut yang dibentuk antara daun bendera dengan malai, tergantung kepada varietas-varietas padi yang ditanam. Besar sudut yang dibentuk dapat kurang dari 900 atau lebih dari 900 .
Banyak daun dan besar sudut yang dibentuk antara daun bendera dengan malai, tergantung kepada varietas-varietas padi yang ditanam. Besar sudut yang dibentuk dapat kurang dari 900 atau lebih dari 900 .
Adapun bagian generatif terdiri dari :
1. Malai
Suatu malai
terdiri dari sekumpulan bunga-bunga padi (spikelet) yang timbul dari buku
paling atas. Ruas buku terakhir dari batang merupakan sumbu utama dari malai,
sedangkan butir-butir nya terdapat pada cabang-cabang pertama maupun
cabang-cabang kedua.
Pada waktu berbunga, malai berdiri tegak kemudian terkulai bila butir telah terisi dan menjadi buah.
Pada waktu berbunga, malai berdiri tegak kemudian terkulai bila butir telah terisi dan menjadi buah.
Panjang malai
diukur dari buku terakhir sampai butir di ujung malai. Panjang malai ditentukan
oleh sifat baka (keturunan) dari varietas dan keadaan keliling. Panjang malai
beraneka ragam, pendek (20 cm), sedang (20-30 cm) dan panjang (lebih dari 30
cm).
Kepadatan malai adalah perbandingan antara banyaknya bunga per malai dengan panjang malai.
Misalnya : 300 bunga/malai = 15 bunga/malai per 20 cm,
Kepadatan malai adalah perbandingan antara banyaknya bunga per malai dengan panjang malai.
Misalnya : 300 bunga/malai = 15 bunga/malai per 20 cm,
Panjang
malai suatu varietas demikian pula banyaknya cabang cabang tiap malai dan
jumlah butir tiap-tiap cabang, tergantung kepada varietas padi yang ditanam dan
cara bercocok tanam. Banyak cabang tiap-tiap malai berkisar dari 7-30 buah.
2. Bunga
padi
Bunga padi
adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis
dengan bakal buah yang di atas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya
pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai kandung serbuk. Putik
mempunyai dua tangkai putik, dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai
denganwarna pada umumnya putih atau ungu.
Malai padi
terdiri dari bagian-bagian : tangkai bunga, dua sekam kelopak (terletak pada
dasar tangkai bunga) dan beberapa bunga. Masing-msing bunga mempunyai dua sekam
mahkota, yang terbawah disebut lemma sedang lainnya disebut palea: dua lodicula
yang terletak pada dasar bunga, yang sebenarnay adalah dua daun mahkota yang
sudah berubah bentuknya. Lodicula memegang peranan penting dalam pembukaan
palea pada waktu berbunga karena ia menghisap air dari bakal buah sehingga
mengembang dan oleh pengembangan ini palea dipaksakan membuka.
Pada waktu
padi hendak berbunga, lodicula menjadi mengembang karena ia menghisap air dari
bakal buah. Pengembangan ini mendorong lemma dan palea terpisah dan terbuka.
Hal ini memungkinkan benang sari yang sedang memanjang, keluar dari bagian atas
atau dari samping bunga yang terbuka tadi.
Terbukanya
bunga diikuti dengan pecahnya kandung serbuk, yang kemudian menumpahkan
tepungsarinya. Sesudah tepung sari ditumpahkan dari kandung serbuk maka lemma
dan palea menutup kembali. Dengan berpindahnya tepung sari ke kepala putik maka
selesailah sudah proses penyerbukan. Kemudian terjadilah pembuahan yang
menghasilkan lembaga dan endosperm. Endosperm adalah penting sebagai sumber
makanan cadangan bagi tanaman yang baru tumbuh.
3. Buah padi
Yang
sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah, sebenarnya bukan biji
melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini terjadi
setelah selesai penyerbukan dan pembuahan. Lemma dan palea serta bagian-bagian
lain membentuk sekam (kulit gabah).
Dinding
bakal buah terdiri dari tiga bagian: bagian paling luar disebut epicarpium,
bagian tengah disebut mesocarpium dan bagian dalam disebut endocarpium.
Biji
sebagian besar ditempati oleh endosperm yang mengandung zat tepung dan sebagian
ditempati oleh embryo (lembaga) yang terletak dibagian sentral yakni dibagian
lemma.
Pada lembaga terdapat daun lembaga dan akar lembaga. Endosperm umumnya terdiri dari zat tepung yang diliputi oleh selaput protein. Endosperm juga mengandung zat gula, lemak, serta zat-zat anorganik (Badan Pengendali BIMAS, 1973).
Pada lembaga terdapat daun lembaga dan akar lembaga. Endosperm umumnya terdiri dari zat tepung yang diliputi oleh selaput protein. Endosperm juga mengandung zat gula, lemak, serta zat-zat anorganik (Badan Pengendali BIMAS, 1973).
Ekologi Tanaman Padi
Lokasi budidaya padi dan syarat tumbuh tanaman perlu
diketahui untuk menentukan varietas maupun pengendalian hama dan penyakit.
Tanaman padi sawah memerlukan curah hujan antara 200 mm/bulan atau 1500-2000
mm/tahun, ketinggian tempat optimal 0-1500 mdpl. Suhu optimal untuk pertumbuhan
tanaman 23°C. Intensitas sinar matahari penuh tanpa naungan. Budidaya padi
sawah dapat dilakukan di segala musim. Air sangat dibutuhkan oleh tanaman padi.
Saat musim kemarau, air harus tersedia untuk meningkatkan produksi. Tanah yang
baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah mengandung pasir, debu, maupun
lempung.
Syarat tumbuh padi gogo menurut Prihatman (2008) sebagai berikut.
- Ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian 650 – 1500 m dpl, dengan suhu 19 – 23 oC.
- Media tanam yang baik untuk padi gogo adalah tanah yang berhumus, struktur remah dan cukup mengandung air dan udara.
- Memerlukan ketebalan tanah 25 cm, tanah yang sesuai bervariasi, mulai yang berliat, berdebu halus, berlempung halus, sampai tanah kasar.
- Keasaman tanah bervariasi dari 4,0 – 8,0.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.mamud.com/Docs/budi_daya_padi_sawah.pdf
Masukkan Komentar di bawah