Laporan : Pengamatan Cendawan Sclerotium



Judul Praktikum : pengamatan cendawan Sclerotium
Tujuan praktikum : - untuk mengamati bentuk dari cendawan
Alat dan bahan            :

Alat      :
-          mikroskop eletrik
-          cover glass
-          prepart
-          alat tulis
-          bunsen



Bahan  :
-          Jamur Sclerotium
-          Aquades

cara kerja        :
1.      Persiapkan alat dan bahan di satu meja, agar memudahkan dalam penggunaan dan pengambilannya.
2.      Bersihkan cover glass dengan air aquades
3.      Teteskan sedikit air di atas cover glass
4.      Kemudian ambil sampel cendawan setipis mungkin dan letakkan di atas cover glass
5.      Setelah itu timpa dengan cover glass kecil
6.      Taruh diatas mikroskop
7.      Dan amati cendawannya.









HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil









Pembahasan  
Penyakit busuk batang pada kacang tanah yang disebabkan oleh cendawan nekrotropik Sclerotium rolfsii. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit penting pada kacang-kacangan yang seringkali menyebabkan kehilangan hasil yang tinggi. Sclerotium rolfsii merupakan patogen yang menyerang tanaman kacang tanah dan menyebabkan penyakit busuk pangkal batang yang dapat menimbulkan kerugian pada pertanaman kacang tanah.
Gejala serangan ditandai dengan adanya bercak-berecak bulat berwarna putih sampai kuning atau cekelat pada pangkal batang. Selanjutnya, tanaman layu dan pangkal batang tanaman membusuk berwarna kehitaman. Dari batang yang busuk tersebut akan tumbuh banang-benang miselium cendawan berwarna putih. Umumnya serangan terbatas pada akar dan pangkal batang vanili sampai ketinggian 5 cm dari permukaan tanah. Bila tanaman yang tersertang tidak dicabut, miselium akan membentuk sklerotia berupa butiran berwarna kuning atau cokelat (Sinaga, 2006).
Kondisi Yang Mendukung Perkembangan Penyakit :
Busuk batang umumnya menyerang pada musim hujan, dan kelembaban tinggi. Kondisi ini akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan patogen dengan baik. Dalam cuaca yang kering sklerotium akan mengeriput, tetapi justru akan berkecambah dengan cepat jika kembali berada dalam lingkungan yang lembab. Penyakit ini dapat berkembang pada daerah dengan garis lintang yang rendah (Agrios, 1997).
Siklus Hidup Penyakit
Sclerotium rolfsii adalah cendawan yang kosmopolit, dapat menyerang bermacam-macam tumbuhan, terutama yang masih muda. Cendawan itu mempunyai miselium yang terdiri dari benang-benang berwarna putih, tersusun seperti bulu atau kipas. Cendawan tidak membentuk spora. Untuk pemencaran dan mempertahankan diri cendawan membentuk sejumlah sklerotium yang semula berwarna putih kelak menjadi coklat dengan garis tengah kurang lebih 1 mm.Butir-butir ini mudah sekali terlepas dan terangkut oleh air.
Sclerotium rolfsii mempunyai kulit yang kuat sehingga tahan terhadap suhu tinggi dan kekeringan. Di dalam tanah sklerotium dapat bertahan selama 6-7 tahun. Dalam cuaca yang kering sklerotium akan mengeriput, tetapi justru akan berkecambah dengan cepat jika kembali berada dalam lingkungan yang lembab.
Di daerah tropis Sclerotium rolfsii tidak membentuk spora. Cendawan dapat bertahan lama dengan hidup secara saprofitik, dan dalam bentuk sklerotium yang tahan terhadap keadaan yang kurang. Sclerotium rolfsii umumnya terdapat dalam tanah. Cendawan terutama terpencar bersama-sama dengan tanah atau bahan organik pembawanya. Sclerotium rolfsii dapat terpencar karena terbawa oleh air yang mengalir. Sclerotium rolfsii terutama berkembang dalam cuaca yang lembab.

Kesimpulan
-          Cendawan Sclerotium sangat berdampak buruk pada pertumbuhan tanaman jenis kacang-kacangan
-          Cendawan Sclerotium menyerang bagian batang tanaman dan membusukkannya hingga tanaman mati karna telah dirusak dari pangkal batang.
-          Setiap serangan patogen yang menyebabkan penyakit pada tanaman inangnya dapat dikendalikan dengan berbagai cara. Tindakan pengendalian tersebut dapat dilakukan baik secara hayati, mekanik, maupun dengan bahan bahan kimia sintetik. Pengendalian secara hayati merupakan cara yang peling efektif dalam mengendalikan serangan patogen.




Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Masukkan Komentar di bawah