PENGARUH PEMBERIAN MULSA PLASTIK
HITAM PERAK (MPHP) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS TANAMAN CABAI (Capsicum annuum L.)
Erni Yulia S 1), Ahmad
Riduan2 Tiur
Hermawati2
Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Abstrak
Cabai merupakan komoditas tanaman
sayuran yang sangat bernilai tinggi. Salah satu penyebab rendahnya produksi
tanaman cabai dikarenakan tingginya serangan hama dan penyakit. Salah satu
upaya yang dilakukan untuk meningkatkannya adalah dengan pemulsaan dan
pemilihan dua varietas tanaman cabai yang unggul. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP) terhadap pertumbuhan dan hasil dari dua varietas cabai (Capsicum
annuum L). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Kelompok ( RAK) dengan satu faktor.
Uji kombinasi dua varietas dan pemulsaan sebagai
berikut : P1= (Varietas Mario + tanpa MPHP), P2= (varietas Jatilaba + tanpa MPHP), P3= (varietas mario + MPHP), P4= (Varietas Jatilaba + MPHP). Untuk melihat
pengaruh perlakuan, data diolah secara statistik dengan analisis ragam, dan
untuk uji lanjut menggunakan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf α = 5%. Kombinasi
penggunaan MPHP dan dua varietas cabai berpengaruh terhadap tinggi tanaman,
jumlah buah pertanaman, hasil produksi 2X panen, dan berat pupus. Penggunaan
varietas Mario yang diberi MPHP dapat
meningkatkan hasil terhadap variabel tinggi tanaman cabai, jumlah
buah pertanaman, hasil produksi 2X panen dan berat pupus. Cabai varietas Mario Ketahanan penyakit dan
hamanya lebih baik dibandingkan Jatilaba mengunakan MPHP maupun tanpa
menggunakan MPHP.
Kata kunci : Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP), Varietas cabai, Hasil,
Pertumbuhan
PENDAHULUAN
Cabai (Capsicum annum L) merupakan komoditas
sayuran yang banyak mendapat perhatian karena memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi. Cabai mengandung
protein, lemak, karbohidrat, kalsium(Ca), fosfor (P), besi (Fe), vitamin-vitamin, dan mengandung senyawa-senyawa alkaloid, seperti
capsaicin, flavonoid, dan
minyak esensial (Dahana dan Warisno, 2010).
Produksi cabai Provinsi Jambi pada tahun 2010
adalah 17.919 ton. Dengan
luas panen 3.676 ha dan rata-rata hasil 4,87 ton ha-1 (Badan
Pusat Stastistik, 2011) padahal tanaman cabai memiliki potensi hasil lebih dari
20 ton per hektar.
Salah satu penyebab rendahnya hasil cabai adalah tingginya serangan hama/penyakit
sehingga dalam hal ini penggunaan pestisida sintetis juga tinggi untuk menekan
perkembangan hama dan penyakit pada tanaman cabai.
Salah satu upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan hasil tanaman cabai dengan manipulasi lingkungan
tumbuh yang sangat baik adalah pemulsaan. Pemulsaan ialah setiap bahan yang dihamparkan untuk menutup sebagian atau seluruh permukaan
tanah dan mempengaruhi lingkungan mikro tanah yang ditutupi tersebut (Waggoner et
al., 1960). Dari hasil penelitian Yulimasni et al.
(2003) dilaporkan bahwa penggunaan MPHP mampu menekan populasi serangga aphids
dan serangan penyakit busuk buah antraknos serta meningkatkan hasil cabai merah
secara nyata. Penggunaan mulsa plastik sudah menjadi standar umum dalam produksi tanaman
sayuran yang bernilai ekonomis tinggi, baik di negara-negara maju maupun di
negara berkembang, termasuk Indonesia. Penggunaan mulsa plastik, terutama mulsa
plastik hitam perak, dalam produksi sayuran yang bernilai ekonomis tinggi
seperti cabai, tomat, terong, semangka, melon dan mentimun, semakin hari
semakin meningkat sejalan dengan peningkatan kebutuhan dan permintaan konsumen terhadap produk sayuran tersebut.
Menurut Sembiring (2010),
warna permukaan mulsa plastik memiliki kemampuan dalam mengubah kuantitas dan
kualitas cahaya yang dapat dimanfaatkan tanaman dalam melakukan proses
pertumbuhannya. Mulsa Plastik Hitam Perak merupakan salah satu produk co-extruded mulch yang paling populer digunakan dalam produksi tanaman sayuran, karena pada bagian bawahnya (yang
bersentuhan dengan permukaan tanah) berwarna hitam, dan yang menghadap ke
atmosfir berwarna perak. Mulsa plastik hitam perak memadukan kemampuan kedua
warna tersebut, sehingga mulsa jenis ini efektif dalam menekan pertumbuhan gulma, dan juga mengurangi populasi serangga di sekitar pertanaman dengan tetap
secara fisik melindungi tanah dari terpaan langsung butir hujan, meggemburkan
tanah-tanah di bawahnya, mencegah pencucian hara dan penguapan air tanah.
Penggunaan mulsa plastik hitam perak sudah hampir menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dalam proses produksi tanaman sayuran, terutama
cabai dan tomat. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa penggunaan berbagai
jenis mulsa pada berbagai jenis tanaman secara tepat dan benar dapat
meningkatkan hasil awal dan total hasil dari berbagai tanaman, meningkatkan
kualitas hasil tanaman dan pada akhirnya meningkatkan efisiensi usaha tani itu
sendiri.
Selain
penerapan penggunaan mulsa plastik hitam perak merupakan upaya perbaikan teknologi yang dapat diterapkan, penggunaan benih yang unggul dan bermutu tinggi
merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan produksi tanaman yang menguntungkan
secara ekonomis. Setiap varietas mempunyai adaptasi
yang berbeda-beda terhadap lingkungannya, baik unsur iklim maupun terhadap media
tumbuh. Poespodarsono (2000)
menyatakan setiap varietas terdiri dari sejumlah genotipe yang berbeda, dimana
masing-masing genotipe mempunyai kemampuan tertentu untuk beradaptasi dengan
lingkungan tempat tumbuhnya.
Sekarang ini ada dua varietas tanaman cabai
berproduktivitas tinggi, diantaranya adalah Varietas Jatilaba dan Varietas
Mario. Cabai Varietas Jatilaba merupakan hasil
seleksi petani cabai dari provinsi Jawa Barat yang memiliki sifat khusus yakni
panjang buah dapat mencapai 10,0-15,0 cm dan hasil tinggi yaitu 15-20 ton/ha
(AVRDC 1994,). Varietas Jatilaba juga lebih tahan terhadap serangan
virus kuning (virus kutu kebo), meskipun daun tanaman yang terserang berwarna kuning, tetapi
tanaman tetap berbuah dan buahnya masih tetap baik. Selain itu, cabai keriting
berproduktivitas tinggi lainnya adalah Varietas Mario. Varietas
keriting Mario cocok ditanam di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi,
mempunyai perakaran yang kokoh dan percabangan yang banyak, Varietas Mario
memiliki panjang buah 17 cm dengan diameter 0,9 cm, hasil per tanaman 1 kg dan
berat per buah 9 gram. Selain itu, Varietas Mario tahan terhadap penyakit patek
dan keriting daun (Direktorat Perbenihan Sarana Produksi, 2011).
BAHAN DAN METODA
Penelitian
ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi yang terletak di
Mendalo Indah, Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muara
Jambi dengan ketinggian tempat ± 35 m dpl. Percobaan ini dilaksanakan selama ±
7 bulan, yaitu mulai dari bulan Juni
2012 sampai Januari 2013.
Penelitian
ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok( RAK) dengan satu faktor. Faktor (unit) perlakuannya
adalah kombinasi penggunaan MPHP
dan varietas tanaman cabai (Mario dan
Jatilaba) sebagai berikut : P1= (varietas Mario + tanpa MPHP), P2= (Varietas Jatilaba
+ tanpa MPHP), P3= (Varietas Mario +
MPHP), P4= (Varietas Jatilaba
+ MPHP). Empat (4)
perlakuan dengan masing-masing diulang sebanyak 6 kali sehingga terdapat
24 petak percobaan. Jarak antar satuan percobaan 50 cm
dan jarak antar kelompok 100 cm. Ukuran petak percobaan 3,5 x 1,2 m dengan jarak tanam
60 x 50. Setiap petak percobaan terdiri dari 14 tanaman dari masing-masing
petak diambil 6 tanaman sebagai sampel secara acak. Hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam dan
dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata α = 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tinggi Tanaman (Cm)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi tanaman cabai varietas Mario dengan pemberian MPHP
memberikan tinggi tanaman tertinggi. Hasil
uji BNT disajikan pada (Tabel 1).
Umur
Berbunga (hari)
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
kombinasi pemberian MPHP dan varietas tidak dapat berpengaruh nyata terhadap umur
berbunga. Hasil uji BNT disajikan pada (Tabel 2).
Jumlah Buah Pertanaman (buah)
Jumlah buah menunjukkan
bahwa cabai varietas Mario dengan pemberian MPHP menghasilkan jumlah buah yang
paling banyak. Hasil uji BNT disajikan pada
(Tabel 3).
Bobot
Buah Pertanaman (g)
Bobot buah pertanaman tidak terjadi peningkatan,
dimana cabai varietas Jatilaba tanpa MPHP lebih rendah bobot buahnya dibandingakan
perlakuan yang lainnya. Hasil uji BNT
disajikan pada (Tabel 4).
Berat
Pupus (g)
Berat pupus menunjukkan cabai varietas Jatilaba tanpa
MPHP lebih rendah berat pupusnya dibandingakn dengan perlakuan lainnya. Hasil uji BNT disajikan pada (Tabel 5).
Hasil Produksi 2X Panen
Hasil analisis ragam menunjukkan
kombinasi varietas dan MPHP dapat meningkatkan hasil
produksi 2X panen. Cabai varietas
Mario menggunakan MPHP dapat
meningkatkan produksi panen cabai dibandingkan perlakuan lainnya. Hasil uji BNT disajikan pada (Tabel 6).
Persentasi Hama
dan Penyakit
Persentasi hama dan penyakit
menunjukkan penggunaan MPHP varietas Jatilaba
persentase penyakitnya yang lebih tinggi. Hasil uji
BNT disajikan pada (Tabel 7).
Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 7 bulan
di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Cabai varietas Mario menggunakan MPHP dapat
meningkatkan tinggi tanaman cabai karena penggunaan MPHP dapat meningkatkan
fotosintesis tanaman dan dapat mempertahankan kesuburan tanah sehingga dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman (Afriani, 2006). Tidak adanya pengaruh yang
nyata pada umur berbunga disebabkan adanya salah satu faktor lebih kuat pengaruhnya
dari faktor lain maka faktor lain itu akan tertutupi dan masing-masing faktor
mempunyai sifat yang jauh berpengaruh dan sifat kerjanya, maka akan
menghasilkan hubungan yang berpengaruh dalam mempengaruhi pertumbuhan suatu
tanaman (Sutedjo, 2006). Jumlah buah yang meningkat ditunjukan pada cabai
varietas Mario dengan pemberian MPHP dikarenakan jumlah buah ini sangat erat
kaitannya dengan tinggi tanaman, dengan
bertambahnya tinggi tanaman maka banyak pula percabangannya sebagai tempat
tumbuhnya daun sedangkan cabai varietas Jatilaba sedikit jumlah buahnya
dikarenakan jumlah batangnya sedikit karena menurut (Yasin, 2009) tinggi
tanaman cabai akan mempengaruhi banyaknya jumlah batang, dan batang sangat
dibutuhkan untuk pembentukan bunga dan buah. pada penelitian ini bobot
buah pertanaman tidak memberikan hasil yang nyata, hal ini disebabkan ada
kendala cabai varietas Jatilaba untuk berbuah karena dilihat dari deskripsinya
dapat hidup di dataran tinggi dan buahnya pun sebelum merah mengalami busuk
buah. Karena pada pengamatan berat pupus cabai varietas Jatilaba tanpa MPHP
lebih rendah berat pupusnya dibandingkan perlakuan lainnya karena unsur hara
untuk cabai ini belum tercukupi sehingga dapat menghambat pertumbuhan. Hasil produksi 2X panen menunjukkan cabai
varietas Mario menggunakan MPHP berbeda nyata dengan perlakuan lainnya,
dikarenakan pada pengamatan tinggi tanaman, jumlah buah cabai varietas Mario
menggunakan MPHP yang lebih baik karena hasil produksi dipengaruhi oleh tinggi
tanaman dan jumlah buah dan ketika dilaksanakannya penelitian curah hujannya
sedikit walaupun dilakukannya penyiraman cabai varietas Jatilaba tidak dapat
menghasilkan hasil produksi dibandingkan Mario karena Mario dapat tumbuh
didataran tinggi, tahan terhadap penyakit busuk buah dibandingkan dengan cabai
varietas Jatilaba. Sedangkan pada persentasi hama dan penyakit cabai varietas
Jatilaba menggunakan MPHP menunjukkan persentase yang tinggi. Hal ini
disebabkan oleh banyak faktor yaitu salah satunya faktor lingkungan,
dikarenakan ketika dilaksanakan nya penelitian kelembaban udaranya tinggi dan
suhu siang hari lebih berpengaruh dibandingkan suhu malam hari (Midmore, 1983).
Sedangkan faktor lainnya ialah varietas, cabai varietas Jatilaba sangat rentan
terserang hama dan penyakit terlihat ketika penelitian berlangsung.
KESIMPULAN
Kombinasi penggunaan MPHP dan dua varietas cabai
berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah buah pertanaman, hasil produksi 2X
panen, dan berat pupus. Penggunaan varietas Mario yang diberi MPHP menunjukkan
tinggi tanaman cabai, jumlah buah pertanaman, hasil produksi
2X panen dan berat pupus yang paling
baik dibandingkan perlakuan lainnya. Cabai varietas Mario menggunakan MPHP
serangan penyakit dan hamanya lebih rendah dibandingkan Cabai varietas Jatilaba
walaupun menggunakan MPHP maupun tanpa MPHP.
DAFTAR
PUSTAKA
Afriani. W. .2006. Pertumbuhan dan
Produksi Cabai (Capsicum annuum L.) dengan Penggunaan Mulsa dan Pemupukan PK.
(diakses 24 Januari 2012).
AVRDC.1994. Asian
Vegetable Research and Development Center.
Dahana, K dan Warisno. 2010. Peluang Usaha dan
Budidaya Cabai. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi. 2011.
Database Varietas Hortikultura Kementriaan Pertanian R.I., Jakarta.
Midmore, D. J.
1983. The use of mulch for potato in the hot tropics. Circular II (1):1-2.
Poespodarsono, S. 2000. Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman. Pusat
Antar Universitas-IPB, Bogor. h. 82-95.
Sembiring
.A., 2010. Pemanfaatan Mulsa Plastik Perak (MPHP) Dalam
Budidaya Tanaman Cabai ( Capsicum annum L). Diakses 16 September 2011.
Sutedjo. 2006. Varietas cabai. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Waggoner, P.E., P.M. Miller, and H.E. deRoo. 1960.
Plastic mulching; Principles and benefits. Conn. Agr. Exp. Sta. Bul. 643. 44
pp.
Yasin YY. 2009. Penggunaan Pupuk Daun dan
Retardan Paelobutrazol terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum) dalam Polybag. Fakultas
Pertanian Bogor. Bogor.
Yulimasni, A Tanjung dan K. Zen. 2003. Penggunaan
Mulsa pada usaha tani cabai merah serta pengaruhnya terhadap serangan hama dan
penyakit. Jurnal Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman (2): 64-67.
LAMPIRAN
Tabel 1.Tinggi tanaman dua varietas
cabai dengan menggunakan Mulsa Plastik Hitam Perak (MPHP).
Kombinasi varietas cabai dan MPHP
|
Rata-rata Tinggi Tanaman (Cm)
|
|||
Mario + MPHP
|
37.11 a
|
|||
Jatilaba + MPHP
|
29.79 b
|
|||
Mario + Tanpa MPHP
|
28.63 b
|
|||
Jatilaba + Tanpa MPHP
|
28.60 b
|
|||
Keterangan: Angka-angka
yang diikuti huruf
kecil yang sama berarti tidak berbeda nyata
menurut uji BNT α= 5% .
Tabel 2.Umur berbunga dua varietas cabai dengan menggunakan Mulsa
Plastik Hitam Perak (MPHP).
Kombinasi varietas cabai dan MPHP
|
Rata-rata Umur berbunga
(hari)
|
|
Jatilaba+ Tanpa MPHP
|
41.97 a
|
|
Jatilaba + MPHP
|
41.81 a
|
|
Mario + Tanpa MPHP
|
39.11 a
|
|
Mario + MPHP
|
38.78 a
|
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf kecil
yang sama berarti
tidak berbeda nyata menurut uji BNT α=
5%
Tabel 3.Jumlah buah dua varietas cabai dengan menggunakan Mulsa
Plastik Hitam Perak (MPHP).
Kombinasi varietas cabai dan MPHP
|
Rata-rata Jumlah Buah (buah)
|
|
Mario + MPHP
|
2.52 a*)
|
|
Mario + Tanpa MPHP
|
2.35 a
|
|
Jatilaba + MPHP
|
1.77 b
|
|
Jatilaba + Tanpa MPHP
|
1.55 b
|
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang
sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf α= 5 %.
*) Data di Transformasi
dengan Transformasi Logaritma
Tabel 4. Bobot buah dua varietas cabai dengan menggunakan Mulsa
Plastik Hitam Perak (MPHP).
Kombinasi varietas cabai dan MPHP
|
Rata-rata Bobot Buah (g)
|
|
Jatilaba + MPHP
|
1.91 a *)
|
|
Mario + MPHP
|
1.90 a
|
|
Mario + Tanpa MPHP
|
1.89 a
|
|
Jatilaba + Tanpa MPHP
|
1.80 a
|
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang
sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf α= 5 %.
*)
Data di Transformasikan dengan Transformasi Logaritma
Tabel 5. Berat pupus dua varietas cabai dengan menggunakan Mulsa
Plastik Hitam Perak (MPHP).
Kombinasi varietas cabai dan MPHP
|
Rata-rata Berat Pupus (g)
|
|
Mario + MPHP
|
19.51 a
|
|
Jatilaba + MPHP
|
16.31 ab
|
|
Mario + Tanpa MPHP
|
15.68 bc
|
|
Jatilaba + Tanpa MPHP
|
12.14 c
|
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang
sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5 %.
Tabel 6. Hasil produksi 2X panen dua varietas cabai dengan menggunakan Mulsa Plastik
Hitam Perak (MPHP).
Kombinasi varietas cabai dan MPHP
|
Rata-rata Hasil Produksi (ton)
|
|
Mario + MPHP
|
1.41 a *)
|
|
Mario + Tanpa MPHP
|
1.28 a
|
|
Jatilaba + MPHP
|
1.01 b
|
|
Jatilaba + Tanpa MPHP
|
0.87 b
|
Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti huruf yang
sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji BNT taraf 5 %.
*)
Data di Transformasikan dengan Transformasi Kuadratik
Tabel 7. Persentasi hama dan penyakit dua varietas cabai dengan menggunakan Mulsa
Plastik Hitam Perak (MPHP).
Kombinasi varietas cabai dan MPHP
|
Persentasi hama dan
penyakit (%)
|
|
Jatilaba + MPHP
|
29.73 a
|
|
Jatilaba + Tanpa MPHP
|
24.97 a
|
|
Mario + Tanpa MPHP
|
24.93 a
|
|
Mario + MPHP
|
20.20 a
|
Keterangan : Nilai
rata-rata yang diikuti huruf yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji
BNT taraf 5 %.
Penyakitnya
Antraknosa
Hamanya
lalat buah dan ulat penggorok buah
Masukkan Komentar di bawah