Artikel Ilmiah : Pengaruh Pertumbuhan Selada Terhadap Pupuk Organik Cair

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) TERHADAP BEBERAPA PUPUK ORGANIK CAIR
Jan Redo Saragih
Jurusan Agronomi, Fakultas pertanian
Universitas Jambi, Indonesia

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan hasil tanaman selada (Lactuca sativa L.) terhadap beberapa jenis pupuk organik cair.. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok yang terdiri atas 7 tarap perlakuan yaitu, (P0), tampa pemberian pemberian pupuk organic cair, (P1) pemberian pupuk organic cair golden harvest, (P2) pemberian pupuk organic cair NASA, (P3) pemberian pupuk organic cair teh kompos , (P4) pemberian pupuk organic cair nutrisi saputra, (P5) pemberian pupuk organic cair bio subur, (P6) pemberian pupuk organic cair tricho cair. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 21 petak percobaan. Pemeberian pupuk organic cair dilakukan empat kali yaitu diberikan pada umur 37 hari setelah tanam, 41  hari setelah tanam, dan 45 hari setelah tanam dan 49 hari setelah tanam. Pemberian pupuk organic cair dilakukan dengan cara disiram kebagian pangkal batang tanaman. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk organic cair terhadap tanaman selada berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, Jumlah daun, luas daun, bobot kering akar, bobot keriang pupus, bobot bassah pupus ( fresh wet ) hal ini diduga karena factor lingkungan, dan kandungan unsure hara yang terkandung didalam pupuk organic cair. Pemberian pupuk cair golden harvest memberikan hasil yang terbaik terhadap parameter yang diamati untuk tanaman selada.

PENDAHULUAN
Tanaman selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang penting di Indonesia. Tanaman selada mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan pangan bergizi terutama sumber kalsium, protein, vitamin, dan lemak nabati. Dalam tiap 100 g daun selada terdiri dari kalori 15 kal, protein 1,29 g, lemak 0,29 g, karbohidrat 2,99 g, kalsium 22 mg, posfor 25 mg, besi 0,5 mg, vitamin A 540 SI, vitamin B1 0,04 mg, vitamin C 8 mg dan air 94,89 g (Suprayitna, 1996b).
            Tanaman selada mudah dipasarkan terutama di swalayan dan supermarket. Selada juga cocok dijadikan sebagai penghias makanan yang disajikan dalam pesta dan juga sebagai lalapan, sehingga mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi (Suprayitna, 1996a).
Sejalan dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, permintaan komoditas bahan makanan termasuk selada juga meningkat terutama mengacu pada produk pertanian organik yang bebas dari penggunaan bahan kimia, pestisida, dan pupuk urea. Konsumen sudah menyadari akan dampak memproduksi produk–produk pertanian yang menggunakan sarana produksi sintetis, yang terbuat dari zat–zat kimia yang sifatnya beracun dan residunya sulit terurai di alam bebas maupun setelah masuk ke dalam tubuh manusia yang mengkonsumsinya. Selain masalah langsung yang ditimbulkan pada manusia, penggunaan input bahan sintetik juga dapat mempercepat degradasi lahan dari kesuburan kimia, fisik, dan biologi tanah. Dengan demikian budidaya komoditi selada yang perlu dipertimbangkan adalah pertanian organik (Anderson, 1988).
Untuk mendapatkan hasil selada yang cukup tinggi dan berkualitas baik, selain memperhatikan syarat tumbuh yang ideal, tanaman ini juga memerlukan pemeliharaan yang baik, diantaranya suplai unsur hara. Tanaman harus terus-menerus mendapat unsur hara yang cukup selama pertumbuhannya. Unsur hara yang tersedia dalam tanah, jumlahnya kurang mencukupi untuk kebutuhan tanaman selada. Untuk mengatasi itu, maka perlu ditambah dari luar yaitu dengan pemupukan (Suprayitna, 1996). 
            Pupuk yang biasa diberikan ke tanaman digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik yaitu pupuk yang terbuat dari bahan–bahan organik yang telah melapuk. Bahan organik tersebut seperti sisa tanaman, kotoran hewan ternak atau yang berasal dari limbah pertanian (Indriani, 2003). Sedangkan pupuk anorganik yaitu jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia, sehingga memiliki kandungan hara yang tinggi (Novizan, 2005).
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini sudah dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi, yang terletak di Kabupaten Muaro Jambi Kecamatan Jambi Luar Kota Km 15 Mendalo Darat dengan Ketinggian tempat ± 35 m diatas permukaan laut. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 23 Februari sampai tanggal 12 April 2011.
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok yang terdiri atas 7 tarap perlakuan yaitu, (P0), tampa pemberian pemberian pupuk organic cair, (P1) pemberian pupuk organic cair golden harvest, (P2) pemberian pupuk organic cair NASA, (P3) pemberian pupuk organic cair teh kompos , (P4) pemberian pupuk organic cair nutrisi saputra, (P5) pemberian pupuk organic cair bio subur, (P6) pemberian pupuk organic cair tricho cair. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 21 petak percobaan. Pemeberian pupuk organic cair dilakukan empat kali yaitu diberikan pada umur 37 hari setelah tanam, 41  hari setelah tanam, dan 45 hari setelah tanam dan 49 hari setelah tanam.
Pemberian pupuk organic cair dilakukan dengan cara disiram kebagian pangkal batang tanaman. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk organic cair terhadap tanaman selada berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, Jumlah daun, luas daun, bobot kering akar, bobot keriang pupus, bobot bassah pupus ( fresh wet ) hal ini diduga karena factor lingkungan, dan kandungan unsure hara yang terkandung didalam pupuk organic cair. Pemberian pupuk cair golden harvest memberikan hasil yang terbaik terhadap parameter yang diamati untuk tanaman selada.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis ragam (Lampiran 16, 17, 18, dan 19) menunjukkan bahwa pemberian beberapa pupuk organik cair terhadap tanaman selada memberikan pengaruh yang nyata terhadap luas daun tanaman selada. Luas daun tanaman selada pada beberapa pemberian pupuk organik cair yang telah diuji lanjut menggunakan uji  BNT pada taraf ά = 5 % dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Rata-rata luas daun tanaman selada (cm2) terhadap pemberian beberapa pupuk organik cair pada umur pengamatan 37-49 hst.

Perlakuan
Umur pengamatan
37 hst
41 hst
45 hst
49 hst
P0 (Tanpa Pupuk Organik Cair)
P1 (Golden Harvest)
P2 (NASA)
P3 (Teh Kompos)
P4 (Nutrisi Saputra)
P5 (Bio Subur)
P6 (Tricho kompos)
207.92 a
278.40 f
236.48 b
253.92 cd
250.34 bc
260.56 cdef
256.31 cde
159.44 a 
212.25 f        
176.97 bc  
187.15 cde   
182.83 cd     
192.12 ef     
170.13 ab 
174.41 a
231.38 f
191.25 ab
200.31 bcd
201.46 bcde
213.48 ef
192.17 abc
176.60 a
234.51 f
204.71 bcd
195.58 abc
204.80 bcde
216.63 def
194.26 ab
Nilai BNT 5 %
16.03
12.09
18.61
19.30
Keterangan : Angka–angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata   menurut Uji BNT dengan taraf ά = 5 %.
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa pemberian beberapa pupuk organik cair pada setiap pengamatan yaitu pada umur tanaman 37, 41, 45 dan 49 hst menunjukan perbedaan yang nyata dengan tanpa pemberian pupuk organik cair. Pada umur pengamatan 37, 41, 45, dan 49 hst, pemberian pupuk organik cair Golden Harvest sudah mampu menghasilkan luas daun tertinggi. Pada umur pengamatan 37 dan 49 hst pemberian pupuk organik cair Golden Harvest berpengaruh tidak nyata dengan pemberian pupuk organik cair Bio Subur, namun berbeda nyata dengan tanpa pemberian pupuk orgaik cair, NASA, Teh Kompos, Nutrisi Saputra, dan Tricho Kompos. Kemudian pada umur pengamatan 45 hst pemberian pupuk organik cair Golden Harvest berbeda nyata terhadap setiap perlakuan kecuali pada pemberian pupuk organik cair Bio Subur berpengaruh tidak nyata. Sedangkan luas daun tanaman selada terendah pada setiap pengamatan pada perlakuan tanpa pemberian pupuk organik cair.
Tabel 2. Rata-rata jumlah daun tanaman selada (helai) terhadap pemberian beberapa pupuk organik cair pada umur pengamatan 37-49 hst.

Perlakuan
Umur pengamatan
37 hst
41 hst
45 hst
49 hst
P0 (Tanpa Pupuk Organik Cair)
P1 (Golden Harvest)
P2 (NASA)
P3 (Teh Kompos)
P4 (Nutrisi Saputra)
P5 (Bio Subur)
P6 (Tricho kompos)
5.44 a
5.88 b
5.66 ab
5.66 ab
5.77 b
5.66 ab
5.66 ab
6.44 a
6.88 b
6.66 ab
6.66 ab
6.77 ab
6.66 ab
6.55 ab
7.44 a                     7.78 b                        7.67 ab                       7.67 ab
7.78 b
7.67 ab
7.55 ab
7.88 a
9.21 d
8.55 bc
8.22 ab
8.44 bc
8.88 cd
8.33 ab
Nilai BNT 5 %
0.30
0.345
0.308
0.50
Keterangan : Angka–angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji BNT dengan taraf ά = 5 %
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa pemberian beberapa pupuk organik cair pada setiap pengamatan yaitu pada umur tanaman 37, 41, 45 dan 49 hst menunjukan perbedaan yang nyata dengan tanpa pemberian pupuk organik cair. Pada umur pengamatan37, 41, 45 dan 49 hst, pemberian pupuk organik cair Golden Harvest sudah mampu menghasilkan luas daun tertinggi. Selanjutnya pada umur pengamatan 37, 41, dan 45 hst pemberian pupuk organik cair Golden Harvest berbeda tidak nyata dengan pemberian pupuk organik cair NASA, Teh Kompos, Nutrisi Saputra, Bio Subur dan Tricho Kompos, tapi berbeda nyata dengan tanpa pemberian pupuk organik cair. Sedangkan pada umur pengamatan 49 hst pemberian pupuk organik cair Golden Harvest berbeda tidak nyata dengan pemberian pupuk organik cair Bio Subur dan berpengaruh nyata dengan Tanpa pemberian pupuk organik cair, NASA, Teh Kompos, Nutrisi Saputra, dan Tricho Kompos. Sedangkan jumlah daun tanaman selada terendah pada setiap pengamatan pada perlakuan tanpa pemberian pupuk organik cair.
Tabel 3. Rata-rata tinggi tanaman selada (cm) terhadap pemberian beberapa pupuk organik cair pada umur pengamatan 37-49 hst.

Perlakuan
Umur pengamatan
37 hst
41 hst
45 hst
49 hst
P0 (Tanpa Pupuk Organik Cair)
P1 (Golden Harvest)
P2 (NASA)
P3 (Teh Kompos)
P4 (Nutrisi Saputra)
P5 (Bio Subur)
P6 (Tricho kompos)
9.61   ab
13.99 c
11.16 abc
12.77 bc
9.46   a
13.55 c
12.17 abc
11.84 a
15.86 d
13.29 b
14.67 bcd
14.65 bcd
15.91 d
14.32 bc
13.36 a
17.33 d
14.66 ab
16.05 bcd
15.94 bcd
17.00 d
15.50 bc
14.87 a
19.72 c
16.95 b
17.67 bc
17.94 bc
19.13 c
17.79 bc
Nilai BNT 5 %
3.83
1.44
1.42
1.14
Keterangan : Angka–angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji BNT dengan taraf ά = 5 %
Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa pemberian beberapa pupuk organik cair pada setiap pengamatan yaitu pada umur tanaman 37, 41, 45 dan 49 hst menunjukan perbedaan yang nyata dengan tanpa pemberian pupuk organik cair. Pada umur pengamatan 37, 45, dan 49 hst, pemberian pupuk organik cair Golden Harvest sudah mampu menghasilkan tinggi tanaman tertinggi, sedangkan pada umur pengamatan 41 hst pemberian pupuk organik cair Bio Subur menghasilkan tinggi tanaman tertinggi. Pada umur pengamatan 37 hst pemberian pupuk organik cair Golden Harvest berpengaruh nyata dengan tanpa pemberian pupuk organik dan Nutrisi Saputra. Selanjutnya umur pengamatan 41 hst pemberian pupuk organik cair Bio Subur berpengaruh tidak nyata dengan perlakuan lain namun berbeda nyata dengan tanpa pemberian pupuk organik cair, NASA dan Tricho Kompos. Sedangkan pada umur pengamatan 45 hst pemberian pupuk organik cair Golden Harvest pengaruhnya berbeda tidak nyata dengan pemberian pupuk organik cair Teh Kompos, Nutrisi Saputra, Bio Subur, namun berbeda nyata dengan pemberian tanpa pupuk organik cair, dan NASA dan Tricho Kompos. Selanjutnya pada akhir pengamatan yaitu umur 49 hst pemberian pupuk organik cair Golden Harvest berbeda tidak nyata dengan setiap perlakuan kecuali pada pemberian NASA dan tanpa pupuk organik cair berbeda nyata. Sedangkan tinggi tanaman selada terendah pada setiap perlakuan adalah pada perlakuan tanpa pemberian pupuk organik cair.
Tabel 4. Rata-rata bobot kering pupus selada (gram) terhadap pemberian beberapa pupuk organik cair pada umur pengamatan 37-49 hst.

Perlakuan
Umur pengamatan
37 hst
41 hst
45 hst
49 hst
P0 (Tanpa Pupuk Organik Cair)
P1 (Golden Harvest)
P2 (NASA)
P3 (Teh Kompos)
P4 (Nutrisi Saputra)
P5 (Bio Subur)
P6 (Tricho kompos)
1.63 a
6.80 a
4.20 a
2.80 a
2.67 a
4.28 a
3.13 a
1.48 a
5.58 f
2.5   abc
3.1   abcd
3.45 bcde
4.23 def
2.48 ab
1.97   a
10.73 f
3.37   abc
3.42   abcd
4.90   cde
7.90   f
2.53   ab
1.82 a
6.15 g
3.67 bc
3.72 bcd
4.05 bcde
5.02 f
3.30 b
Nilai BNT 5 %

1.62
2.91
0.81
Keterangan : Angka–angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji BNT dengan taraf ά = 5 %
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa pemberian beberapa pupuk organik cair pada setiap pengamatan yaitu pada umur tanaman 41, 45 dan 49 hst menunjukan perbedaan yang nyata dengan tanpa pemberian pupuk organik cair. Pada umur pengamatan 41, 45 dan 49 hst, pemberian pupuk organik cair Golden Harvest sudah mampu menghasilkan bobot kering pupus selada tertinggi. Selanjutnya pada umur pengamatan 41 hst pemberian pupuk organik cair Golden Harvest berbeda tidak nyata dengan pemberian pupuk organik cair Bio Subur, tapi berbeda nyata dengan tanpa pemberian pupuk organik cair, NASA, Teh Kompos, Nutrisi Saputra dan Tricho Kompos. Sedangkan pada umur pengamatan 45 hst pemberian pupuk organik cair Golden Harvest berbeda tidak nyata dengan pemberian pupuk organik cair Bio Subur dan berpengaruh nyata dengan tanpa pemberian pupuk organik cair, NASA, Teh Kompos, Nutrisi Saputra dan Tricho Kompos. Kemudian pada akhir pengamatan yaitu pada umur 49 hst pemberian pupuk organik cair Golden Harvest berbeda sangat nyata dengan tanpa pemberian pupuk organik cair, NASA, Teh Kompos, Nutrisi Saputra, Bio Subur dan Tricho Kompos. Sedangkan bobot kering pupus selada terendah pada setiap pengamatan pada perlakuan tanpa pemberian pupuk organik cair.
Tabel 5. Rata-rata bobot kering akar tanaman selada (gram) terhadap pemberian beberapa pupuk organik cair pada umur pengamatan 37-49 hst.
Perlakuan
Umur pengamatan
37 hst
41 hst
45 hst
49 hst
P0 (Tanpa Pupuk Organik Cair)
P1 (Golden Harvest)
P2 (NASA)
P3 (Teh Kompos)
P4 (Nutrisi Saputra)
P5 (Bio Subur)
P6 (Tricho kompos)
0.12 a
0.68 a
0.52 a
0.30 a
0.42 a
0.70 a
0.17 a
0.12 a
0.93 a
0.47 a
0.35 a
0.28 a
0.67 a
0.30 a
0.13 a
1.10 g
0.25 abcd
0.23 abc
0.25 abcde
0.63 f
0.20 ab
0.11 a
1.10 f
0.22 ab
0.25 abc
0.35 abcd
0.90 f
0.47 bcde
Nilai BNT 5 %


0.17
0.31
Keterangan : Angka–angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji BNT dengan taraf ά = 5 %
Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa pemberian beberapa pupuk organik cair pada setiap pengamatan yaitu pada umur tanaman 45 dan 49 hst menunjukan perbedaan yang sangat nyata dengan tanpa pemberian pupuk organik cair. Pada umur pengamatan 45 dan 49 hst, pemberian pupuk organik cair Golden Harvest sudah mampu menghasilkan bobot kering akar tanaman selada tertinggi. Selanjutnya pada umur pengamatan 45 dan 49 hst pemberian pupuk organik cair Golden Harvest berbeda sangat nyata dengan tanpa pemberian pupuk organik cair, NASA, Teh Kompos, Nutrisi Saputra, Bio Subur dan Tricho Kompos. Sedangkan bobot kering akar tanaman selada terendah pada setiap pengamatan pada perlakuan tanpa pemberian pupuk organik cair.
Tabel 6. Rata-rata bobot basah pupus (fresh wet) selada (gram) terhadap pemberian beberapa pupuk organik cair pada umur pengamatan 37-49 hst.
Perlakuan
Umur pengamatan
37 hst
41 hst
45 hst
49 hst
P0 (Tanpa Pupuk Organik Cair)
P1 (Golden Harvest)
P2 (NASA)
P3 (Teh Kompos)
P4 (Nutrisi Saputra)
P5 (Bio Subur)
P6 (Tricho kompos)
16.63 a
39.45 f
28.15 bcde
25.90 bc
27.42 bcd
34.67 f
22.72 ab
18.23 a
42.35 f
31.02 cd
28.30 bc
32.57 cde
37.63 ef
24.67 b
19.76 a
45.23 f
34.01 cd
31.16 bc
36.16 cde
40.83 ef
27.18 b
31.57 a
71.9   g
56.00 cd
51.02 bc
59.1   de
66.2   f
45.75 b
Nilai BNT 5 %
6.37
6.33
6.69
6.48
Keterangan : Angka–angka yang diikuti oleh huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji BNT dengan taraf ά = 5 %
Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa pemberian beberapa pupuk organik cair pada setiap pengamatan yaitu pada umur tanaman 37, 41, 45 dan 49 hst menunjukan perbedaan yang nyata dengan tanpa pemberian pupuk organik cair. Pada umur pengamatan 37, 41, 45 dan 49 hst, pemberian pupuk organik cair Golden Harvest sudah mampu menghasilkan bobot basah pupus (fresh wet) tanaman selada tertinggi. Sedangkan bobot basah pupus (fresh wet) tanaman selada terendah pada setiap pengamatan pada perlakuan tanpa pemberian pupuk organik cair. Pada umur pengamatan 37 hst pemberian pupuk organik cair Golden Harvest tidak berbeda nyata dengan Bio Subur, namun berbeda nyata dengan tanpa pemberian pupuk organik cair, NASA, Teh Kompos, Nutrisi Saputra, dan Tricho Kompos. Sedangkan pupuk organik cair NASA, Teh Kompos, dan Nutrisi Saputra tidak berbeda nyata. Selanjutnya pada umur pengamatan 41 dan 45 hst pemberian pupuk organik cair Golden Harvest tidak berbeda nyata dengan Bio Subur, tapi berbeda nyata dengan tanpa pemberian pupuk organik cair NASA, Teh Kompos, Nutrisi Sputra dan Tricho Cair. Pada akhir pengamatan, pemberian pupuk organik cair Golden Harvest berbeda sangat nyata dengan tanpa pemberian pupuk organik cair, NASA, Teh Kompos, Nutrisi Saputra, Bio Subur dan Tricho Cair.

KESIMPULAN
1.    Pemberian berbagai macam jenis pupuk organik cair memberikan pengaruh yang nyata terhadap luas daun, jumlah daun, tinggi tanaman, bobot basah pupus (fresh wet), bobot kering akar dan bobot kering pupus pada tanaman selada.
2.    Pemberian pupuk organik cair Golden Harvest memberikan hasil terbaik terhadap luas daun, jumlah daun, tinggi tanaman, bobot basah pupus (fresh wet), bobot kering akar dan bobot kering pupus pada tanaman selada.


DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J. M. 1988. The role of Soil Fauna in Agricultural Systems. Hal. 59 – 112. Ecosystems, C.A. B International, Wallingford, England.
Anonim, 1988. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Cetakan kedelapan. AAK. Yogyakarta.
Anonim, 2007. Tiens Golden Harvest. PT. Singa langit, Jakarta.
Anonim. 2008. Petunjuk Pemupukan. Agromedia pustaka. Jakarta.
Anonimous, 2006. Selada. http://warintek.progressio.or.id/
Buckman H.O and Brady N.C.. 1982. Ilmu Tanah. (Edisi saduran dari The Nature and Properties of Soils terjemahan Soegiman). Bharata Karya Aksara : Jakarta.
Djasli. 2007. Nutrisi Saputra Dongkrak Produksi Sawit. http: // www.medanbisnis.com
Dwijoseputro, D. 1996. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
Dwijoseputro. D. 1999. Pengantar fisiologi tumbuhan. PT. Gramedia Jakarta.
Gardner, F, P, R, B. Pearce dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia. Jakarta.
Goldswothy, P, R dan N. M. Fisher. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Diterjemahkan oleh Ir. Tohari. Msc. PhD. Yogyakarta. Gajah Mada University Press. 874 hal.
Hanolo, W. 1997. Tanggapan Tanaman Selada dan Sawi Terhadap Dosis dan Cara Pemberian Pupuk Cair Stimulan. Jurnal Agrotropika 1(1):25-29.
Hardjadi, S.S. 1993. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia. Jakarta.
Harjadi, S. 1996. Pengantar Agronomi. PT. Meliyana. Jakarta. Sarana Perkasa. 210 hal.
Hardjowigeno, S.1995. Ilmu Tanah. Akademika pressindo. Jakarta
Harjono, 1, 2001. Sayur–Sayur Daun Primadona. CV. Aneka. Solo.
Herman dan Goenadi. 1999. Manfaat Dan Prospek Industri Hayati Di Indonesia.
            Jurnal penelitian dan pengembangan pertanian Vol. 18 (3) : 91 – 97­
Jumin, H.B. 2002. Agronomi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Lakitan, B. 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Lingga. 1995. Petunjuk penggunaan pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta.
Lingga, P. dan Marsono. 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Gramedia. Jakarta. 150 hal.
Marsono dan P. Sigit., 2001. Pupuk akar jenis dan aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan Ynag Efektif. Agomedia pustaka. Jakarta.
Nyapka, M.Y., A.M. Lubis, M.A. Pulung, A.G. Amrah, A. Munawar, G.B. Hong dan N. Hakim, 1998. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung. Lampung.
Pranata, 2004. Pupuk Organik Cair : Aplikasi dan Manfaatnya. Agro media pustaka. Jakarta.
Pracaya, 2002. Bertanam Sayuran Organik. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.
Prihmantoro, H. 1999. Memupuk Tanaman Sayur. Penebar Swadaya, Jakarta.
PT. Singa langit, 2007. Tiens Golden Harvest. Jakarta.
Rinsema. 1983. Pupuk dan cara pemupukan. Penerbit Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
Rosmarkum dan yuwono. 2007. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.
Rubatzky, V.E. dan M. Yamaguchi. 1997. Sayuran Dunia 2. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Rukmana, R. 1994. Bertanam Selada dan Andewi. Kanisius. Jakarta.
Sigit, Paulus dan Marsono. 2001. Pupuk Akar Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suprayitna, 1996. Bercocok Tanam Selada dan Sawi. Gramedia, Jakarta.
Suprayitna, I. 1996. Menanam dan Mengolah Selada Sejuta Rasa. C. V Aneka, Solo.
Sutanto, R. 2006. Penerapan Pertanian Organik. Kaisius. Yogyakarta
Sutedjo, M. M. dan Kartasapoetra A. G. 1991. Pengantar Ilmu Tanah. Rineka Cipta, Jakarta.
Sutedjo, M, M., 1992. Pupuk dan Cara Pemupukan. PT. Rineka. Cipta. Jakarta.
Sutedjo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.
Syarief. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Bandung : Pustaka Buana.
Syarief, S. 1989. Kesuburan Dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Masukkan Komentar di bawah